Dewasa ini banyak sekali produk skincare atau produk perawatan kulit yang ada di pasaran. Masing-masing juga memiliki kandungan bahan aktif yang berbeda-beda. Namun tahukah Bunda bahwa ada beberapa bahan atau kandungan skincare yang tidak boleh dipakai bersamaan?
Untuk mengetahui bahan aktif yang terdapat pada produk skincare milik Bunda, cobalah lihat pada kemasannya. Jika informasi yang didapatkan rasanya masih belum cukup, carilah informasi lebih lengkap pada website resmi merek produk tersebut.
Perhatikan selalu reaksi kulit setiap memakai produk perawatan kulit. Jika timbul kemerahan, rasa perih, dan tanda-tanda iritasi lainnya sebaiknya segera hentikan penggunaan karena bisa jadi kulit tidak cocok dengan bahan yang ada dalam produk tersebut.
8 Bahan Kandungan Skincare yang Tidak Boleh Dipakai Bersamaan
1. Retinol dan Benzoyl Peroxide
Kedua bahan ini dapat digunakan untuk mengatasi jerawat dan mencegah pori-pori tersumbat. Sayangnya perlu diperhatikan, kedua bahan obat jerawat ini tak boleh digunakan secara bersamaan.
Mengutip dari Everyday Health, Benzoyl Peroxide dapat menonaktifkan molekul pada retinoid. Meski tak boleh digunakan secara bersamaan, sebaiknya gunakan skincare dengan kandungan Benzoyl Peroxide pada pagi hari sementara skincare yang mengandung Retinol di malam harinya.
2. Retinol dan Vitamin C
Menurut dermatologis, vitamin C adalah bahan yang paling bekerja efektif dalam lingkungan yang memiliki pH asam, sedangkan Retinol bekerja pada pH yang lebih basa. Jika digunakan bersamaan, maka keduanya tak bisa bekerja secara maksimal.
Gunakan Retinol di malam hari karena kandungan ini dapat membuat kulit sensitif terhadap sinar matahari. Sedangkan vitamin C berfungsi lebih baik di siang hari karena merupakan antioksidan yang melindungi kulit dari polusi dan sinar UV di siang hari.
3. Dua Produk Skincare dengan Bahan Aktif yang Sama
Menggunakan dua produk dengan bahan aktif yang sama tidak disarankan. Sebagai contoh misalnya masker yang mengandung glycolic acid dan krim pelembab dengan mandelic acid keduanya sama-sama termasuk AHA.
Para ahli meyakini bahwa ‘aktivitas ganda’ dari kedua bahan tersebut dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Iritasi adalah tanda pelindung kulit (skin barrier) terganggu sehingga jika menggunakan produk dengan bahan aktif lainnya maka kulit akan lebih rentan terkena efek samping.
4. Sabun Pencuci Wajah dengan pH Tinggi dan Vitamin C
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, vitamin C akan bekerja dengan baik jika pH lingkungannya rendah. Menggunakan pembersih wajah berbahan dasar sabun yang memiliki pH tinggi dapat menurunkan kemampuan kulit untuk menyerap vitamin C.
Berdasarkan studi pada 2017 yang dipublikasikan di Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, sebaiknya gunakan pembersih berbasis salicylic acid atau glycolic acid di pagi hari sebelum menggunakan produk berbahan vitamin C.
5. Retinol dan Alpha Hydroxy Acid (AHA)/Beta Hydroxy Acid (BHA)
Turunan vitamin A seperti retinol atau retinoid dan AHA/BHA berfungsi untuk mempercepat pergantian sel kulit dan meningkatkan produksi kolagen untuk memperbaiki tekstur kulit. Kedua bahan ini bekerja dengan cara mengelupas lapisan luar kulit.
Jika digabungkan, Retinol dan AHA/BHA dapat memiliki efek samping yang berpotensi menyebabkan iritasi. Cara untuk mencegahnya adalah memakai satu produk dengan bahan aktif Retinol dan satu lagi yang mengandung AHA/BHA dengan berselang-seling setiap harinya.
6. AHA/BHA dan Vitamin C
Baik Vitamin C, AHA, maupun BHA secara efektif adalam zat asam. Penggunaannya secara berlapis sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan ketidakstabilan pH kulit. Akibatnya, keduanya tak bisa bekerja sehingga Bunda tak akan mendapatkan manfaat apa-apa dari menggunakan keduanya secara bersamaan.
7. Oil-Based dan Water-Based Skincare
Seperti yang kita ketahui, minyak dan air tidak akan bisa bercampur. Faktanya, minyak menolak air sehingga jika digunakan dalam produk perawatan kulit, produk yang berbasis minyak (oil-based) akan meninggalkan lapisan pada permukaan kulit sehingga mencegah formula produk berbahan dasar air (waterbased) menyerap ke kulit.
Untuk mengatasinya, gunakan produk berbasis air terlebih dahulu baru kemudian produk yang berbasis minyak setelahnya.
8. Niacinamide dan AHA/BHA
Dikutip dari Beauty Bay, AHA/BHA memiliki pH yang rendah sekitar 3-4 sedangkan Niacinamide pH-nya lebih tinggi yaitu 5-7. Jika keduanya digabungkan, Niacinamide akan meningkatkan pH dari AHA/BHA sehingga menjadi kurang efektif.
Hasil eksfoliasi dari kedua bahan ini tidak akan berjalan optimal dan tidak akan menyerap dengan baik. Efek sampingnya, kulit bisa menjadi iritasi dan juga mengalami kemerahan.
Dengan mengetahui kandungan apa saja yang terdapat dalam skincare, Bunda bisa mencegah mencampur bahan atau kandungan yang seharusnya tidak boleh dipakai bersamaan.
****
Semoga bermanfaat.
Baca Juga:
id.theasianparent.com/wajah-glowing-ala-korea
Mengenal Bakuchiol, Kandungan Skincare yang Sedang Populer Beserta Manfaaatnya
10 Brand Skincare Lokal Terbaik di 2024 Spesial untuk Parents
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.