Terinspirasi Money Heist, Karyawan Bank Merampok Akibat Terlilit Utang

Bergaji besar bukan berarti cukup, BS nekat merampok untuk melunasi utangnya. Lantas, seperti apa sebenarnya berutang yang bijaksana?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Memiliki gaji besar menjadi impian banyak orang, tetapi tidak untuk seorang karyawan swasta ini. Berpenghasilan fantastis, seorang karyawan merampok bank demi melunasi utang yang menderanya. Bagaimana kronologinya?

Kisah Karyawan Merampok Bank, Terinspirasi Film Netflix

Adalah BS (43) yang memiliki gaji dengan besaran 60 juta perbulan yang nyatanya tidak membuatnya merasa cukup. Meski bergaji dua digit, BS justru nekat merampok bank akibat terlilit utang milyaran.

Konferensi pers Kepolisian terkait kasus perampokan di Bank BJB cabang Fatmawati, Jakarta Selatan.
[Sumber: Kompas]

BS mencoba merampok Bank Jabar-Banten atau Bank BJB di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, pada Selasa (5/4/2022) lalu. Namun, aksinya digagalkan sekuriti bank dan kini BS harus mendekam di balik jeruji besi atas perbuatannya itu.

Mirisnya, pelaku memiliki latar belakang seorang pekerja di salah satu bank swasta sebagai staf HRD. Ketidakpiawaian BS mengatur uang membuatnya terjebak dalam utang yang tak sedikit yakni Rp 1,5 miliar!

Rinciannya Rp 1 miliar merupakan utang pinjaman, sedangkan Rp 500 juta merupakan bunga dari keterlambatan pembayaran sejak tiga bulan lalu. Polisi mengatakan, pelaku meminjam uang dari seorang kenalan berinisial D untuk menjalankan bisnis.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Fakta lain yang menarik, pelaku ternyata merampok berkat terinspirasi salah satu adegan serial kriminal ternama yaitu Money Heist. 

“Sekali lagi, yang bersangkutan beraksi karena dipengaruhi oleh film yang ditonton. Selama ini pandemi COVID-19, banyak work from home. Dia banyak menonton dan mempraktikkan (perampokan) ini,” demikian penuturan Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto mengutip Kompas.

Artikel terkait: Terlilit Utang Pinjaman Online, Seorang Ibu Rumah Tangga Bunuh Diri

Pelaku Lengkapi Diri dengan Senjata

Adapun sejumlah peralatan yang dibawa pelaku untuk aksi kejahatannya bahkan persis sama dengan yang ada dalam properti serial laga tersebut. Selain airsoft gun, alat-alat lain yang dibawa yaitu pisau lipat, petasan asap, alat kejut, dan tali ties.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Percobaan perampokan yang dilakukan BS tersebut terjadi pada Selasa sekitar pukul 14.30 WIB. BS datang menggunakan mobil Daihatsu Xenia ke BJB cabang Fatmawati.

Saat itu pelaku turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam bank. Setelah masuk ke bank, dia langsung menodongkan airsoft gun kepada karyawan yang ada di bank dengan ancaman untuk tiarap.

Security F pun tak menuruti permintaan pelaku. Pelaku kesal lalu mengancam dan menembakan airsoft gun di dalam kantor BJB. F nyatanya sadar bahwa letusan dari senjata itu bukan merupakan pistol sungguhan sehingga membuatnya berani melawan pelaku. 

“Sekuriti terkena peluru airsoft gun di bagian pipinya. Terjadi bergumul dan sebagian karyawan (BJB) keluar dan teriak meminta tolong,  bersamaan itu ada anggota kita sedang patroli. Pelaku berhasil ditangkap,” lanjut Kompol Budhi. Kemudian BS dibawa penyidik ke Polres Metro Jakarta Selatan untuk diperiksa lebih lanjut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Pusing Utang Menumpuk, Lakukan 8 Cara Ini untuk Melunasinya Segera

Gaji Besar Tak Selalu Cukup, Apa Alasannya?

Tak selamanya memiliki gaji besar menandakan seseorang dapat memenuhi segala hal di dalam hidupnya. Jika tidak ada pengelolaan yang tepat yang ada malah membuatnya terus menerus merasa kekurangan.

