Kerokan Saat Hamil, Bolehkah untuk Bumil dan Apa Saja Bahayanya?
Ibu hamil tidak dianjurkan untuk kerokan, karena dapat memicu kontraksi dini.
Orang-orang di Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan kerokan yang biasanya dilakukan untuk mengatasi masalah masuk angin. Namun, bagaimana dengan kerokan saat hamil, apakah boleh dilakukan?
Menurut dr. Eunike Kiki M. Sitompul, secara medis efektivitas kerokan untuk kesehatan masih membutuhkan banyak penelitian lebih lanjut. Meskipun memang kerokan dapat membantu menghilangkan nyeri sementara saat terjadi tegang otot dan nyeri kronis.
Artikel terkait : Bolehkah ibu hamil pakai koyo? Apa efek sampingnya bagi janin?
“Kerokan bekerja dengan melebarkan pembuluh darah di area yang dikerok, sehingga panas tubuh keluar. Selain itu, kerokan dipercaya dapat melepaskan faktor-faktor anti peradangan di dalam tubuh yang kemudian bekerja mengobati penyakit terkait seperti demam, asma, nyeri leher, dan lainnya,” jelas Eunike.
Terkait kerokan saat hamil, ternyata hal tersebut tidak dianjurkan khususnya ketika usia kehamilan trimester 1. Alangkah lebih baik, apabila ibu hamil merasakan keluhan akibat badan pegal dan sakit, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan agar mendapatkan perawatan yang tepat.
Dilansir dari laman Beborganic, kerokan juga salah satu praktek pengobatan Tiongkok yang disebut Gua Sha (juga dikenal sebagai scraping, coining, atau spooning), telah ada selama ribuan tahun untuk menggerakkan chi tubuh dan menyembuhkan berbagai macam masalah.
Daftar isi
Kerokan saat Hamil
Selain itu, menurut dr. Seprini Timurtini Limbong, kerokan saat hamil pun tidak boleh dilakukan saat memasuki usia kehamilan trimester ketiga. Atau dalam rentang waktu sebelum 37 minggu kehamilan.
“Jika dikeroknya tidak sampai berdarah-darah tidak apa-apa, boleh saja. Hanya harus hati-hati pada saat memasuki usia trimester ketiga kehamilan,” jelas dr. Seprini.
“Apabila dikerok terutama pada bagian belikat dan pinggang, hal itu bisa memicu hormon oksitosin. Hal itu berisiko menyebabkan kontraksi dini,” imbuhnya menjelaskan.
Kondisi tersebut dapat terjadi pada saat usia kehamilan masih belum menginjak 37 minggu. Sementara itu, apabila kerokan saat hamil dilakukan setelah melewati usia kehamilan tersebut, maka kemungkinannya boleh dilakukan.
Selain itu, kerokan saat hamil juga harus dilakukan secara hati-hati. Tak luput, penggunaan minyak atau balsem saat kerokan juga harus diperhatikan dosis penggunaannya.
Artikel terkait: Sering masuk angin? Ini obat alami yang ampuh untuk mengatasinya
Bahaya Kerokan saat Hamil
Dikutip dari Baby Centre, saat sedang hamil atau tidak di dalam tubuh kita memang terdapat angin, bahkan Rata-rata kita buang angin sekitar 15 kali sehari.
Saat ibu sedang hamil trimester pertama angin dalam tubuh akan lebih berasa dari biasanya, sehingga menyebabkan lebih sering bersendawa atau buang angin. Karena itulah, terkadang ibu hamil butuh melonggarkan pinggang untuk meredakan kembung.
Kerokan merupakan prosedur yang relatif aman, namun ada beberapa bahaya kerokan yang perlu diperhatikan, yaitu:
- kerokan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil di permukaan kulit sehingga menimbulkan memar.
- Jika terjadi perdarahan saat kerokan, dapat meningkatkan risiko penyakit yang menular melalui luka, bersihkan alat penggores, baik sebelum maupun sesudah digunakan.
- Jika memiliki gangguan pembekuan darah, atau baru saja dioperasi dalam 6 minggu terakhir, kerokan juga sebaiknya dihindari agar tidak menimbulkan efek samping yang merugikan kesehatan
Cara ini hanya membuat pembuluh darah yang sudah tidak berfungsi dengan baik atau yang sudah mengandung CO2, mengeluarkan uap-uap polusi dalam darah, lalu membuat orang yang dikerok merasa lebih baik. Bahkan, bisa menyebabkan pembuluh darah pecah, yang pada akhirnya menyebabkan sakit lebih parah.
Jika mengalami sakit leher, Bunda bisa melakukan pijatan. Pijatan dapat merelaksasikan ketegangan otot dan saraf, sedangkan dikerok hanya membuat pembuluh darah semakin melebar.
Dengan metode pijat Bunda dapat mengurangi proses peradangan yang ada. Efek kerjanya hampir sama dengan efek yang diberikan obat antinyeri, seperti aspirin.
