Jangan Dilakukan, 9 Kesalahan yang Bisa Menghancurkan Pernikahan!

Berakibat fatal, kesalahan ini sering kali tidak disadari!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada beberapa kesalahan istri terhadap suami yang bisa memicu pertengkaran, bahkan menghancurkan keharmonisan dalam pernikahan.

Ketika menghadapi masalah dalam pernikahan, bertengkar dengan suami, seringkali istri mencari tahu penyebabnya dari luar. Mencari-cari kesalahan suami, faktor lingkungan, atau bahkan curiga ada orang ketiga.

Padahal tanpa disadari, justru sikap istri sendiri yang kadang menjadi penyebabnya. Ada beberapa kesalahan istri terhadap suami yang perlu diwaspadai karena bisa berakibat buruk bagi hubungan.

Berikut 9 Kesalahan Istri Terhadap Suami yang Bisa Menghancurkan Pernikahan

1. Menggunakan kata-kata yang menyakitkan 

Mulutmu adalah harimaumu. Peribahasa ini sangat sesuai karena kata-kata lebih tajam dari pisau. Sekali kata-kata tajam itu diucapkan dan menyakiti perasaan, tidak bisa kembali lagi. 

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) itu bukan hanya kekerasan fisik yang dilakukan suami kepada istri. Istri juga bisa melakukan KDRT pada suami dalam bentuk kekerasan verbal.

Perlu diingat bahwa pria juga memiliki perasaan meski jarang ditunjukkan. Suami juga bisa terluka hatinya jika istri selalu berkata-kata menyakitkan. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Alih-alih menggunakan kata-kata sebagai senjata, gunakan kata-kata itu sebagai obat penyembuh untuk menghibur, mendorong, dan menyemangati suami. 

Artikel terkait: Wajib tahu! Ini jenis kekerasan dalam rumah tangga yang sering kali tidak disadari

2. Ekspektasi yang tidak realistis

Bunda berharap suami menjadi sosok yang sempurna dan bisa melakukan segalanya? Atau berharap si Kecil menjadi anak super yang selalu bisa dibanggakan.  Dengan begitu, Bunda bisa merasa bahagia?

Ayolah bangun. Ini kenyataan, bukan mimpi. Jangan menaruh harapan yang berlebihan pada satu orang. Mengharapkan pasangan atau anak-anak untuk membuat Anda bahagia itu tidak realistis. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dan yang terpenting, lihatlah diri sendiri. Temukan cara untuk merasa lengkap dan bahagia sebagai pribadi, bukan menggantungkan kebahagiaan pada orang lain.

3. Tidak menghargai pendapat suami

Pernyataan sarkastik dan kritik yang berlebihan akan membuat suami merasa diserang dan tidak dihargai. Akibatnya, suami akan jadi tertutup dan menarik diri. Lalu dia akan mencari pelarian di tempat lain, yang lebih bisa menghargainya. 

Dengarkan suami ketika ia berbicara dan jangan menyela. Jika ingin bertanya, tunggu sampai suami selesai berbicara. Cara lain untuk menunjukkan rasa hormat adalah dengan menunjukkan ekspresi wajah antusias seolah-olah dia adalah pusat perhatian Anda.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Ingin pernikahan langgeng? Jangan lupakan 5 hal sederhana ini

4. Membicarakan keburukan suami di depan teman atau keluarga

Ketika Bunda membicarakan keburukan suami atau menjelek-jelekkannya di depan teman dan keluarga, sama saja dengan membunuh karakter suami di depan mereka.

Setelah Bunda berbicara buruk tentang suami, mereka tidak akan pernah melihat suami Bunda dengan cara yang sama lagi. Mereka akan melihatnya sebagai pribadi yang buruk sesuai yang diceritakan itu. 

Teman dan keluarga yang terus-menerus dijejali cerita buruk tentang suami, akan ikut membenci suami meski tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Karena ketika terjadi konflik, tentu mereka akan berusaha melindungi pihak istri dan menyarankan untuk berpisah. Bahkan meskipun Anda dan suami sudah berbaikan. Akibatnya, hal ini akan menjadi bumerang yang dapat menghancurkan pernikahan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

5. Kesalahan istri terhadap suami yang jarang disadari: menahan gairah seks

Pria dan wanita memang diciptakan berbeda. Mungkin istri lebih membutuhkan kedekatan emosional, tapi suami membutuhkan kedekatan fisik melalui keintiman seksual. Ini yang perlu dipahami agar tidak terjadi keretakan hubungan. 