Berikut ini beberapa faktor utama yang menjadi alasan mengapa seseorang masih dapat merasa kekurangan walau memiliki pendapatan besar.

1. Tidak Memiliki Dana Darurat

Sumber: The World Financial Review

Tabungan prioritas alias dana darurat ini sangat penting, karena dapat dijadikan sebagai uang simpanan ketika terjadi pengeluaran dadakan sewaktu-waktu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dengan adanya tabungan prioritas, maka kondisi keuangan tetap terjaga aman meskipun terjadi pengeluaran yang membengkak.

2. Perencanaan Keuangan Tidak Mumpuni

Bagi beberapa orang yang memiliki gaji besar terkadang terlalu menyepelekan masalah perencanaan keuangan. Akibatnya tidak ada rencana keuangan baik yang dimiliki.

Hal inilah yang menyebabkan seseorang akan terus berhura-hura dikarenakan pemasukan besar yang dimilikinya. Sehingga mereka akan merasa kekurangan di akhir bulan dikarenakan terlalu sering membelanjakan untuk barang-barang yang tidak penting.

Artikel terkait: Sering Disepelekan, Ini 5 Manfaat Pentingnya Mencatat Pengeluaran Harian

3. Tidak Memisahkan Rekening

Tabungan simpanan tentunya berbeda dengan tabungan operasional sehari-hari. Sehingga akan lebih baik jika memisahkan kedua hal tersebut.

Rekening operasional berisi dana untuk kebutuhan sehari hari, kesehatan, jalan-jalan, dan lainnya. Sedangkan tabungan simpanan merupakan dana yang memang ditujukan untuk tabungan di masa depan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Cara Berutang yang Bijak, Mungkinkah Dilakukan?

Berkaca dari kasusu karyawan bank merampok ini, pelaku terpaksa melakukannya akibat utang. Gaji yang sebenarnya sudah besar tidak menutupi utang yang dimiliki, sehingga terbersit ide untuk melakukan perbuatan kriminal.

Pada dasarnya berutang bukanlah sesuatu yang perlu ditakutkan. Selama berutang dengan perhitungan yang matang bahwa pada waktu yang telah ditentukan dan sanggup membayarnya. Lalu, apa saja yang harus diperhatikan sebelum meyakinkan diri untuk berutang?

1. Memiliki Penghasilan Tetap

Ingat utang bukanlah uang yang datang dengan cuma-cuma untuk mengatasi masalah keuangan. Oleh karena itu sebelum berutang, seseorang harus memiliki penghasilan tetap untuk membayar utang yang akan dipinjam.

Jika memutuskan berutang, gunakan utang tersebut untuk membantu keuangan keluarga. Misalnya, aset bertambah, kendaraan kondisinya baik sehingga menambah produktivitas dalam bekerja.

2. Pertimbangkan Kemampuan Membayar

Tak kalah penting, total cicilan utang tidak boleh melebihi 30% penghasilan. Jika total cicilan lebih dari 30%, pengeluaran penting lainnya dapat terabaikan.

Bahkan tabungan bisa ikut terpakai untuk menutup defisit. Tapi, seseorang dapat berutang lebih dari 30% dari penghasilan jika pendapatan atau penghasilannya sangat besar.

3. Pahami Jenis Utang

Hal ini penting agar dapat memahami sistem pembayaran utang yang ada. Misalnya saja pada KPR, bandingkan pilihan antara bank konvensional dengan bank syariah.

Atau jika memilih untuk meminjam uang yang cepat melalui pinjaman daring, maka pilihlah aplikasi yang jelas aman dan memiliki izin beroperasi dari OJK.

Mengingat biasanya ketentuan utang disertai bunga yang cukup tinggi, hindari berutang untuk keinginan bersifat konsumtif. Berutanglah untuk sesuatu hal yang produktif, dan pastinya sesuaikan dengan kondisi finansial Anda.

Parents, semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran untuk kita semua agar menjalani kehidupan sesuai dengan kemampuan.

Baca juga:

Ingin Bebas dari Hutang? Lakukan 8 Tips Berikut ini!

Catat, Ini Doa agar Terbebas dari Utang Menurut Rasulullah SAW

6 Tips Mengatur Cicilan Agar Tak Memberatkan dan Malah Terjerat Hutang