Cegah stillbirth, 3 langkah menjaga kesehatan bumil ini wajib dilakukan

Agar tidak terjadi stillbirth atau janin meninggal dalam kandungan, berikut merupakan tips menjaga kesehatan hamil menurut pakar yang bisa dilakukan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kondisi bayi lahir mati atau stillbirth termasuk ke dalam kategori unexplained. Artinya, penyebab pasti bayi meninggal dalam kandungan sebenarnya belum diketahui secara pasti. Meski demikian, bukan berarti kondisi ini tidak dapat dicegah. Beberapa langkah pencegahan agar tidak terjadi stillbirth tentu saja dengan memastikan kondisi kesehatan hamil yang prima.

Bagaimana langkah menjaga kesehatan pada masa kehamilan yang perlu dilakukan?

Artikel terkait: 3 Faktor penyebab janin meninggal dalam kandungan, Bunda perlu waspada

Beberapa tips menjaga kesehatan hamil agar tidak terjadi stillbirth

Menurut World Health Organization (WHO), bayi meninggal dalam kandungan atau stillbirth merupakan bayi yang lahir tanpa tanda kehidupan ketika kandungan berusia 28 minggu atau lebih.

Dalam beberapa kasus stillbirth, ada juga bayi yang meninggal pada saat proses persalinan berlangsung. Namun, presentase untuk kondisi tersebut terbilang kecil.

Jika dilihat sesuai masa kehamilannya, kondisi stillbirth bisa diklasifikasikan menjadi:

  • Jika meninggal pada 20 – 27 minggu disebut kondisi stillbirth awal
  • 28 – 36 minggu disebut kondisi stillbirth akhir
  • Setelah 37 minggu disebut kondisi stillbirth

Belum ada penelitian mengenai penyebab pasti terjadinya bayi meninggal dalam kandungan. Namun, beberapa kemungkinan berikut ini bisa meningkatkan risiko terjadinya stillbirth seperti:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Gangguan plasenta
  • Riwayat kesehatan ibu hamil
  • Cacat lahir
  • Bayi terlilit tali pusat
  • Kurangnya nutrisi dan paparan lingkungan yang tidak sehat

Artikel terkait: Jangan salah! Keguguran dan stillbirth tidak sama, ini perbedaan dan cara mencegahnya

Tips menjaga kesehatan agar tidak terjadi stillbirth

Menjaga kesehatan hamil agar tidak terjadi stillbirth sebenarnya sama dengan menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Hal ini selaras dengan penjelasan Dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr. Kanadi Sumapraja, SpOG (K), MSc, dari Rumah Sakit Pondok Indah, Pondok Indah.

Ia menjelaskan, menerapkan gaya hidup sehat dan pola makan merupakan hal dasar untuk mencegah terjadinya permasalahan kehamilan yang bisa meningkatkan risiko terjadinya stillbirth.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun, yang perlu diperhatikan lebih dalam adalah, apabila Bumil memiliki kelainan spesifik.

Jadi, menjaga kesehatan hamil agar tidak terjadi stillbirth bisa menerapkan pola hidup yang disesuaikan kondisi tubuh masing-masing. Bukan hanya mencegah stillbirth, pola hidup sehat sesuai kondisi tubuh juga merupakan fondasi untuk menciptakan kehamilan yang sehat secara keseluruhan.

“Tentu yang diperhatikan lebih cermat, jika ibu memiliki kelainan spesifik seperti jantung, berapa batasan aktivitas yang dilakukan, dan sebagainya. Untuk menjaga kesehatan selama kehamilan, yang kami (dokter) soroti adalah menyarankan ibu hamil untuk menjalani pola hidup sehat sesuai kondisi masing-masing,” ungkap Kanadi kepada theAsianparent beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut, beberapa tips menjaga kesehatan kehamilan agar tidak terjadi stillbirth di antaranya adalah:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Perhatikan asupan nutrisi

Untuk asupan nutrisi ibu hamil, dokter Kanadi menjelaskan, “Kandungan nutrisi pokok yang dibutuhkan ibu hamil adalah karbohidrat, lemak, serta protein. Apabila ibu tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pokok tersebut, tentunya akan menimbulkan konsekuensi terhadap pertumbuhan janin. Tidak hanya itu, ini juga bisa berujung pada kematian.”

