Inspiratif, Ini Cara Tantri Kotak Mendidik Karanada Supaya Tidak Pantang Menyerah

“Dia harus usaha untuk mendapatkan sesuatu agar dia bisa menghargai usahanya,” ujar Tantri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setiap ibu memiliki cara tersendiri dalam mendidik buah hati, termasuk saat menanamkan sifat gigih dan tidak mudah menyerah yang dilakukan sejak dini. Seperti halnya yang dilakukan pada Karanada anak Tantri Kotak.

Tak seperti dirinya dahulu, Tantri tahu betul perkembangan zaman yang membuat segala sesuatunya terlihat mudah.

Di zaman serba mudah dan cepat inilah, Tantri mengatakan kalau dirinya ingin menanamkan rasa gigih untuk berusaha mencapai tujuan pada anak pertamanya. Hal ini ia ceritakan dalam laman Instagram pribadinya @tantrisyalindri.

Penasaran seperti apa cara istri dari Arda Naff ini menghadapi dan mendidik si kecil?

Karanada anak Tantri Kotak dididik untuk gigih

Tantri mendidik buah hatinya untuk gigih dalam meraih tujuan.

Bermula dari si kecil yang menginginkan mainan jepitan dan meminta untuk dibelikan, Tantri pun mendapatkan ide untuk menjadikannya bahan pembelajaran. Ia pun  menerapkan konsep reward and punishment pada si kecil. Dirinya tidak ingin begitu saja memberikan mainan pada buah hatinya yang baru menginjak 4 tahun tersebut.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Akhir-akhir ini Tantri mengatakan bahwa si kecil Kara menjadi lebih pemilih untuk urusan makan. Oleh karena itu, ia memberikan syarat agar Kara bisa lebih disiplin menghabiskan makanan untuk mendapatkan mainan kesukaannya.

“Dia harus usaha untuk dapetinnya. Kali ini syaratnya dia harus makan habis selama 1 jam dalam 8 kali makan.

Jadi kira-kira setengah hari lah itungannya kalo dia berhasil makan 1 jam setiap hari. Kalo berhasil, dia tempel sticker setiap setelah makan,” tuturnya.

Dalam lain kesempatan, Tantri juga menerapkan konsep yang sama. Misalnya saja seperti membereskan mainan-mainannya.⁣

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Karena dia termasuk picky dan agak moody urusan makan, jadi bikin syaratnya ini. Tapi kadang-kadang pun syaratnya bisa yang lain.

Misal dia harus rapihin mainannya kalo selesai rapihin selama beberapa kali dan dengan nempelin sticker juga. Karena anak usia Kara belum tau hitungan hari,” ujar Tantri kembali.

Artikel Terkait : Perkembangan anak 4 tahun 11 bulan, anak mulai bisa ceritakan pengalamannya sendiri

”Bisa aja langsung dikasih, tapi……”

Menurut Tantri, bukan tak mungkin si kecil bisa langsung mendapatkan mainan tersebut tanpa syarat. Namun, ia sendiri bertekad untuk sejak dini mengajarkan agar si kecil bisa memiliki mental yang kuat, khususnya di masa yang segala sesuatunya serba mudah seperti saat ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

”Kok, nggak langsung di kasih? ⁣Bisa aja! Itu pilihan setiap orang tua, gue nggak bilang yang langsung kasih mainan/apapun keinginan anak itu salah. Di ilmu parenting gak ada yang salah kok, semua yang dilakukan anak adalah didikan orang tuanya jadi kembali ke pilihan masing-maisng orang.

Kalo gue ngerasa anak jaman sekarang serba mudah untuk mendapatkan sesuatu, misal dulu kalo gue sekolah gue jalan ke depan komplek uantuk cegat angkot baru bisa sampe sekolah.

Sekarang cuma modal aplikasi aja bisa dijemput depan rumah pake ojol. Dulu kalo ada tugas sekolah selalu ngerjain bareng-bareng dan cari ke perpustakaan, sekarang baca google, copas, selesai,” tuturnya lagi.

Artikel Terkait : Perkembangan sosial anak jauh lebih penting ketimbang nilai A, ini alasannya!

Menyesuaikan gaya parenting dengan perkembangan zaman

Bagi Tantri, untuk bisa bertahan di era teknologi seperti saat ini orangtua perlu bisa beradaptasi. Ia pun mencoba menyesuaikan gaya pengasuhannya sesuai dengan perkembangan saat ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ia tetap ingin mengajarkan bahwa menjalani kehidupan ini butuh proses. Kelak, ia berharap agar si kecil terbiasa mencari solusi dari berbagai permasalahan ketika ia dewasa.

“Mereka hidup dengan teknologi serba canggih. Tapi gue gak pengen anak gue punya mental lemah yang gak gigih untuk mendapatkan sesuatu. Dia harus usaha untuk mendapatkan sesuatu agar dia bisa menghargai usahanya.

Hidup itu proses, dia harus merasakan kegagalan agar tumbuh dengan mental kuat. Jika selalu dikasih dengan apa yang dia mau, dia akan tumbuh menjadi anak yang lupa bagaimana caranya untuk mencari solusi saat dia dewasa. Pilih yang mana?” pungkasnya.

Artikel Terkait : Sejauh mana faktor keturunan pengaruhi perkembangan anak? Ini penjelasan para ahli

Nah, apakah Parents punya cara tersendiri untuk menanamkan sifat gigih pada si kecil?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca Juga :

Puterinya baru 3 tahun, begini cara Tantri Kotak ajarkan konsep berpuasa

 

Penulis

nisya