Ketika istri menolak untuk memenuhi kebutuhan biologisnya, suami bisa-bisa merasa istri tidak peduli atau tidak menghargai kebutuhannya. Aneh? Memang demikianlah adanya. Suami perlu terhubung dengan istri pada tingkat fisik, terlepas istri berminat atau tidak.

Coba bayangkan, bagaimana rasanya jika Ayah tidak mau berbicara dengan Bunda selama tiga hari? Bagaimana kalau seminggu? Bagaimana jika dia tidak berbicara selama sebulan penuh? Rasanya tidak adil dan mengesalkan bukan? Itulah yang dirasakan suami jika istri tidak memberikan apa yang dia butuhkan, yaitu seks.

6. Melemahkan otoritas suami, tetapi menuntut dia bertanggung jawab penuh

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ini adalah sebuah paradoks. 

Dalam organisasi apapun harus ada pemimpin, seseorang yang bertanggung jawab, termasuk dalam rumah tangga. Jika Bunda menganggap Ayah adalah kepala rumah tangga, maka jangan lemahkan otoritasnya sebagai pemimpin. 

Sangat mudah untuk bersikap kritis terhadap orang yang bertanggung jawab, dan untuk berpikir bahwa Anda bisa melakukannya dengan lebih baik. Yang sulit adalah ketika saatnya untuk mengambil tanggung jawab itu.

Alih-alih menyalahkan suami ketika tidak berhasil, bantulah dia tanpa merendahkannya.

Artikel terkait: Hati-hati, inilah usia pernikahan yang rawan konflik dan perpisahan!

7. Selalu berwajah muram seolah tidak pernah bahagia

Salah satu cara tercepat untuk menghancurkan pernikahan adalah dengan menghabiskan seluruh waktu untuk bermuram durja, memasang wajah menyedihkan. Siapa yang akan senang jika melihat pasangannya selalu bermuka masam setiap kali bertemu?

Setiap orang bertanggung jawab atas kebahagiaannya masing-masing, termasuk istri. Hanya Anda yang bisa membuat diri Anda bahagia. Jika Anda percaya bahwa kebahagiaan berasal dari orang lain atau memiliki hal-hal atau keadaan eksternal, maka Anda tidak akan pernah bahagia.

Setiap orang pernah marah atau frustasi, tapi bukan berarti kita harus mengekspresikan setiap emosi lalu menyalahkan orang lain atas keadaan. Kita punya pilihan dalam menghadapi situasi buruk tersebut, terbawa emosi atau menyelesaikannya.

8. Lebih mementingkan karir daripada pernikahan

Menghabiskan waktu di tempat kerja dapat membuat seorang istri terlena sehingga melupakan hak suami dan anak-anak atas waktunya. Karena itu, penting menjaga keseimbangan antara kehidupan pernikahan dan pekerjaan.

Banyak wanita jatuh ke dalam perangkap ini karena mereka ingin fokus pada karir mereka. Mungkin sulit untuk meluangkan waktu bersama suami ketika istri bekerja penuh waktu. Namun, jika Anda serius ingin mempertahankan pernikahan, Bunda harus menemukan cara untuk membuatnya berhasil.

9. Kesalahan istri terhadap suami yang paling fatal: selingkuh

Ini sangat jelas. Selingkuh, siapapun pelakunya, dapat menghancurkan pernikahan. Dalam bergaul, pahami batas-batas yang tidak boleh dilewati supaya tidak berakhir menjadi perselingkuhan. Ingat, bukan hanya suami yang akan terluka jika ini terjadi. Anak-anak juga akan merasakan dampak buruknya.

****

Itulah kesalahan istri terhadap suami yang wajib diingat dan dihindari jika ingin bangunan pernikahan runtuh. Semoga kita bisa mengambil pelajaran ya, Bunda.

Sumber: pairedlife

Baca juga:

Konflik Rumah Tangga Tidak Selalu Buruk, Ini Penjelasan Psikolog

5 Kesalahan Dalam Pernikahan yang Paling Sering Dilakukan Pasutri

4 Kesalahan Umum Keuangan Keluarga yang Bisa Hancurkan Pernikahan