Stalking adalah tindakan menguntit atau memantau kegiatan seseorang di sosial media. Di zaman sekarang, biasanya orang-orang suka stalking mantan, entah itu mantan pacar, suami, ataupun istri. Sekali dua kali sekadar mencari tahu kabarnya, sepertinya masih wajar. Namun, kalau setiap hari kepoin media sosialnya dan sampai rutin menanyakan kabarnya ke teman-teman yang lain, itu sangat berlebihan. Hati-hati, Anda bisa mengalami efek buruk sering stalking, lo!
Penasaran apa saja efek buruk sering stalking si mantan? Ini dia!
7 Efek Buruk Sering Stalking Mantan Pacar atau Suami
1. Jadi Makin Susah Move On
Kebiasaan stalking mantan sering terjadi di kala hubungan baru saja putus. Perasaan rindu dan penasaran akan kabarnya memancing Anda untuk mengecek keberadaannya.
Akhirnya, setiap kali buka media sosial, pasti mengecek akunnya terlebih dahulu. Melalui foto-foto yang diunggahnya, Anda menilai hidupnya lebih baik atau tidak setelah tidak lagi bersama Anda. Padahal belum tentu yang kelihatan itu menggambarkan keperti apa kondisi hatinya, kan?
Ini bukan kebiasaan yang sehat. Berdasarkan sebuah penelitian yang dipublikasikan Journal of Cyberpsychology and Behavior, melansir Kompas.com, kebiasaan stalking mantan –entah itu sekadar memantau foto atau status terbarunya- bisa membuat perasaan lebih susah move on.
Memang, sih, tiap orang butuh waktu yang berbeda-beda untuk bisa move on. Namun, kalau setiap waktu selalu memikirkannya dan memantau aktivitasnya di media sosial, kapan bisa move on-nya?
2. Efek Buruk Sering Stalking Adalah Jadi Tidak Bahagia
Efek buruk sering stalking mantan lainnya adalah Anda jadi tidak bahagia dengan diri sendiri. Ketika perasaan sedang baik-baik saja, lalu iseng membuka media sosial mantan dan melihat ia berfoto dengan laki-laki atau perempuan lain, tiba-tiba perasaan jadi mellow.
“Oh, I hope you’re happy… But not like how you were with me,” lirik lagu Happier yang dinyanyikan Olivia Rodrigo pun tak sadar Anda gumamkan.
Atau ‘kelihatannya’ mantan belum punya pasangan baru dan Anda lihat ia masih menyimpan foto-foto lama saat bersama. Seketika pikiran terjebak dalam memori masa lampau. Anda kembali mengingat kenangan manis dan buruk selama bersamanya.
Jika hal seperti ini terus terjadi, tak menutup kemungkinan Anda akan menjadi pribadi yang tidak bahagia. Daripada memikirkan mantan, bukankah akan lebih baik jika Anda memikirkan hubungan yang sedang dijalani saat ini? Tugas Anda saat ini adalah, bersama pasangan saat ini merancang banyak hal untuk bisa terus bahagia di hari-hari selanjutnya.
3. Membuka Luka Lama
Yvonne Thomas, PhD, psikolog berbasis di Los Angeles, menguntit mantan di media sosial itu normal tapi bukan berarti itu sehat. “Dari perspektif kesehatan mental, Anda tidak boleh stalking mantan di media sosial karena itu pertanda Anda tidak putus hubungan dengannya secara tulus, dan Anda belum move on,” kata Yvonne kepada Brit.co.
“Seperti yang saya katakan kepada klien saya, penguntitan di media sosial seperti membuka keropeng dari luka lama yang sudah mulai sembuh, kemudian harus memulai proses penyembuhan dari awal lagi,” katanya lagi. Dengan kata lain, efek buruk sering stalking mantan ini bisa menciptakan ‘lingkaran setan’ yang bakan membuat Anda frustrasi dan sakit.
4. Suka Membanding-bandingkan
Tanpa disadari, Parents jadi suka membanding-bandingkan diri sendiri dengan pasangan mantan saat ini: Apakah pasangannya jauh lebih cantik dari Anda, tahukah ia kebiasaan mantan, lebih mapan atau tidakkah pasangannya dari Anda, dan masih banyak lagi.
Atau, Anda justru membanding-bandingkan mantan dengan pasangan Anda saat ini. Kebetulan, mantan memang lebih royal dan dekat dengan orangtua Anda.
