Kasus penganiayaan anak kembali terjadi. Baru-baru ini, masyarakat dihebohkan dengan kasus penganiayaan yang diterima oleh seorang balita malang di Denpasar, Bali.
Balita yang masih berusia 2,5 tahun itu dikabarkan mengalami patah tulang di bagian paha hingga kaki dan luka-luka serius di bagian leher serta tubuhnya.
Detail kasus penganiayaan anak di Denpasar
Dilansir dari Kompas.com, balita berinisial KMW itu menjadi korban kekerasan yang dilakukan pacar ibunya sendiri pada Kamis (21/11/2019) malam.
Awalnya, KMW dititipkan pada tersangka saat sang ibu hendak mengantarkan anak adiknya ke rumah orangtuanya. Lalu KMW menangis dan tersangka tidak bisa menenangkannya.
Akhirnya, tersangka pun emosi dan mulai menganiaya balita malang tersebut.
“Dari keterangan kakek korban, bahwa anak tersebut dipukul oleh pacar ibunya,” ujar Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Denpasar AKP Josina Lambiombir, Kamis (28/11).
Josina kemudian menerangkan bahwa peristiwa itu terjadi di sebuah indekos pacar ibu korban berinisial A di sekitar Jalan Teuku Umar Barat, Denpasar.
“Pelaku sudah ditangkap. Alasannya karena pada saat korban ditinggalkan di tempat kosnya, anak itu menangis dan dia tidak bisa menenangkan anak itu, dia marah kemudian memukul dan menginjak kaki korban,” tuturnya.
Korban kasus penganiayaan anak mengalami patah tulang dan luka yang cukup serius
Akibat penganiayaan yang dilakukan tersangka, korban pun dikabarkan mengalami patah tulang di bagian paha hingga kaki dan luka-luka serius di bagian leher serta tubuhnya.
“Lukanya ada patah di kakinya paha sampai kaki, luka di leher kemudian ada bekas kuku di bagian tubuhnya. Patah karena diinjak dan sudah diakui pelaku,” terang Josina.
Saat ini korban tengah menjalani perawatan di RSUP Sanglah, Denpasar. Kondisi fisik dan psikologi korban pun berangsur membaik. Ia mulai bisa bermain dengan boneka mainannya dan diajak berkomunikasi.
Ali Wijaya selaku kakek korban mengatakan keluarga bersyukur karena kondisi KMW sudah membaik, baik fisik dan psikologinya.
Meskipun di tubuh mungilnya masih ditemukan sejumlah bekas penganiayaan. Namun hal itu sudah jauh berkurang dibandingkan saat baru dibawa ke rumah sakit.
“Kondisi fisik dan traumanya sudah berkurang, sudah mendingan lah dari kemarin-kemarin. Sudah bisa diajak komunikasi. Di paha masih ada bekas biru, tapi sudah berkurang sekarang, enggak separah kemarin-kemarin,” ungkap Ali.
Tersangka kasus penganiayaan anak diancam pasal kekerasan terhadap anak
Josina mengatakan bahwa pelaku penganiayaan KMW akhirnya diserahkan oleh warga ke rumah kakeknya pada Rabu (27/11/2019) pukul 03.00 WITA. Laki-laki yang sehari-harinya bekerja sebagai koki itu dibawa ke kantor polisi.
“Sudah jadi tersangka, dijerat dengan pasal 76 c jo pasal 80 ayat 2 kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan anak luka berat. Ancaman hukuman maksimal 5 tahun,” ujar Josina.
Tips menitipkan anak pada orang lain
Kasus kekerasan pada anak dapat dilakukan oleh siapa saja. Baik itu oleh keluarga, saudara, atau kerabat terdekat anak.
Untuk itu, bila Anda memiliki kesibukan di luar dan terpaksa harus meninggalkan Si Kecil pada orang lain. Maka pertimbangkan beberapa poin penting berikut ini:
A. Cari orang yang tepat
Hati-hatilah saat hendak memilih seseorang yang akan Anda titipi Si Kecil. Pertimbangkan kekosongan waktunya, tanggung jawabnya terhadap pekerjaan, pengalamannya dalam menjaga anak, dan lain sebagainya.
Hal ini sangat penting sekali untuk menjaga keamanan dan kenyamanan Si Kecil.
Ingatlah bahwa menjaga seorang anak adalah tanggung jawab yang besar. Untuk itu, berikan tanggung jawab ini pada orang yang benar-benar Anda percaya dan bisa melakukannya.
B. Berikan penjelasan aturan dan kebiasaan anak yang rinci
Saat Anda hendak menitipkan anak pada seseorang, maka berikan jelaskan aturan dan kebiasan anak yang rinci. Ini akan mempermudahnya dalam menjaga anak Anda.
Misalnya, kapan dia makan, bagaimana merayunya ketika dia menangis, alergi apa yang ia miliki, dan lain sebagainya. Meski Anda mungkin berpikir ini sedikit berlebihan, tetapi ini lebih baik dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
C. Tetap menjaga etika dalam menitipkan anak
Meskipun Anda mungkin akan menitipkan anak pada keluarga, orangtua, atau kerabat terdekat. Namun jangan pernah melupakan etika dalam menitipkan anak.
Hampiri anak ketika Anda telah selesai mengurus kesibukan di luar dan jangan lupa untuk mengajarinya mengucapkan terima kasih pada orang yang telah menjaganya.
Dengan begitu, keluarga, orangtua, atau kerabat Anda akan merasa dihargai dan memperlakukan anak Anda dengan baik dilain waktu.
Baca juga
Kekerasan Terhadap Anak – Anda pun Bisa Jadi Pelakunya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.