Kedelai jadi bahan yang biasa ditemukan dalam menu makanan orang Asia. Protein yang terkandung dalam kedelai telah merasuk dalam rantai makanan manusia sejak 5000 tahun lalu.
Tahun 2014 lalu tersiar kabar, bahwa dua pria berusia 19 dan 60 tahun melaporkan pembesaran payudara (gynecomastia) dan disfungsi ereksi setelah mengkonsumsi kedelai dalam jumlah tertentu. Gangguan yang mereka alami berangsur hilang setelah berhenti mengonsumsi kedelai.
Logikanya, bahan makanan ini mengandung isoflavon, yang dapat menurunkan kadar hormon testosteron dan meningkatkan kadar hormon estrogen.
Sedangkan hormon estrogen adalah hormon seks wanita. Jadi muncul asumsi bahwa makan kedelai akan membuat pria jadi feminin. Namun benarkah demikian?
Artikel terkait: Susu Tempe, Kreasi Susu Nabati Bikinan Seorang Ibu Berkat ‘The Power of Kepepet’
Apa kata ahli tentang kedelai?
Prof. Hardinsyah, MS. PhD, Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, membantah dugaan itu. Ia melakukan uji coba terhadap beberapa ekor tikus jantan yang diberi makan bahan makanan ini selama beberapa waktu.
“Hasilnya tetap jantan, tuh. Tak ada tanda perubahan kalau tikus-tikus jantan itu jadi betina,” ujar Hardinsyah.
Setelah diusut kembali, ternyata si pria 19 tahun menderita diabetes tipe I dan mengonsumsi soya dalam jumlah besar sebagai sumber protein. Sedangkan pria 60 tahun mengalami pembesaran payudara setelah mengonsumsi 3 liter susu soya setiap hari selama 6 bulan.
Apakah terlalu banyak mengonsumsi bahan pembuat tahu dan tempe adalah penyebab kelainan yang mereka alami? Belum ditemukan kabar tentang penelitian terbaru mengenai fenomena langka ini.
Sementara itu, tiga penelitian di Jepang membuktikan kalau isoflavon tidak berpengaruh pada sperma pria. “Secara umum, soya tak berpengaruh pada kejantanan,” tambah Hardinsyah.
Fakta lain yang sebaiknya Anda percaya, soya mengandung isoflavon yang baik untuk kesehatan jantung. Selain itu, bahan pembuat tempe ini mengandung asam amino yang baik untuk tubuh. Baik juga untuk pria karena bisa membantu mencegah kanker prostat.
Nah, Ayah, sekarang Anda bisa makan tempe, tahu atau kecap dengan tenang deh.
Referensi : kompashealth, HuffingtonPost
Baca juga :
Kedelai menjadi salah satu bahan makanan yang dapat dengan mudah ditemukan dalam menu makanan orang Asia. Protein yang terkandung dalam tanaman jenis polong polongan ini telah memasuki rantai makanan pada manusia sejak 5000 tahun yang lalu. Akan tetapi beredar kabar bahwa tanaman tersebut dapat menyebabkan laki laki menjadi feminim. Lantas, benarkah kabar tersebut? Yuk cari tahu penjelasannya dalam ulasan ini.
Berita Yang Beredar
Pada tahun 2014 yang lalu, dua orang laki laki berusia 19 dan 60 tahun melaporkan jika pada badan mereka terjadi pembesaran payudara (gynecomastia) dan juga disfungsi ereksi. Dimana hal tersebut disebabkan karena terlalu banyak mengkonsumsi tanaman jenis polong polongan ini dalam jumlah tertentu. Akan tetapi gangguan yang mereka alami berangsur menghilang saat mereka tidak mengkonsumsi tanaman kacang tersebut.
Jika dipikirkan dengan logika, tanaman jenis polong polongan tersebut mengandung isoflavon yang dapat menurunkan kadar hormon testosteron dan meningkatkan kadar hormon estrogen. Padahal hormon estrogen merupakan hormon yang dimiliki oleh perempuan. Sehingga memunculkan asumsi bahwa mengkonsumsi tanaman kacang tersebut akan membuat laki laki menjadi feminim.
Kata Ahli Pakar Gizi dan Pangan
Mendengar kabar tersebut, Prof. Hardinsyah, MS. PhD Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia membantah dugaan tersebut. Beliau juga telah melakukan uji coba terhadap beberapa ekor tikus jantan yang telah diberikan makanan dari tanaman kacang tersebut selama beberapa hari. Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut, menyebutkan bahwa tikusnya masih tetap jantan.
Penyebab Terjadinya Pembesaran Payudara
Setelah diusut kembali laporan yang diberikan oleh dua laki laki tersebut. Ternyata diketahui jika pria yang berusia 19 tahun ternyata memiliki diabetes tipe I dan mengkonsumsi susu soya dalam jumlah yang besar sebagai sumber protein. Sedangkan untuk pria berusia 60 tahun mengalami pembesaran payudara setelah ia mengkonsumsi 3 liter susu soya setiap hari selama 6 bulan. Namun dari fenomena langka tersebut belum diketahui apa penyebab pastinya.
Penelitian Lebih Lanjut
Selain pernyataan Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia, juga ada 3 peneliti asal Jepang yang melakukan penelitian untuk membuktikan isoflavon tidak memiliki pengaruh terhadap sperma laki laki. Bapak Hardinsyah juga menambahkan jika secara umum, kedelai tidak memiliki pengaruh terhadap kejantanan seorang pria. Selain itu, isoflavon ternyata baik untuk kesehatan jantung.
Terjadinya pembesaran payudara dan disfungsi ereksi pada pria yang terlalu banyak mengkonsumsi soya, tentu saja perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apa penyebab utamanya. Pasalnya kandungan yang terdapat pada soya dipercaya memberikan banyak manfaat untuk tubuh, baik itu untuk pria maupun wanita. Oleh karena itu setelah membaca ulasan ini, bagi Anda para pria tidak perlu khawatir lagi jika ingin mengkonsumsi soya ataupun olahan lainnya.