Apakah ia baru saja menyentuh pahanya? Ah… mungkin tidak sengaja. Wahana itu bergerak begitu cepat; namun ia merasakannya lagi dan lagi di bagian tubuh lainnya. Kejahatan seksual pada anak bisa terjadi di mana saja, termasuk wahana permainan!
Kejahatan seksual pada anak terjadi di wahana permainan Universal Studio, Singapura
Dikutip dari Yahoo News Singapura, seorang gadis asal Singapura berusia 12 tahun pergi ke Universal Studio bersama temannya. Lalu ia memilih wahana “Revenge of the Mummy” dengan kedua orang temannya. Seorang berkebangsaan India lalu duduk di sisi kanannya.
Wahana ini sejenis rollercoaster indoor yang dioperasikan dalam kondisi cahaya redup. Pada awalnya, rollercoaster itu bergerak perlahan lalu berhenti sebelum mengubah kecepatannya secara drastis. Pada saat inilah, gadis itu merasa lelaki di sampingnya menyentuh bagian pahanya.
Ia mencoba melupakan apa yang terjadi pada wahana tersebut, namun gadis malang ini sudah cukup merasa trauma. Disentuh secara tidak sopan sebanyak lima kali termasuk payudaranya.
Lalu gadis itu menceritakan pengalaman malangnya ini kepada temannya dan melapor kepada seorang staff dari Universal Studio yang kemudian dikembangkan menjadi laporan kepolisian di hari yang sama.
Kejahatan seksual pada anak di Universal Studio membuat pelaku dipenjara
Pada tanggal 28 Februari, Rohit Kumar Joshi dinyatakan bersalah dan divonis 9 bulan hukuman penjara. Hakim Distrik, jasvender Kaur mengungkapkan, “Ia hanya seorang gadis malang yang menaiki wahana tersebut untuk bersenang-senang namun berakhir menjadi korban kejahatan seksual pada anak.”
Menurut laporan dari Wakil Jaksa Penuntut Umum, Muhammad Taufiq Suraidi, “Korban kemudian menyilangkan kedua tangganya di depan dadanya untuk mencegah lelaki itu menyentuhnya kembali.”
Bagaimana ajarkan anak untuk melawan tindak kejahatan seksual pada anak?
Yang paling menyedihkan dari kasus pelecehan seksual pada anak ini adalah gadis tersebut tak memiliki jalan keluar lain hingga wahana itu terhenti; dan lelaki tersebut mengambil peluang tersebut untuk melecehkannya.
Menjijikannya lagi, sang pelaku kejahatan seksual pada anak ini memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi. Dan juga merupakan seorang ayah dari anak perempuan yang baru saja terlahir ke dunia!
Di Singapura sendiri, kasus seperti ini sedang marak terungkap belakangan ini, dan merupakan peringatan bagi para orang tua untuk memberikan pemahaman mengenai predator seksual yang berkeliaran di luar sana.
Lalu bagaimana cara menghindarkan kejadian tragis ini kepada anak-anak kita kelak?
- Ajarkan mereka mengenali pelecehan seksual: Bagaimana cara mereka mengetahui bahwa mereka sedang dilecehkan? Memahaminya bisa diawali dengan memberikan edukasi seksual sejak dini. Tidak ada yang boleh melihat, memegang atau menyentuhnya kecuali orangtuanya. Jelaskan juga pada mereka mengenai ‘sentuhan baik’ dan ‘sentuhan jahat’.
- Melaporkan pelecehan seksual: Apakah ini terjadi karena kesalahanku sendiri? Apakah saya akan merasa malu dan dihukum jika menceritakannya kepada orang lain? Begitulah pertanyaan umum yang menghantui korban pelecehan seksual. Orang tua harus meyakinkan mereka bahwa mereka tidak akan mendapatkan masalah apabila menceritakan hal tersebut kepada orang lain.
Mungkin anak-anak akan dibujuk untuk mempercayai orang lain atau pelaku untuk menikmati ‘pelecehan seksual’ tersebut. Namun, mereka juga harus paham bahwa orang-orang yang memintanya untuk merahasiakan sesuatu dari orangtua mereka tidaklah bisa dipercaya!
Penghormatan dan penghargaan merupakan hak setiap orang; tidak ada tubuh atau pakaian yang ‘mengundang’ tindakan pelecehan seksual, tidak ada yang layak melakukan atau menerima pelecehan seksual.
Jika Anda menemui salah satu dari pelaku pelecehan seksual, tidak ada cara lain selain untuk ungkapkan, permalukan dan laporkan!
Baca juga:
Cara mendeteksi anak mengalami pelecehan seksual, cacat ya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.