Sleep paralysis atau lebih dikenal dengan istilah ‘ketindihan’ pernah dialami oleh setiap orang ketika mereka tidur. Jenis gangguan tidur ini pun kerap terjadi pada ibu hamil. Dilansir dari forum Sleep Deprivation, kebanyakan dari ibu hamil mulai mengalami sleep paralysis ketika mereka mengandung. Namun, beberapa di antara mereka pun pernah mengalami gangguan tidur ini sebelum hamil tetapi keadaan semakin parah saat masa kehamilan.
Ketindihan saat hamil, penyebab dan cara mengatasinya
Ketindihan atau sleep paralysis merupakan keadaan di mana seseorang tiba-tiba sadar dari tidurnya, tetapi seluruh badan terasa sulit bergerak. Saat fase tersebut terjadi, biasanya orang yang mengalami sleep paralysis juga sulit untuk berbicara untuk sekadar meminta bantuan. Seluruh tubuh terasa kaku dan bagaikan lumpuh secara mendadak.
Kondisi ini biasanya dihubungkan dengan hal-hal mistis. Banyak yang salah paham mengenai sleep paralysis ini, bahwa keadaan sulit bergerak tersebut diakibatkan oleh hantu yang menindih badan Anda ketika tidur.
Padahal sebenarnya, sleep paralysis merupakan kondisi medis yang normal dan terbilang tidak berbahaya dan akan hilang dalam beberapa menit. Tapi bagi sebagian orang, sleep paralysis akan menjadi pengalaman traumatis karena membuat tubuh seakan tidak berdaya.
Penyebab Sleep Paralysis terjadi
Sleep paralysis terjadi akibat fungsi otak dan tubuh tidak selaras ketika tidur. Hal ini terjadi karena kita terbangun ketika siklus REM (Rapid Eye Movement) belum benar-benar selesai, sehingga mengakibatkan keadaan setengah sadar saat keadaan tubuh belum sepenuhnya siap untuk bangun.
Kondisi inilah yang membuat tubuh bisa terasa kaku sampai tidak bisa bergerak seperti ketindihan.
Belum ada penelitian yang pasti mengapa seseorang bisa terbangun tiba-tiba saat siklus REM masih berlangsung. Namun, biasanya sleep paralysis diakibatkan oleh beberapa faktor berikut:
- Kurang tidur
- Pola tidur yang tidak teratur
- Tidur terlentang
- Stres dan banyak pikiran
- Narkolepsi, atau gangguan pada sistem syaraf yang memengaruhi pola tidur seseorang.
Artikel terkait: 7 Tanda masalah tidur pada anak yang sering tidak disadari orangtua
Sleep paralysis pada ibu hamil, mengapa bisa terjadi?
Sleep paralysis yang terjadi pad ibu hamil biasanya diakibatkan oleh perubahan hormon, hal ini memiliki efek yang cukup signifikan pada kualitas tidur Bunda.
Hormon penting selama kehamilan seperti estrogen dapat memengaruhi kualitas tidur karena cenderung bisa membuat pembuluh darah lebih besar dari biasanya, sehingga kondisi tersebut pun dapat mengurangi jumlah siklus REM.
Selain itu, kondisi tersebut juga dapat menyebabkan pembengkakan atau kram pada kaki, hidung tersumbat, sampai mengganggu pernapasan saat tidur.
Secara umum, sleep paralysis pun lebih sering menghampiri ibu hamil di trimester ketiga. Pasalnya, siklus tidur cenderung mudah terganggu pada trimester akhir tersebut. Maka dari itu, seperti yang dilansir dari Verywell Health, ibu hamil rentan mengalami berbagai permasalahan yang mengganggu kualitas tidur mereka seperti sesak napas, kram, sakit punggung, mimpi buruk, termasuk sleep paralysis.
Artikel terkait: Susah tidur nyenyak saat hamil? Ikuti tips berikut agar Bumil bisa lelap sampai pagi!
Ciri-ciri Anda mengalami sleep paralysis
Ciri utama Anda mengalami gangguan tidur ini adalah perasaan di mana Anda sepenuhnya sadar tapi merasa sulit untuk bergerak dan berbicara. Biasanya, keadaan lingkungan sekitar akan terlihat gelap sehingga Anda mungkin kesulitan membedakan apakah sudah sepenuhnya sadar ataukah masih dalam keadaan tidur.
Hal-hal yang dirasakan ketika mengalami episode sleep paralysis di antaranya:
- Sulit bernapas, dan terkadang terasa seperti ada beban yang menekan bagian dada
- Mampu menggerakkan mata, atau bahkan membuka mata dan melihat keadaan sekitar meski dalam keadaan kabur
- Merasakan sensasi bahwa ada seseorang bersama Anda. Inilah salah satu alasan mengapa gangguan ini sering dikaitkan dengan hal-hal mistis, karena seseorang yang mengalaminya cenderung mengalami halusinasi
- Merasa ketakutan. Beberapa orang berkeringat berlebih dan jantung berdegup kencang saat mengalami kondisi ini.
Lamanya sleep paralysis yang dialami akan berbeda pada setiap orangnya. Ada yang hanya berlangsung beberapa detik, dan ada pula yang dalam hitungan menit. Episode ini akan menghilang dengan sendirinya dan tubuh akan bisa bergerak dengan normal, tetapi mungkin Anda akan merasa cemas untuk kembali tidur setelahnya.
Mengatasi dan mencegah masalah ketindihan atau sleep paralysis
Kondisi susah bergerak akibat sleep paralysis akan sembuh dengan sendirinya. Maka dari itu, ketika Bunda mengalami sleep paralysis, usahakan untuk tetap tenang. Karena tubuh biasanya akan semakin terasa kaku apabila Anda berusaha untuk melawan keadaan. Tetap tenang dan tarik napas perlahan, biarkan tubuh Anda rileks dan merasakan sensasi ketindihan tersebut menghilang dengan sendirinya. Setelah tubuh Anda sedikit rileks, cobalah gerakan jemari secara perlahan sampai Anda mampu bergerak kembali.
Untuk mencegah kondisi sleep paralysis yang berulang, Bunda bisa melakukan beberapa hal berikut ini:
- Makan makanan bergizi dan hindari minuman yang memiliki kandungan kafein tinggi
- Membuat jadwal tidur yang teratur. Hindari banyak tidur di siang hari, karena kegiatan tersebut biasanya membuat Anda sulit tidur pada malam hari
- Tenangkan diri sebelum tidur. Hindari tidur dalam keadaan stres atau banyak pikiran
- Buatlah suasana kamar senyaman mungkin
- Hindari tidur terlentang yang terlalu lama
- Anda bisa menggunakan bantal hamil agar tidur lebih nyaman
Artikel terkait: Bahaya tidur telentang saat hamil yang harus diwaspadai ibu
Jenis gangguan tidur seperti sleep paralysis memang merupakan keadaan medis normal dan tidak berbahaya. Namun, apabila Anda mengalami sleep paralysis dalam waktu lama dan terus-menerus, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi ke dokter ya, Bunda.
***
Referensi: NHS, Verywell Health, Hallo Sehat
Baca juga: