Setiap tanggal 17 November diperingati sebagai World Prematurity Day di seluruh dunia. Hari ini didedikasikan untuk para bayi yang terlahir kurang bulan atau bayi prematur. Tahukah Parents apa saja kebutuhan dasar dari bayi prematur?
Prof. Dr. dr Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A (K) dari RS Pondok Indah Jakarta menjelaskan bahwa bayi prematur adalah semua bayi yang lahir dengan usia gestasi atau kandungan kurang dari 37 minggu.
Kategori bayi prematur dibagi lagi menjadi empat, yaitu:
- Extremely Preterm (lahir pada usia 28 minggu)
- Very Preterm (29-31 minggu)
- Moderately Preterm (22-34 minggu)
- Late Preterm (35-36 weeks).
Dalam kasus tertentu, bayi prematur diharuskan untuk mendapatkan perawatan khusus di Neonatal Intensive Care Unit (NICU).
Artikel Terkait: 11 Fakta Tentang Persalinan Prematur yang Wajib Bunda Ketahui
Apa Saja Kebutuhan Dasar dari Bayi Prematur?
1. Kehangatan & Kenyamanan
Menurut dr. Rinawati, bayi prematur membutuhkan beberapa hal. Pertama adalah kehangatan dan kenyamanan seperti dalam rahim ibunya.
“Di dalam kandungan bayi nyaman dan hangat, jadi setelah keluar perlu dipeluk tidak jauh-jauh dari ibunya. Yang terbaik untuk perawatan bayi prematur adalah Kangaroo Mother Care atau Perawatan Metode Kangguru (PMK) yang meniru binatang kangguru,” dr. Rinawati menjelaskan.
PMK disebut juga dengan kontak kulit dengan kulit (skin to skin). Metode ini bisa dilakukan oleh ibu bayi langsung atau oleh anggota keluarga sehat lainnya secara bergantian. Caranya adalah bayi telanjang diletakkan di dada ibu, tepat di antara kedua payudara sehingga kontak dengan kulit pinggul bayi dengan posisi fleksi (frog position) dan disanggah dengan kain penggendong.
PMK dapat membuat bayi lebih tenang, menaikkan berat badan bayi prematur, serta mempermudah pemberian ASI dan meningkatkan keberhasilan menyusui.
2. Nutrisi Adalah Kebutuhan Dasar Bayi Prematur
Berbeda dengan bayi yang lahir cukup bulan, bayi prematur memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih tinggi. Organ tubuh mereka yang belum sempurna juga memiliki laju metabolic yang tinggi dan memiliki alergi dan intoleransi makanan tertentu.
“Di satu sisi bayi harus tumbuh pesat mengejar ketinggalan, tapi banyak hambatan, kembung, tidak bisa minum ASI, dan lain-lain,” ungkapnya.
Oleh karena itu, bayi prematur harus mendapatkan nutrisi yang mencukupi agar dapat tumbuh dengan baik. Ibu bisa segera memberikan ASI untuk bayi. Pemberian makanan kepada bayi prematur dapat menggunakan pipa nasogastris hingga ia menguasai gerakan mengisap dan menelan dengan baik.
Artikel Terkait: 5 Hal Penting Tentang Kelahiran Bayi Prematur
3. Pencegahan Infeksi
Bayi prematur juga sangat rentan infeksi kuman dan bakteri karena sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang sempurna. Oleh karena itu, mereka yang mengasuh bayi prematur harus memperhatikan betul kebersihan lingkungannya.
4. Bantuan Napas
Memiliki paru-paru yang belum berkembang sempurna, tak jarang bayi prematur harus menggunakan alat tertentu yang membantu jalan napasnya. Mengutip dari Alodokter, bayi prematur dapat menggunakan alat bantu pernapasan ventilator yang disambungkan ke selang tipis dan dimasukkan ke saluran napas bayi melalui hidung atau mulut.
Selain ventilator ada pula alat bantu napas lainnya seperti Continous Positive Airway Pressure (CPAP) yang disambungkan dengan selang kecil masuk ke dalam hidung.
Artikel Terkait: Komplikasi Jangka Pendek dan Panjang yang Rawan Dialami Bayi Prematur, Parents Perlu Tahu!
Bagaimana Cara Mencegah Kelahiran Prematur?
Terlepas dari adanya beberapa faktor medis seperti penyakit tertentu yang membahayakan ibu dan janin jika tak segera dilahirkan, dr. Rinawati juga menjelaskan ada cara untuk mencegah terjadinya kelahiran prematur.
“Kalau mau hamil, disiapkan. Jadi bukan cuma finansial, tapi fisik ibu. Persiapan tak hanya waktu sudah hamil, tapi sebelum hamil supaya tidak terlambat. Kalau mau kehamilan mulus, lahir bayi sehat, siapkan kehamilan sebaik mungkin,” paparnya.
Menurut dokter spesialis anak konsultan neonatologi itu, sebelum hamil ibu bisa melakukan skrining untuk mengurangi risiko bayi lahir prematur.
Salah satunya dengan mengobati penyakit menular yang menjangkiti ibu sebelum merencanakan kehamilan seperti HIV, Hepatitis B & C, Sifilis, dan Malaria. Penyakit tersebut bisa berpengaruh terhadap kelahiran prematur.
“Faktanya 48% ibu hamil di Indonesia kurang zat besi. Nutrisinya tersedot banyak, ibunya kurus gizinya tidak bagus, ke anaknya juga jadi tidak optimal, berpengaruh juga ke ASI. Maka dilihat kebutuhan ibu zat besi cadangannya cukup atau tidak, multinutriennya cukup atau tidak. Mengandung butuh kalori, energi, 2-3x lebih besar dari biasanya,” sambung dr. Rinawati.
***
Itulah beberapa hal yang perlu Parents ketahui tentang kebutuhan dasar bayi prematur dan cara untuk mencegah kelahiran prematur dari dokter spesialis anak. Semoga informasi ini dapat bermanfaat, ya!
Baca Juga:
Manfaat tak terduga ASI pada bayi prematur, penelitian ini mengungkapnya
Penelitian Terkini: Lahir Prematur Tak Pengaruhi Kecerdasan Bayi