Parents mungkin pernah mendengar istilah FOMO atau fear of missing out, yang dalam penjelasan sederhana artinya adalah takut ketinggalan hal atau tren terbaru. Nah, sekarang ada istilah JOMO atau joy of missing out yang kebalikan dari FOMO.
Menurut Connections by FINSA, JOMO adalah fenomena sosiologis yang merupakan respon terhadap FOMO, yang berarti menikmati apa yang dilakukan diri sendiri setiap saat tanpa mengkhawatirkan apa yang dilakukan orang lain.
Misalnya seperti ini. Parents sedang berada di rumah bersama keluarga pada Sabtu malam, menikmati film yang sudah lama ingin ditonton bersama. Saat melihat media sosial, Parents melihat teman mengunggah makan malam di restoran atau staycation di hotel. Tiba-tiba, kegiatan menonton film bersama keluarga terasa tidak lagi menyenangkan.
Inilah yang dinamakan FOMO dan ini tentu saja tidak berdampak baik bagi kehidupan diri sendiri, apalagi keluarga.
Artikel terkait: Parents, Kenali Kondisi FOMO pada Remaja yang Dapat Mengganggu Kesehatan Psikologis
Joy of Missing Out, Lebih Fokus pada Diri Sendiri
Lebih memilih hidup JOMO alias joy of missing out, itu artinya berhenti bertanya pada diri sendiri setiap 5 menit apa yang terjadi di luar sana, jika itu memang tidak penting untuk diri sendiri.
Hal yang menjadi fokus diri adalah saat ini dan sekarang, serta merasa tidak perlu untuk “memata-matai” apa yang dilakukan orang lain melalui media sosial.
Dilansir dari Psychology Today, JOMO adalah penangkal cerdas secara emosional untuk FOMO. Dengan JOMO, Parents akan merasa lebih puas apa yang terjadi dan ada saat ini. Mengapa? Karena Parents tidak perlu membandingkan hidup dengan orang lain, sambil belajar untuk melepaskan kekhawatiran mengenai apa yang dipikirkan orang lain.
HelloSehat menulis, istilah JOMO hadir dengan harapan dapat melatih seseorang untuk mengendalikan obsesi yang berlebih, salah satu caranya adalah dengan membatasi penggunaan media sosial. Ini karena media sosial dapat memberikan pengaruh buruk pada kesehatan mental. Tak jarang, bahkan bisa membuat seseorang merasa kesepian dan stres, hanya dengan melihat akun media sosial orang lain.
Jadi, dengan beristirahat sejenak dari media sosial, Parents mungkin akan menemukan aktivitas lain yang tak kalah menyenangkan. Nah, menemukan kebahagiaan dari hal-hal sederhana inilah yang menjadi salah satu tujuan JOMO.
Artikel terkait: Hati-Hati! Ini 7 Efek Buruk Sering Stalking Mantan di Media Sosial
Bagaimana Cara Menerapkan Hidup JOMO atau Joy of Missing Out?
Menurut Psychology Today, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar Parents hidup JOMO, bukan FOMO.
1. Habiskan Waktu untuk Diri Sendiri dan Keluarga
Jadwalkan hal-hal yang penting untuk Parents dan keluarga, misalnya berolahraga dan makan bersama, sementara untuk diri sendiri bisa dengan bertemu teman untuk minum kopi, menulis buku, atau menyelesaikan proyek kerja.
Jadikan waktu sebagai prioritas, alih-alih membuang waktu untuk mengkhawatirkan apa yang dilakukan atau dipikirkan orang lain.
2. Hidup untuk Saat Ini, Bukan Masa Lalu atau Masa Depan
Beri diri sendiri izin untuk hidup di masa sekarang. Misalnya, saat mengalami hari yang buruk, santailah pada diri sendiri dan manjakan diri dengan malam yang santai. Jika menerima kabar baik, luangkan waktu sejenak untuk menerimanya dan merayakannya.
Jika tiba-tiba merasa harus terus-menerus bersaing dengan seseorang di media sosial—bahkan dengan orang yang tidak dikenal, maka berhenti sejenak dan pikirkan alasan mengapa Parents merasa seperti itu.
3. Bebaskan Diri dari Media Sosial
Berhenti menggunakan media sosial atau apa pun yang menyebabkan segala jenis perasaan negatif. Tetapkan batas harian berapa lama dapat menghabiskan waktu di media sosial atau menghapus aplikasi media sosial tertentu dari ponsel sehingga hanya dapat diakses di saat-saat tertentu.
4. Berlatihlah mengatakan “Tidak”
Parents sebenarnya tidak harus pergi ke acara tertentu hanya karena semua orang datang atau menerima video call hanya karena merasa tidak enak, padahal diri sendiri tidak ingin melakukannya.
Terkadang mengatakan “Tidak” adalah cara mencintai diri yang terbaik. Bahkan jika memiliki niat ingin membantu, tetapi merasa itu akan berdampak negatif pada diri sendiri, katakan “Tidak” untuk melindungi diri sendiri.
5. Jalani Kehidupan di Dunia Nyata, Bukan di Dunia Maya
JOMO memungkinkan Parents memiliki lebih banyak waktu luang dengan menghilangkan waktu yang terbuang di media sosial. Daripada menghabiskan waktu luang dengan drama media sosial, email, dan pesan teks, lebih baik melakukan hal-hal yang disukai seperti memasak atau menghabiskan waktu di luar rumah bersama keluarga.
6. Jangan Terburu-buru dalam Menjalani Kehidupan
Luangkan waktu untuk berpikir sebelum berbicara, menikmati keheningan, menikmati waktu mengemudi atau menunggu dalam antrean, dan bahkan meluangkan waktu untuk membaca buku. Memperlambat hidup dapat meningkatkan kreativitas, yang dapat menjadi jalan menuju proyek produktif lainnya dalam hidup.
Artikel terkait: Tren One Chip Challenge Bahayakan Diri, Parents Harus Waspada!
Hiduplah Secara JOMO, Bukan FOMO
Meskipun terkesan lebih mementingkan diri sendiri, tetapi hidup secara joy of missing out bukan berarti harus benar-benar menghilang dan tidak bersosialisasi dengan orang lain. Hidup bersosial tetap penting karena ini juga salah satu faktor mencegah rasa kesepian dan depresi.
Namun, yang ditekankan dari hidup JOMO adalah lebih fokus pada diri sendiri, bukan apa yang dilakukan orang lain akibat hidup terlalu FOMO. JOMO justru membantu membangun koneksi yang lebih dalam dengan orang-orang di sekitar, seperti keluarga atau sahabat.
Jika dilakukan dengan tepat, joy of missing out bisa membuat Parents merasa lebih bahagia dalam menjalani hidup.
Baca juga:
Jangan Abai! Kenali Penyebab dan Dampak Anak Kecanduan Media Sosial
Mengenal Roleplayer di Sosial Media yang Digandrungi Remaja, Keuntungan dan Bahayanya