Burung Florida Ivory-billed atau yang dikenal sebagai burung Woody Woodpecker akhirnya dinyatakan punah oleh badan urusan perikanan dan kehidupan liar Amerika Serikat, US Fish and Wildlife Service (FWS) pada Jumat (29/9/21) lalu. Melansir dari Audubon, FWS telah dihapus dari daftar hewan terancam punah bersama dengan 22 spesies hewan lainnya.
Jumlah burung ini di alam liar memang terus mengalami penurunan sejak abad ke-19. Hal ini disebabkan oleh perburuan besar-besaran yang bertujuan untuk dijadikan kolektor pribadi dan bahan pembuat topi. Penyebab lain dari kepunahan spesies ini adalah karena penerbangan habitat asli yang dilakukan oleh burung tersebut.
Artikel terkait: Pesona 8 Burung Paling Cantik di Dunia, Salah Satunya di Indonesia!
Burung ini disebut sebagai burung Woody Woodpecker karena menjadi inspirasi dari sebuah tokoh kartun populer produksi Universal Studios, Woody Woodpecker.
Dalam kartun tersebut, Woody mengidentifikasikan dirinya sebagai Campephilus principalis, yakni nama latin spesies ini. Sebagai pengetahuan tentang burung yang sudah tidak bisa kita saksikan ini, kami akan merangkum sejumlah fakta tentangnya, seperti yang dilansir dari berbagai sumber.
Fakta Burung Pelatuk Woody Woodpacker yang Dinyatakan Punah
1. Habitat Burung Woody Woodpecker
Melansir dari Kindle.co, burung ini diketahui lebih menyukai hidup di hutan pohon pinus atau rawa kayu keras dengan sejumlah besar pohon mati dan membusuk. Sebelum Perang Saudara Amerika, sebagian besar bagian Amerika Serikat bagian Selatan ditutupi oleh hutan kayu keras purba luas yang cocok menjadi habitat burung.
Pada saat itu, burung yang juga disebut sebagai pelatuk berparuh gading ini tersebar dari Texas timur hingga Carolina Utara, dan dari Illinois selatan hingga Florida dan Kuba. Setelah Perang Saudara, industri kayu mengalami deforestasi jutaan hektar di Selatan sehingga hanya menyisakan sedikit jalur terisolasi dari habitat yang sesuai.
2. Makanan burung
Pelatuk paruh gading terutama memakan larva kumbang penggerek kayu, tetapi juga memakan biji, buah, dan serangga lainnya. Burung itu menggunakan paruh putihnya yang besar untuk memalu, memotong, dan mengupas kulit pohon mati untuk menemukan serangga.
Burung-burung ini membutuhkan lahan sekitar 25 km persegi per pasangan untuk menghidupi dirinya dan anak-anaknya. Oleh karena itu, pertumbuhannya terhitung rendah. Dalam mencari makanan, ia juga harus bersaing dengan burung pelatuk lainnya.
Artikel terkait: 10 Jenis Burung Khas Indonesia Nyaris Punah, Yuk Ajari Si Kecil!
3. Burung Woody Woodpecker berpasangan seumur hidup
Pelatuk paruh gading dianggap berpasangan seumur hidup. Mereka juga diketahui sering bepergian bersama pasangannya. Burung berpasangan ini kawin setiap tahun antara Januari dan Mei. Kedua orang tua bekerja sama untuk menggali sarang di pohon mati atau sebagian mati sebelum mereka memiliki anak.
Biasanya dua sampai lima telur diletakkan dan diinkubasi selama 3 sampai 5 minggu. Orang tua mengerami telur secara kooperatif, dengan pejantan mengerami dari sekitar 16:30 sampai 6:30, sedangkan betina mencari makan, dan sebaliknya dari 6:30 sampai 16:30. Mereka memberi makan anaknya selama berbulan-bulan.
Burung Woody Woodpecker muda belajar terbang sekitar 7 sampai 8 minggu setelah menetas. Orang tua terus memberi mereka makan selama dua bulan. Keluarga itu akhirnya berpisah pada akhir musim gugur atau awal musim dingin. Ahli ornitologi berspekulasi bahwa mereka dapat hidup selama 30 tahun.
4. Bentuk paruhnya
Melansir dari Kidadl, rata-rata burung pelatuk berparuh gading memiliki panjang 18-20 inci atau setara dengan 48-53 cm. Ia memiliki lebar sayap 30 inci atau 76,2 cm. Ciri khasnya adalah bulunya yang berwarna hitam pekat atau ungu dengan garis-garis putih memanjang dari leher hingga sayap atas.
Mereka disebut burung pelatuk paruh gading karena warna paruhnya yang menyerupai warna gading. Sementara jantan memiliki lambang merah distrik, betina memiliki lambang hitam. Burung yang ditemukan di wilayah Kuba sedikit berbeda dalam penampilan dengan paruh yang lebih kecil dan garis-garis yang lebih panjang yang mencapai paruhnya.
Artikel terkait: Burung Terindah di Dunia! Mari Mengenal Seluk Beluk Cendrawasih yang Terancam Punah
5. Cara berkomunikasi
Burung-burung ini menggunakan saluran visual dan pendengaran untuk berkomunikasi. Suara pelatuk paruh gading, yang dikenal sebagai ‘kent’, sering dibandingkan dengan suara yang dihasilkan oleh terompet atau klarinet. Suara lain yang khas untuk burung ini adalah ketukan dua kali yang cepat dengan paruhnya, ketukan kedua biasanya lebih lembut daripada yang pertama.
Demikian beberapa fakta menarik mengenai burung yang dikenal sebagai burung Woody Woodpecker tersebut. Semoga burung-burung dari spesies lain tidak memiliki nasib yang sama dengan burung ini, ya, Parents!
Baca juga:
12 Fakta Burung Merak, Burung Indah yang Punya Keunikan Tersendiri
11 Jenis Hewan Endemik Indonesia, Sebagian Terancam Punah
Ini 9 Manfaat Sarang Burung Walet untuk Kesehatan, Sudah Tahu?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.