Kasus antraks di Indonesia kembali menjadi perhatian usai terjadi satu kasus kematian akibat penyakit antraks di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
Kasus kematian karena antraks ini diungkap oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi mengatakan bahwa kasus kematian akibat antraks tercatat pada 4 Juni 2023.
Berikut berita selengkapnya soal kasus antraks di Indonesia.
Artikel terkait: Tidur dengan hewan peliharaan, aman atau berbahaya untuk kesehatan?
Kronologi Meninggalnya Satu Korban Kasus Antraks di Indonesia
Kronologi korban meninggal dunia karena penyakit antraks ini adalah bermula usai WB (korban berusia 73 tahun) membantu proses penyembelihan hewan ternak sapi milik warga Gunung Kidul lainnya, SY pada 22 Mei 2023. Penyembelihan itu baru dilakukan setelah sapi milik SY mati.
WB adalah warga Pedukuhan Jati, Kelurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Korban WB ini sebelumnya sempat menjalani perawatan intensif di RS Dr. Sardjito Yogyakarta setelah menunjukkan gejala sakit. Ia kemudian meninggal pada 4 Juni 2023 setelah menjalani perawatan.
Dinkes Gunungkidul melaporkan tengah melakukan penelusuran setelah ada yang meninggal.
“Kami ambil sampel darah semua yang terpapar daging diduga karena antraks. Yang kontak dengan daging itu kami ambil semua sampel darahnya ada 125 orang,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul Dewi Irawaty, dikutip Detik.com.
Dinkes Gunungkidul melaporkan dari 125 orang itu, yang positif (antraks) ada 85. Tapi yang bergejala ada 18 orang.
“Gejalanya ada luka, bengkak, ada pula yang diare, pusing-pusing dan sebagainya,” lanjut Dewi.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Gunungkidul Sidig Hery Sukoco mengatakan saat ini sudah melakukan pemeriksaan serologi terhadap ratusan warga Semanu. Hasilnya, jumlah warga yang seropositif mengalami penambahan. Seropositif adalah adanya antibodi terhadap patogen dalam darah.
Artikel terkait: 4 Manfaat Punya Binatang Peliharaan di Rumah untuk Tumbuh Kembang Anak
Waspadai Kasus Antraks di Indonesia
Antraks adalah penyakit bakterial bersifat menular akut pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.
Anda bisa tertular antraks melalui kontak tidak langsung atau langsung dengan menyentuh, menghirup, atau menelan spora antraks. Begitu spora antraks masuk ke dalam tubuh Anda dan aktif, bakteri berkembang biak, menyebar, dan menghasilkan racun.
Gejala klinis dari hewan ternak terpapar antraks antara lain kejang-kejang, tiba-tiba jatuh, keluarnya darah dari mulut, hidung, anus dan vagina (jika betina).
Daging sapi yang terinfeksi antraks biasanya memiliki ciri berwarna kehitaman. Namun begitu, sulit untuk mengetahui dengan pasti apakah daging tersebut benar-benar terkena antraks atau tidak jika tidak melalui pemeriksaan laboratorium.
Yang pasti hindari mengonsumsi daging dari sapi yang mati mendadak sebelum disembelih ya, Parents.
Baca Juga:
Ancaman Infeksi Virus Hendra Kembali Ditemukan, Cek Gejala dan Pencegahannya!
Bisakah Hewan Peliharaan Menyebarkan COVID-19? Begini Penjelasan Pakar!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.