5 Kiat Mendidik Anak Saat Pandemi Agar Mental Sehat, Jangan Sampai Salah!

Ketahui gejala dan cara mendidik anak selama pandemi agar kesehatan mentalnya tetap terjaga.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Stres hanyalah berlaku bagi orang dewasa, siapa bilang? Faktanya, isu kesehatan mental anak saat pandemi mengemuka. Hal ini terungkap dalam Virtual Media Discussion bertajuk 'Kesehatan Mental Anak dan Remaja di Masa Pandemi' bersama Rumah Sakit Pondok Indah pada Selasa (29/6) lalu.

Pandemi yang telah berlangsung lebih dari 1 tahun, suka tak suka mengubah lini kehidupan manusia. Manusia diharuskan untuk mengkarantina diri di rumah dan menarik diri dari lingkungan sosial. Pun anak-anak, mereka melakukan pembelajaran jarak jauh dan tidak bertemu teman sebaya atas dasar kesehatan.

Hal ini diamini dalam sebuah penelitian yang dilakukan sepanjang Maret-April 2021 terhadap 1.000 warga Amerika Serikat dengan anak usia 2 hingga 24 tahun yang harus berdiam di rumah. Mereka menyebutkan bahwa isolasi sosial menjadi hal yang paling dirasakan dampaknya pada anak (30%).

Pembelajaran jarak jauh (27%), screen time pada gadget meningkat (22%), ketakutan akan virus (11%), kurangnya aktivitas fisik (7%), serta terpapar berita negatif (3%) menjadi hal yang dianggap tidak sehat bagi mental anak.

Gejala Kesehatan Mental Anak yang Harus Diwaspadai

Dalam wrbinar tersebut, tak ditampik isu kesehatan mental pada anak dan remaja bisa menjadi krisis berikutnya jika orangtua tidak menyikapinya dengan baik. Lebih lanjut, dr. Anggia Hapsari, Sp.KJ (K) selaku dokter spesialis kedokteran jiwa konsultan psikiatri anak dan remaja RS Pondok Indah memaparkan sejumlah gejala adanya gangguan pada kesehatan mental anak:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Sulit tidur dan makan
  • Mimpi buruk
  • Cenderung menarik diri dan menjadi pribadi agresif
  • Sakit pada fisik tanpa sebab yang jelas
  • Ketakutan ditinggal sendiri
  • Jadi sangat bergantung pada orangtua
  • Timbul ketakutan baru
  • Kehilangan minat atau hobi
  • Mudah sedih dan menangis dibanding biasanya

Artikel terkait: A-Z Retardasi Mental, Dulu Dikenal Sebagai ‘Keterbelakangan Mental’

Kiat Mendidik dan Menjaga Kesehatan Mental Anak Saat Pandemi

Di hari biasa saja, mendidik anak sudah menjadi sesuatu hal yang menantang. Adanya pandemi yang belum usai barang tentu akan semakin menambah tantangan yang ada. Namun, bukan berarti Anda sebagai orangtua tidak bisa menyiasatinya. Yuk lakukan deretan kiat berikut agar mental anak tetap sehat.

1. Jaga Suasana Hati

Penting bagi Ayah dan Bunda untuk menjaga mood Anda berdua agar tetap tenang dan bahagia. Bayangkan kalau orangtua panik, akan seperti apa jadinya anak yang belum memahami semua hal di dunia sepenuhnya.

Saat anak mulai menunjukkan gejala stres dan sedih, coba ajak anak merangkum memori yang membuatnya bahagia. Misalnya ketika liburan keluarga atau saat ia dibelikan mainan favorit. Tumbuhkan kreativitas yuk Parents agar anak senantiasa bahagia!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Ciptakan Kebiasaan Seperti Sebelum Ada COVID-19

Saat masa normal, Anda tentu memiliki kebiasaan bukan? Nah, pastikan kebiasaan ini tetap berjalan kendati ada pandemi yang kini tengah melanda. Di kala pandemi, anak pasti akan melekat pada gawai. Wajar saja, ia tidak bisa beraktivitas di luar rumah dan bertemu teman-teman seperti biasa.

Kendati demikian, hal ini harus dikontrol. Bagi anak yang sudah bersekolah dan memiliki kewajiban, buatlah jadwal kapan ia bisa memainkan gawainya. Jangan sampai gawai malah mengganggu kegiatan belajarnya.

Artikel terkait: Jangan Diabaikan, Ini Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental sejak Dini

3. Kenali Karakteristik Anak

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Adalah hal penting untuk orangtua memahami seperti apa sih kriteria anak? Secara umum, terdapat 3 tipe karakteristik anak antara lain:

  • Easy Child: Tipe ini memiliki mood yang baik, mudah beradaptasi dengan rutinitas atau suasana baru.
  • Slow to Warm Up Child: Anak ini sedikit lebih sulit beradaptasi dengan suasana baru, membutuhkan banyak dorongan, dan cenderung lebih mudah menangis. Bisa dibilang, tipe ini dimiliki anak yang pemalu. 
  • Difficult Child: Kesulitan beradaptasi dan bingung akan perubahan. Suasana hati cenderung negatif sehingga mood harus terjaga. Sayangnya, tipe anak ini seringkali dicap anak nakal, padahal tidak demikian.

Dengan mengetahui karakteristik anak, orangtua akan lebih paham harus apa untuk mengelola si kecil saat berinteraksi. Terlebih, Anda akan lebih sering menghabiskan waktu di rumah saja.

4. Susun Jadwal

Walaupun di rumah saja, kondisikan keseharian seperti biasa. Susunlah jadwal kegiatan keluarga dan juga anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tentukan kapan anak bangun tidur, sekolah daring, dan kapan waktunya ia beristirahat. Pastikan keseimbangan antara belajar dan bermain dengan orangtua terjaga dengan baik ya, Parents. Hal ini agar anak tidak didera stres. Jangan lupa juga memberikan reward dan pujian ketika anak mampu menyeimbangkan hari-harinya.

5. Lingkungan Sehat Itu Penting

Tak kalah penting, ciptakan lingkungan fisik dan emosional yang sehat. Untuk ini, terapkan prinsip 3R alias Reassurance, Routinity, dan Regulation. 

Dengan adanya kepastian, rutinitas, dan regulasi teratur akan membuat anak merasa aman dan nyaman menghabiskan waktu di rumah saja. Ingat, orangtua bahagia akan menghasilkan anak yang bahagia.

Parents, semoga informasi ini bermanfaat dan kesehatan mental anak saat pandemi di Indonesia senantiasa terjaga.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

id.theasianparent.com/gangguan-mental-anak

id.theasianparent.com/penyintas-covid-19-alami-gangguan-mental

id.theasianparent.com/toxic-masculinity