Bila kondisi tak segera membaik meski tubuh sudah dikerok atau dipijat, Anda bisa mengkonsultasikan keadaan tersebut kepada dokter.
Dipijat Lebih Baik Daripada Kerokan saat Hamil
Ketika kerokan tidak dianjurkan untuk ibu hamil, Seprini menyarankan cara lain pada ibu hamil apabila sedang tidak enak badan atau mengalami gangguan kesehatan, yaitu dengan cara dipijat. Dengan pijatan, ibu hamil akan merasa lebih nyaman.
“Daripada kerokan, lebih baik ibu hamil dipijat biasa saja, karena kerokan berisiko memecahkan pembuluh darah kapiler. Apabila kerokan terlalu dalam, bisa memicu terjadinya infeksi kulit selulitis,” ungkapnya.
“Kalau ibu hamil tidak enak badan dan usia kehamilan tidak memungkinkan untuk kerokan, lebih baik minum vitamin dan makan buah. Namun, rekomendasi vitamin harus dari ahli kandungan, bukan yang dibeli bebas,” sarannya.
Artikel terkait: Bolehkah Ibu Hamil Dipijat untuk Meredakan Pegal? Simak Aturannya, Bun!
Pengalaman Kerokan Saat Hamil
Inilah beberapa pengalaman Bunda kerokan saat hamil:
Pengalaman dari bunda Cherry’s Mom yang disampaikan di forum komunitas theAsianparent menyatakan bahwa bukan kerokannya yang tidak boleh sebenernya, tapi seberapa (besar) kerokannya itu. Menurutnya, kalau hanya kerokan hanya tipis-tipis dan bukan di bagian punggung perut atau pinggul tidak ada masalah asal juga, selama tidak sampai berdarah-darah atau dalam banget.
Sedangkan Mamah Joya di komunitas theAsianparent juga menambahkan “kalau saya selama hamil pernah kerokan sekali, tapi hanya sampai punggung tengah, kalau ke bawah-bawah ndak berani,cuma sekali aja saat Trimester pertama karena memang bener-bener mabok masuk angin, sekarang Trimester 3 alhamdulillah masuk angin udah gak kerokan,paling badan dilabur sama minyak telon.”
Supaya tidak terjadi efek samping kerokan yang parah, Bunda bisa menyiapkan dan memperhatikan hal-hal berikut:
- Bersihkan koin atau media gores yang akan digunakan, minimal dengan sabun dan air mengalir.
- Menggunakan minyak atau lotion saat kerokan dan untuk mengurangi cedera.
- Sesuaikan kekuatan menggores dengan memperhatikan ambang nyeri orang yang sedang dikerok.
- Hindari kerokan apabila mengalami operasi dalam 6 minggu terakhir.
- Hindari kerokan apabila memiliki gangguan pembekuan darah.
- Hindari kerokan apabila mengonsumsi atau mendapatkan obat pengencer darah.
Hubungi dokter umum atau bidan Anda jika ketidaknyamanan berubah menjadi sakit parah atau kram.
Pertanyaan Populer Terkait Kerokan saat Hamil
Apakah bumil trimester 1 boleh kerokan?
Terkait kerokan saat hamil, ternyata hal tersebut tidak dianjurkan khususnya ketika usia kehamilan trimester 1. Alangkah lebih baik, apabila ibu hamil merasakan keluhan akibat badan pegal dan sakit, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan agar mendapatkan perawatan yang tepat.
Bolehkah ibu hamil kerokan di pundak?
Daripada kerokan, lebih baik ibu hamil dipijat biasa saja, karena kerokan berisiko memecahkan pembuluh darah kapiler. Apabila kerokan terlalu dalam, bisa memicu terjadinya infeksi kulit selulitis.
Mengapa ibu hamil tidak boleh Kerokan di Leher?
Cara ini hanya membuat pembuluh darah yang sudah tidak berfungsi dengan baik atau yang sudah mengandung CO2, mengeluarkan uap-uap polusi dalam darah, lalu membuat orang yang dikerok merasa lebih baik. Bahkan, bisa menyebabkan pembuluh darah pecah, yang pada akhirnya menyebabkan sakit lebih parah.
Itulah informasi terkait kerokan saat hamil, jangan lupa Bunda juga harus sering konsultasi dengan dokter apabila mengalami keluhan tertentu saat hamil. Semoga bermanfaat.
***
Artikel telah diupdate oleh: Kalamula Sachi
Wind and bloating in pregnancy
https://www.babycentre.co.uk/a562886/wind-and-bloating-in-pregnancy
HOW TO GUA SHA FOR PREGNANCY AND BABY
https://www.beborganic.com/blogs/journal/gua-sha-for-mommy-and-me
Baca juga :
Waspada bahaya kerokan, bisa memicu stroke hingga kontraksi dini