Sebenarnya perlu gak sih kita mengkonsumsi produk organik?
Meskipun manfaat produk organik sangat di elu-elukan, aku tetap keukeuh untuk menjalani kehidupan seperti laiknya orang kebanyakan – mengkonsumsi segala jenis makanan yang ada dengan harga yang terjangkau. Kenapa aku sama sekali tidak terpengaruh dengan kepopuleran produk organik?
Ada banyak alasan yang mendasari semua ini. Dan faktor terpentingnya adalah fakta bahwa aku menikmati kehidupan yang ada. Bagiku sampai detik ini aku belum menemukan bukti bahwa kandungan pestisida dalam buah dan sayuran telah dapat memicu kematian seseorang. Dan, sebelum gencar kampanye tentang produk organik muncul, semua orang tidak mempermasalahkan hal ini. Itu pendapatku yang bisa saja dianggap bodoh bagi sebagian orang.
Sebagai contoh mengenai konsumsi daging sapi dan susu sapi, aku merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan apa yang telah dikonsumsi oleh sapi selama masa pertumbuhannya. Kecuali jika seseorang mengkonsumsi sesuatu secara berlebihan. Semua yang berlebihan itu tidak baik, jadi yang terbaik adalah menyeimbangkan pola hidup dan pola makan.
Apakah produk organik lebih baik? Temukan jawabannya di halaman berikut ini:
Apakah Organik Lebih Baik?
Menurut meta analisis yang dilakukan pada tahun 2002, tidak ada bukti konklusif bahwa makanan organik memberikan nutrisi yang lebih besar atau lebih tinggi bagi keselamatan dan kesehatan konsumen. Dan karena tidak ada bukti bahwa makanan organik lebih baik, jadi kenapa aku harus beralih ke produk organik dan membuat pengeluaran sehari-hari semakin membengkak?
Aku juga menyadari bahwa hewan ternak sekarang ini telah mendapatkan asupan bahan makan yang lebih modern dan mengandung zat-zat kimiawi. Begitupula dengan buah dan sayuran yang ditanam dengan penyemprotan pestisida. Tetapi bukankan hal ini juga telah berlangsung selama beberapa dekade dan tidak ada masalah dengan kondisi itu.
Anakku berusia 17 bulan dan aku membebaskan jenis makanan yang dia konsumsi. Aku tidak membatasi jenis makanan mana yang boleh dan mana yang tidak. Dan dia jarang sakit bahkan saat virus penyakit banyak menyerang orang dewasa sekalipun. Mari kita gunakan logika sederhana tentang pengenalan beberapa kuman ke dalam sistem imun tubuh. Saat itu imun tubuh akan membangun kekebalan terhadap kuman ini. Jadi aku rasa metode yang kami pilih untuk membesarkan anak kami telah bekerja dengan baik sejauh ini. Sebagian besar orang tua kita bahkan tidak mengenal istilah produk organik, dan kami sama-sama makan dengan apa pun yang tersedia.
Baca pengalamanku dengan sabun organik di halaman berikut ini:
Sabun organik yang aneh
Aku pernah menceritakan tentang kondisi kulit anakku yang sensitif dan agak kering kepada seorang teman. Dia berniat baik memperkenalkan perlengkapan mandi organic. Dia telah membuktikan hasil dari cara kerja sabun tersebut. Namun mengetahui harganya saja aku menjadi enggan untuk membeli produk organik tersebut apalagi barang itu harus di impor dari USA. Akhirnya aku cukup memandikan anakku dengan produk lokal yang harganya terjangkau.
Suatu saat pada ulangtahun anakku yang pertama, temanku menghadiahkan kado berupa perlengkapan mandi organik. Akhirnya akupun mencobanya untuk memandikan anakku. Seperti biasanya aku masukkan beberapa tetes sabun ke dalam bak mandi dan mengaduknya tetapi ternyata tidak keluar busa. Akhirnya aku baca tulisan yang tertera di botol ‘Karena ini bukan sabun mandi busa sintetis, maka Anda harus menuangkan beberapa tetes sabun ke dalam bak mandi sebelum mengalirkan air dengan tekanan yang deras. Dan hal ini juga bermasalah buatku karena kebetulan aku tinggal di lokasi yang airnya agak susah sehingga pancaran air di kamar mandi tekanannya rendah. Di sisi lain produk ini juga berbau seperti plastic. Sehingga selesai mandi anakku bahkan tidak menjadi wangi. Sudahlah lebih baik aku menggunakan produk yang biasanya dia pakai. Karena tidak perlu harus mengimpor dan merogoh kocek lebih dalam lagi. Aku tidak mau mengikuti trend yang malah membuat kami akan hidup lebih boros.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.