Kenyataan bahwa ia terlihat lebih bahagia di media sosial, membuat Anda menjadi insecure. Anda pun berusaha menunjukkan hal yang sama kepadanya melalui unggahan foto di akun media sosial. Meski saat ini kalian sudah tak berteman di media sosial, Anda berharap ada teman yang menceritakan kabar Anda kepadanya berdasarkan foto tersebut.
5. Efek Buruk Sering Stalking Adalah Depresi
Melansir Bustle, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, menguntit mantan di media sosial dapat meningkatkan tekanan mental, kerinduan, dan hasrat seksual. Psikolog asal Amerika Serikat Tara Marshall menambahkan, dengan terus ‘mengikuti’ mantan di media sosial, secara harfiah Anda sama saja memperpanjang proses penyembuhan.
Ada banyak alasan perpisahan dalam setiap hubungan. Jika masih memungkinkan, Anda dan mantan bisa menjalani transisi ke hubungan persahabatan. Namun jika perpisahan terasa sangat menyakitkan, sebaiknya mengatur jarak psikologis dengannya.
6. Masih Mencintainya, Benarkah?
Apakah benar Anda masih mencintainya? Jika tidak, seperlu itukah Anda harus mengetahui kabarnya, setiap hari? Tara mengatakan, untuk membuktikan Anda belum bisa melupakan mantan tidak dibutuhkan konfirmasi dari seorang profesional kesehatan mental. Kebiasaan stalking Anda sudah cukup menjadi bukti bahwa belum bisa melupakannya, atau bahkan masih mencintainya.
7. Mengkhianati Pasangan Saat Ini
Perselingkuhan tidak hanya berlaku secara fisik, tetapi juga perasaan. Jika saja pasangan tahu jika hingga kini Anda masih sering stalking mantan, pasti hatinya akan kecewa dan marah.
Hargai perasaan pasangan dan waktu yang Anda miliki untuk hanya fokus pada hubungan saat ini. Bayangkan jika Anda berada di posisi pasangan, apakah senang jika ia masih sering stalking mantannya? Tentu tidak, bukan?
Cara Hentikan Stalking Mantan
Meski awalnya sulit, apalagi jika Anda masih menyimpan rasa kepadanya. Namun berhenti stalking atau kepoin mantan harus segera dilakukan agar proses move on perasaan Anda jadi lebih mudah dan berhasil.
- Mengingat efek buruk sering stalking mantan. Setelah beberapa lama melakukan stalking, Anda sadar bahwa Anda justru semakin sulit melupakannya. Tekadkan diri untuk menghentikan penguntitan. Dibandingkan bahagianya, kepoin mantan justru lebih banyak sakit, sedih, dan kecewanya.
- Unfollow dan block akun media sosial mantan dengan begitu Anda tak punya alasan lagi untuk stalking media sosialnya. Kalau perlu nomor kontaknya dihapus juga.
- Berhenti membicarakan mantan dengan orang lain. Jika ada anggota keluarga atau sabahat dan teman yang sedang membicarakan mantan, menghindar saja. Sebisa mungkin kurangi telinga dan pikiran Anda dari informasi tentang mantan. Anda harus lebih fokus pada diri sendiri dan pasangan untuk bisa ‘sembuh’ darinya.
- Cari kesibukan dan luangkan waktu berkualitas dengan pasangan atau anggota keluarga dan sahabat. Misalnya, olahraga, kulineran, belanja, melakukan hobi seperti bercocok tanam atau menggambar.
- Istirahat sejenak dari media sosial. Jadikan ini bukan sekedar upaya berhenti stalking mantan, tapi juga toxic lain yang banyak berseliweran di media sosial.
Sekarang sudah tahu, kan, arti dari stalking dan efek buruk sering stalking? Sebisa mungkin segera hentikan tindak ini dengan langkah di atas. Tujuannya agar Anda baner-benar terhindar dari efek buruk sering stalking. Jika cara di atas tidak mempan, sudah saat Anda berkonsultasi dengan psikolog.
Baca juga:
8 Artis yang Ditinggal Nikah Mantan Kekasih, Lesty Kejora hingga Natasha Wilona
"Aku selingkuh dengan mantan, suamiku akhirnya memaafkan" curahan seorang istri
Waspada! Penguntit dengan Fetish Kaki dan Sepatu Incar Anak Sekolah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.