Waspada Kejang Demam pada Anak, Kapan Harus Dibawa ke Dokter?
Ketahui penjelasan mengenai kemungkinan komplikasi, faktor risiko, dan kondisi daruratnya berikut ini.
Demam merupakan salah satu gejala tubuh si kecil terkena penyakit atau infeksi tertentu. Sayangnya, untuk beberapa kasus ada yang bayi yang mengalami demam hingga kejang. Kondisi tersebut disebut juga kejang demam anak yang bisa terjadi karena berbagai hal.
Demam yang ikuti oleh kejang umumnya seperti diiringi gerakan menyentak di lengan dan tungkai. Dalam kondisi tertentu, si kecil pun kerap kehilangan kesadaran.
Bagi sebagian orangtua, menyaksikan anak demam sambil diiringi kejang tentu akan menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Padahal, tak semua kondisi kejang demam ini bisa membahayakan, Parents.
Artikel Terkait : Selain kurangi stres dan tangisan, ini 4 manfaat stimulasi multisensori untuk tumbuh kembang anak
Gejala Kejang Demam Anak
Dikutip dari laman IDAI, kejang demam anak bisa diartikan sebagai kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh 38 derajat Celsius atau lebih yang disebabkan proses di luar otak.
IDAI menyebutkan kalau tanda khas dari kondisi ini adalah demamnya mendahului kejang, pada saat kejang anak masih demam, dan setelah kejang anak langsung sadar kembali.
Biasanya si kecil juga akan mengalami mata mendelik, kaku-kelojotan, dan lidah tergigit, hingga menyebabkan penurunan kesadaran. Hal inilah yang kemudian memunculkan kepanikan yang dirasakan sebagai Parents.
Kondisi ini bisa terjadi selama kurang dari 2 menit. Namun, ada juga kondisi si kecil yang bisa mengalaminya lebih lama. Lalu, biasanya kondisi ini tidak berulang selama 24 jam.
Si kecil akan kembali sadar setelah kejang sudah mereda. Ia pun bisa langsung kebingungan atau merasa lelah. Parents, kondisi ini disebut juga dengan kejang demam anak sederhana.
Namun, pada beberapa kasus ada juga yang disebut kejang demam kompleks. Biasanya kondisi ini dialami oleh anak yang merasakannya hingga 15 menit atau terjadi lebih dari satu kali selama 24 jam.
Kondisi ini pun kerap terjadi pada salah satu bagian tubuh saja. Sebagian besar kejang demam terjadi pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. Kejang dan demam bisa berulang terjadi, khususnya bagi bayi di bawah 15 bulan.
Artikel Terkait : Sejauh mana faktor keturunan pengaruhi perkembangan anak? Ini penjelasan para ahli
Penyebab Kejang Demam
Sayangnya, kondisi ini belum diketahui penyebab pastinya, Parents. Namun, umumnya kondisi demam yang menimbulkan kejang pada anak dipicu oleh beberapa kondisi seperti :
- Setelah melakukan imunisasi pada beberapa anak
- Infeksi akibat virus dan bakteri
- Umumnya rentan terjadi pada anak usia 12-18 bulan dibandingkan anak yang kebih besar
- Memiliki riwayat kejang demam di keluarga
Artikel Terkait : 7 Trik pilih tontonan berkualitas untuk si kecil, Parents jangan sampai keliru
Apakah ada komplikasinya?
Tenang Parents, kejang demam sederhana biasanya tidak akan menimbulkan dampak berbahaya. Kondisi ini tidak akan menyebabkan kerusakan otak atau cacat mental.
Komplikasi yang mungkin terjadi di kemudian hari ialah kejang berulang. Risikonya akan lebih tinggi bisa mengalami beberapa hal ini :
- Usia si kecil kurang dari 18 bulan saat mengalami kejang demam pertama
- Antara demam awal dengan kejang mengalami jeda yang singkat
- Kejang demam terjadi pertama kali saat susu tubuh tidak terlalu tinggi
- Memiliki anggota keluarga dengan riwayat kejang demam
Seorang anak yang pernah mengalami kondisi ini memang bisa berisiko epilepsi di kemudian hari. Namun, risiko ini biasanya akan terjadi pada anak yang mengalami kejang demam kompleks.
Artikel Terkait : Perkembangan sosial anak jauh lebih penting ketimbang nilai A, ini alasannya!
Kapan harus ke dokter?
Saat si kecil mengalami kondisi ini, sebaiknya orangtua tidak langsung meraskan panik. Namun, ada beberapa kondisi yang harus tetap Anda perhatikan, Parents.
Pada kondisi tertentu, sebaiknya segera bawa anak ke IGD. Beberapa gejala yang menandakan ia harus segera mendapat perawatan, antara lain :
- Mengalami kejang lebih dari 5 menit
- Leher lebih kaku dari biasanya
- Mengalami sesak napas
- Muntah-muntah
- Terlihat sangat mengantuk
Artikel Terkait : Perut bayi sering kembung? Ini penyebab dan cara mengatasinya
Parents, bila si kecil mengalami berbagai gejala di atas, sebaiknya segera bawa ia untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Semoga informasi di atas bisa bermanfaat.
Baca Juga :
Bayi Demam Karena Tumbuh Gigi, Apa Bedanya dengan Demam Biasa?