Cerita Tragis Kepala Bayi Tertinggal dalam Rahim, Sang Ibu pun Meninggal Dunia

Apa yang bisa menyebabkan hal ini terjadi?

Menanti kelahiran si kecil tentu  menjadi salah satu momen paling mendebarkan. Terlebih jika mengingat ada beragam risiko yang bisa dialami ibu atau pun janin saat proses melahirkan. Bahkan, ada kasus yang bisa berujung pada kepala bayi tertinggal di rahim.

Peristiwa tragis inilah yang menimpa Greeta Devi bersama bayi perempuannya yang baru saja dilahirkan.

Sama seperti orangtua lainnya, kelahiran si kecil menjadi momen mendebarkan dan telah dinanti-nanti. Namun siapa sangka, impian bisa mendekap buah hati justru berujung malapetaka yang merenggut nyawa ibu dan bayi.

Kronologi Kejadian Kepala Bayi Tertinggal di Rahim

Apa yang terjadi pada perempuan asal India tahun 2015 silam ini sangat ironi. Greeta Devi meninggal pada hari Minggu dini hari setelah melewati proses persalinan yang sulit.

Perempuan berusia 32 tahun ini awalnya dirawat di rumah sakit pemerintah di Shahjahanpur, Uttar Pradesh, India utara, pada Sabtu malam setelah dia mengeluh sakit akan melahirkan.

Geeta pun menjalani persalinan pertamanya di rumah sakit tersebut. Dalam prosesnya, dokter yang menangani menarik tubuh bayi dengan cukup keras. Akibatnya pun sangat fatal, kepala si bayi justru tertinggal di dalam rahim.

Tim dokter di rumah sakit tersebut gagal membantu persalinan bayi sehingga tak dapat lahir selamat.

suami Geeta menggendong jenazah bayinya

Menurut penuturan suami Geeta, istrinya kemudian dibiarkan begitu saja tanpa tindakan medis lebih lanjut. Dokter tidak berusaha mengeluarkan kepala anaknya yang masih tertinggal. Geeta pun dikirim ke rumah sakit pemerintah lain dengan kondisi kepala bayi masih dalam rahimnya.

Di rumah sakit kedua, di Bareilly, tim dokter akhirnya berhasil mengangkat kepala bayi yang tertinggal. Tetapi sayang, mereka tidak dapat menyelamatkan nyawa ibu malang itu.

Suaminya, Hemant, 40, dari Sadar Bazar, di Shahjahanpur, menyatakan bahwa peristiwa tragis itu terjadi karena kesalahan para dokter yang menangani Geeta pertama kali.

Artikel terkait: Kepala bayi ini terputus saat lahir, inikah risiko persalinan forcep?

Kesalahan Prosedur

“Ini adalah kesalahan para dokter. Pertama, mereka menarik badan bayi namun kepalanya masih tertinggal di dalam. Lalu mereka meminta kami untuk membawa istri saya ke rumah sakit lain dan meninggalkan kami begitu saja,” ujar Hemant, seperti dikutip Dailymail.

“Akhirnya kepala si bayi bisa dikeluarkan dari kandungan istri saya di sebuah rumah bersalin setempat, namun nyawa istri saya tidak bisa diselamatkan,” lanjut Hemant.

Wakil Kepala Inspektur Kepolisian Shahjahanpur, K G Yadav, mengatakan rumah sakit itu tidak dilengkapi dengan fasilitas memadai untuk menangani persalinan yang begitu rumit. Dia mengatakan, “Rumah sakit tidak memiliki perlengkapan medis yang memadai dan karenanya pasien dirujuk ke rumah sakit lain.”

“Para dokter tidak mampu menangani situasi darurat ini dan karena kelalaian mereka, kepala bayi tertinggal di dalam ibu.” Yadav menambahkan bahwa stafnya sedang menyelidiki dokter mana yang bertugas saat itu.

“Investigasi telah dimulai dan begitu nama-nama dokter yang bertanggung jawab keluar, tindakan tegas akan segera diambil,” katanya.

Hakim Distrik Shahjahanpur, Shubhra Saxena, telah mengonfirmasikan penyelidikan atas kelalaian mengerikan yang terjadi di rumah sakit pemerinrah tersebut.

Insiden Kepala Bayi Tertinggal Terjadi di NTT

Tak hanya di India, kejadian kepala bayi tertinggal dalam rahim juga belum lama ini terjadi di Indonesia. Seorang perempuan asal Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur melahirkan bayi prematur dalam keadaan leher patah dan kepalanya tertinggal.

Kejadian bermula saat perempuan berinsial EK diduga kelelahan dan keguguran ketika sedang ke toilet. Ia pun berusaha melahirkan bayinya sendiri dengan cara menarik bayi hingga kepalanya putus.

Insiden tersebut terjadi pada belum lama ini (12/7/2020) sekitar pukul 10.00 WITA. Menurut kerabatnya, sebelum kejadian, pada hari Sabtu (11/7/2020), EK ikut ke sebuah acara yang dihelat saudaranya.

Sekitar jam 7 malam, EK ini pulang ke rumah bersama kakak iparnya dengan berjalan kaki. Ketika itu ia berjalan menuju ke rumah dengan menggendong anaknya yang berusia 3 tahun dalam kondisi hamil besar.

Setibanya di rumah, EK mengaku kelelahan dan merasa ingin buang air kecil. Saat sedang di toilet itulah, ia justru merasa janin yang dikandungnya akan lahir.

Karena panik dengan situasi tersebut, EK justru melahirkan bayi dengan caranya sendiri. Akibatnya, bayi yang dilahirkan mengalami leher patah dan kepalanya tertinggal dalam rahim.

Menghindari Kejadian Serupa

Insiden kepala bayi putus saat dilahirkan mungkin saja terjadi jika posisi kepala tidak mendekati jalan lahir. Kondisi ini lazimnya disebut sungsang.

Bumil yang mengalami hamil sungsang hingga mendekati waktu persalinan umumnya lebih dianjurkan untuk melakukan caesar.

Artikel terkait : Penyebab Bayi Sungsang dan Cara Mengatasinya

Dalam kondisi sungsang, persalinan dengan metode caesar dianggap lebih aman dan minim risiko komplikasi dibanding persalinan normal.

Jika bayi sungsang tetap dilahirkan secara normal, janin berisiko alami cedera lahir, contohnya seperti leher patah atau kepala bayi putus sehingga tertinggal dalam rahim. Tak hanya itu saja, melahirkan bayi sungsang dengan cara normal juga lebih memakan waktu lebih lama sehingga menyebabkan ibu kelelahan.

Untuk mencegah hal ini terjadi, penting bagi ibu hamil untuk selalu memantau kondisi si kecil dalam perut, sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan. Terutama di waktu trimeseter akhir. Hal ini bertujuan untuk mencegah segala risiko yang mungkin dialami ibu dan bayi sebelum lahir. 

Peristiwa kepala bayi tertinggal di rahim yang dialami seorang ibu ketika persalinan memang  sebuah kenyataan yang tidak ingin dialami oleh siapa pun juga. Dengan informasi kesehatan yang dimiliki, harapannya kejadian bisa dihindari.

 

Baca juga:

7 Langkah untuk Persalinan Lebih Mudah

Penulis

Titin Hatma