Nabi Nuh alaihis salam adalah nabi pertama yang pada zamannya turun azab. Banyak pelajaran berharga yang bisa kita teladani dari kisah Nabi Nuh AS, khususnya terkait dengan ketaatan dan kesabaran.
Dahulu ada beberapa orang saleh bernama Wad, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr yang dicintai oleh masyarakat. Ketika mereka wafat, masyarakat bersedih karena merasa begitu kehilangan.
Saat itulah setan membisikkan mereka agar membuatkan patung-patung dengan nama-nama orang saleh itu untuk mengenang mereka. Waktu berlalu, setan kembali membisiki anak cucu mereka sehingga menganggap bahwa patung-patung itu adalah sesembahan mereka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian mengangkat seorang laki-laki di kalangan mereka sebagai nabi dan Rasul-Nya, yaitu Nuh ‘alaihissalam. Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Nuh agar mengajak kaumnya menyembah kepada Allah. dan meninggalkan sesembahan-sesembahan selain-Nya.
Nabi Nuh berdakwah hingga 950 tahun lamanya
Nabi Nuh AS berseru kepada kaumnya:
“Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).” (QS. Al A’raaf: 59)
Maka di antara kaumnya ada yang mengikuti ajakannya, mereka terdiri dari kaum fakir dan dhuafa (lemah). Namun, orang-orang kaya dan kuat menolak, termasuk istrinya dan salah satu anak Nabi Nuh sebagaimana dikisahkan dalam Al Quran.
Artikel terkait: Belajar tentang cinta dan memaafkan dari kisah Nabi Yusuf as
“Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara Kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta.” (QS. Huud: 27)
Meski begitu, Nabi Nuh AS tidak berputus asa mendakwahi kaumnya. Dia tetap berharap kiranya ada di antara mereka yang mau beriman. Waktu demi waktu terus dilaluinya dengan sabar walaupun hanya beberapa orang saja yang mau mengikuti seruannya.
Nabi Nuh AS berdakwah kepada kaumnya dalam waktu yang sangat lama, yaitu 950 tahun sebagaimana yang difirmankan Allah,
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun..” (QS. Al ‘Ankabut: 14)
Namun sedikit sekali yang mau beriman kepadanya. Hingga akhirnya, Beliau mengadu kepada Allah meminta diturunkan azab untuk kaumnya yang bebal.
Nabi Nuh membuat kapal raksasa
Allah kemudian memerintahkan kepada Nabi Nuh untuk membuat kapal, dan mengajarkan kepadanya cara membuat kapal yang baik. Mulailah Nabi Nuh membuat kapal dengan dibantu orang-orang yang beriman.
Setiap kali, orang-orang kafir melewati Nabi Nuh dan pengikutnya, mereka menghina dan mengejek karena melihat Beliau membuat kapal besar di gurun sahara yang tidak ada sungai dan laut. Penghinaan mereka bertambah, ketika mereka tahu bahwa maksud Nabi Nuh membuat kapal adalah untuk menyelamatkan dirinya dan pengikutnya dari azab yang akan Allah timpakan kepada mereka.
Akhirnya, pembuatan kapal pun selesai, Nabi Nuh meminta kepada kaumnya yang untuk menaiki kapal tersebut. Ia juga mengangkut setiap hewan seperti burung, kambing, kuda, ayam dan hewan lainnya sepasang.
Setelah Nabi Nuh AS bersama pengikutnya telah berada di atas kapal, datanglah banjir besar. Langit mencurahkan hujannya dengan deras, mata air di bumi pun mulai memancarkan airnya dengan kuat.
Artikel terkait: Kisah Nabi Adam dan Hawa untuk menemani si buah hati (dilengkapi video)
Ketika kapal mengapung di atas air, Nabi Nuh melihat anaknya yang kafir, ia memanggilnya dan berkata, “Wahai anakku! Naiklah bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” (QS. Huud:42)
Tetapi anaknya menolak ajakannya dan berkata, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari banjir besar!”
Nabi Nuh berkata, “Tidak ada yang melindungi pada hari ini dari azab Allah selain Allah Yang Maha Penyayang.”
Gelombang pun menjadi penghalang antara keduanya; maka anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (QS. Huud : 43)
Saat melihat air membanjiri rumah dan mengalir dengan derasnya, kaum Nabi Nuh yang kafir merasa akan binasa. Mereka mencari tempat-tempat tinggi untuk menyelamatkan diri, tetapi sayang sekali, ternyata banjir itu telah mencapai puncak gunung. Allah Subhanahu wa Ta’ala membinasakan orang-orang kafir dan menyelamatkan Nabi Nuh dan para pengikutnya. Nuh dan pengikutnya pun bersyukur kepada Allah atas keselamatan yang diberikan-Nya.
Kisah Nabi Nuh AS dalam bentuk animasi untuk buah hati
Berikut adalah Kisah Nabi Nuh AS dalam bentuk video animasi yang pas untuk si kecil.
Meneladani ketaatan dan kesabaran Nabi Nuh
Parents, kisah Nabi Nuh AS dalam berdakwah ini mengajarkan kita untuk memiliki sifat sabar meski menghadapi ujian yang tidak mudah. Bahkan, ketika istri dan anaknya sendiri durhaka, Nabi Nuh tetap sabar dan taat pada perintah Allah SWT.
Rukun iman yang keempat adalah beriman kepada para nabi dan rasul utusan Allah. Membacakan kisah para Nabi untuk si Kecil akan membantu mereka belajar tentang rukun iman. Bukan hanya itu, sifat-sifat para Nabi yang mulia juga menjadi contoh yang baik anak-anak.
Sumber: Kisah Muslim
Baca juga:
Ajak Anak Belajar Kesabaran dan Perjuangan Hidup Lewat Kisah Nabi Muhammad SAW