Viral Kasus Pembantaian Kucing, Ini Bahaya Mengonsumsi Daging Kucing

Berawal dari kehilangan kucing kesayangannya, perempuan ini membongkar praktik jagal kucing.

Kasus pembunuhan kucing secara sadis di Medan membuat geger warganet. Pasalnya, kucing-kucing tersebut bukan hanya ditangkap dan dibunuh, namun juga dikonsumsi.

Duh! Membayangkannya saja sudah bikin bergidik ya, Parents.

Lalu, apa yang sesungguhnya terjadi? Bagaimana pembunuhan sadis terhadap binatang itu awalnya bisa terendus? Dan benarkah praktik jagal kucing sudah menjadi hal lumrah di daerah tertentu? Simak penelusuran lengkapnya berikut ini.

Artikel terkait: Tidur dengan hewan peliharaan, aman atau berbahaya untuk kesehatan?

Kasus Pembunuhan Kucing Viral di Medsos

Terungkapnya pembunuhan terhadap sejumlah binatang peliharaan itu bermula saat akun Instagram @soniarizkikarai membuat unggahan tentang kehilangan kucing kesayangannya.

"Hari ini saya mencari kucing saya yang dua hari yang lalu hilang, setelah bertanya tanya ke sana dan ke mari akhirnya ada yang lihat kucing saya dimasukkan ke goni sama orang yang katanya udah sering ngambilin kucing untuk dibunuh lalu dijual dagingnya dengan per kg 70.000."

Setelah mendapat keterangan tersebut, perempuan bernama Sonia itu kemudian memberanikan diri untuk langsung mendatangi rumah terduga pelaku. Sesampainya di lokasi tujuan, sempat terjadi perdebatan panjang antara Sonia dengan beberapa orang.

"Ibu Wulan (yang ada di gambar) ngeliat ada goni dan pas ditanya jawaban mereka itu anjing. Tapi Bu Wulan izin membukanya dan setelah itu kami melihat banyak kepala kucing bahkan kucing yang sedang hamil juga ada! Setelah itu saya lemas gak bisa nangis," terang Sonia.

Setelah ditelisik lebih jauh, rupanya dalam karung yang awalnya diakui berisi anjing itu juga ada Tayo, kucing kesayangan Sonia, yang menjadi korban penjagalan sadis tersebut. Sonia pun dibuat menangis sejadi-jadinya.

Artikel terkait: Video Balita diserang macan tutul di taman safari, peringatan untuk Parents!

Sempat Lapor Polisi dan Malah Ditertawakan

Tak lama berselang, seorang laki-laki bergegas mendatangi Sonia dan Wulan. Ia lalu marah dan memaki kedua perempuan itu. Lebih parahnya lagi, nyaris terjadi baku hantam di antara mereka.

"Dan dia bilang kalau saya ngomong lagi dia bakal ludahi muka saya," tulis Sonia menirukan ucapan lelaki tersebut. 

Pasca kejadian mengerikan itu, Sonia segera membuat laporan ke Polsek terdekat. Ia bahkan membawa serta kepala kucingnya sebagai barang bukti. Namun sayangnya, respon yang mereka terima di luar dugaan.

Pihak kepolisian menyebut tidak tahu-menahu jika ada pasal yang mengatur tentang pembunuhan terhadap kucing.

"Kucing di situ dipotong-potong, dikuliti untuk dimakan. Aku udah ke Polsek, terus mereka kek ketawa gitu dan saling bertanya, 'Pasalnya pasal berapa ya, kami bingungnya itu' terus sambil ketawa-tawa orang itu," terangnya lagi melalui Instastory.

Mendapati laporannya tidak ditanggapi serius, perempuan asal Medan itu merasa sedih. Apalagi, banyak saksi yang melihat kejadian tersebut. Namun mereka semua seolah tutup mata.

"Lokasi kejadian di Jl. Tangguk bongkar 7, Medan. Saksi ada, dan sebenarnya semua warga juga tahu, tapi ya diem aja. InsyaAllah besok dicoba sekali lagi ke jalur hukum."

Usai cerita Sonia menjadi viral, barulah pihak kepolisian serius menanggapi laporan praktik penjagalan kucing itu. Kini, kasus tersebut sudah ditangani Polsek Medan.

Bahaya Mengonsumsi Daging Kucing

Praktik penjagalan kucing nyatanya masih terjadi di sejumlah daerah. Alasannya, antara lain karena adat atau tradisi.

Di Medan sendiri, berdasarkan penuturan beberapa orang, konsumsi daging kucing marak terjadi terutama dijajakan di warung tuak (sejenis minuman keras lokal). Konon, salah satu alasannya karena daging kucing dipercaya dapat meningkatkan stamina.

Namun, harus disadari pula bahwa hingga saat ini aturan tentang konsumsi binatang mamalia satu ini memang belum jelas. Seperti yang dikemukakan akun @sahabatpedulikucing:

"Konsumsi kucing saat ini belum ada aturan yang membahasnya, karena tidak ada aturan yang melarangnya, seandainya saja ada aturannya maka di Tomohon itu tidak perlu menjadi ladang pembantaian kucing."

Meski demikian, jika ditinjau dari segi kesehatan, konsumsi kucing memang tidak dianjurkan. Melansir Detik.com, kucing adalah tuan rumah yang sempurna untuk penyakit parasit seperti Lyme atau demam tinggi yang sangat berbahaya bagi wanita hamil dan bayi.

Berdasarkan jurnal ilmiah berjudul Consumption of Domestic Cat in Madagascar: Frequency, Purpose, and Health Implications, diketahui kucing juga merupakan inang primer parasit yang menyebabkan toksoplasmosis yang akan memberikan ancaman kelainan bentuk serius pada bayi.

****

Semoga kasus pembunuhan kucing di Medan tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan adil.

Baca juga:

id.theasianparent.com/potret-persahabatan-bayi-dan-hewan

id.theasianparent.com/anak-digigit-kucing

id.theasianparent.com/hewan-peliharaan-untuk-anak

Penulis

Titin Hatma