Asupan nutrisi dan gizi seimbang sangat penting untuk kesehatan ibu hamil. Karena pada dasarnya, jika Bumil dalam keadaan kekurangan nutrisi atau malnutrisi, ia tidak akan bisa memenuhi kebutuhan pokok janin. Konsekuensinya, risiko janin meninggal dalam kandungan sangat tinggi.

dr. Kanadi juga mengingatkan kalau menjaga kesehatan dengan memerhatikan asupan dan nutrisi perlu dilakukan sejak merencanakan kehamilan.

  • Pahami ritme pergerakan janin

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mengetahui ritme pergerakan janin bisa membantu mendeteksi apabila bayi berhenti bergerak seperti biasanya secara tiba-tiba. Meski demikian, dokter Kanadi juga menjelaskan bahwa ritme pergerakan janin ini bersifat subjektif.

Ada yang menyebutkan, bayi cenderung lebih aktif di malam hari. Namun, tidak semua janin mengalami atau memiliki ritme pergerakan yang sama. Pasalnya, ada juga yang dinamakan distraksi.

Seorang ibu yang memiliki aktivitas padat di siang hari, mungkin tidak akan sadar dengan pergerakan janin karena dia berkonsentrasi pada hal lain. Jadi, dia lebih bisa mendengar atau merasakan gerakan janin di malam hari.

Di sisi lain, janin juga dinilai akan lebih pasif bergerak ketika dia sedang tertidur. “Saat janin sedang tertidur, denyut jantungnya cenderung flat. Namun, jika diberikan rangsangan vibroakustik (getaran atau suara), jika keadaan janin baik, maka biasanya dia juga akan terstimulasi atau kembali bergerak.”

“Ketika otak bayi mampu menerima stimulasi dengan baik dan meresponnya, berarti keadaannya sehat,” lanjut Kanadi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Oleh karena itu, tak ada salahnya jika Bunda bisa mengidentifikasi, kapan waktu janin yang paling aktif.

  • Rutin kontrol ke dokter

Selanjutnya, hal yang perlu dilakukan adalah memeriksakan diri ke dokter secara rutin dan disesuaikan dengan kondisi atau riwayat kesehatan masing-masing ibu hamil. Jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter untuk memantau kondisi kehamilan. Maka, apabila terjadi masalah pada kehamilan, bisa dideteksi sejak dini dan diberikan penanganan yang tepat.

Itulah tiga tips menjaga kesehatan hamil yang bisa Bumil lakukan agar tidak terjadi stillbirth.

Artikel terkait: Cegah stillbirth hingga stunting, ini alasan wajib melakukan pemeriksaan kehamilan!

Lalu, apabila seorang ibu memiliki riwayat stillbirth berikutnya, apakah risiko terjadi stillbirth kembali bisa meningkat? Adakah langkah pencegahan yang khusus untuk dilakukan?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, dokter Kanadi menjelaskan, “Jika dilihat dari statistik, risiko terjadinya stillbirth kembali memang ada dan wajar. Akan tetapi, Apabila faktor stillbirth dapat diketahui dan dapat dikendalikan, maka seharusnya kemungkinan ibu mengalami stillbirth kembali dapat dikurangi. Sejauh dapat mengendalikan faktor risikonya.”

Di sisi lain, dokter Kanadi juga memaparkan bahwa langkah pencegahan yang perlu dilakukan tetaplah sama.

“Baik ibu yang sudah mengalami stillbirth atau tidak, gaya hidup sehat merupakan fondasi utama untuk menjaga kesehatan hamil. Sekali lagi, yang dokter soroti adalah menyarankan ibu hamil untuk menjalani pola hidup sehat sesuai kondisi kesehatan masing-masing,” tutupnya.

***

Artikel ini telah ditinjau oleh dr. John Arianto Sondakh, SpOG, M.Kes

Baca juga:

Bayi lahir stillbirth karena kondisi medis langka, ibu ini berikan peringatan