Jenis-jenis minyak berbeda-beda sesuai dengan karakteristiknya, sehingga bisa disesuaikan dengan cara menggunakannya. Baik itu untuk menggoreng, menumis, atau minyak campuran pada masakan.
Membicarakan tentang minyak biasanya identik dengan kegiatan memasak. Meski minyak nabati yang umum dipakai untuk memasak adalah minyak sawit, minyak zaitun dan minyak kelapa, tetapi masih banyak jenis minyak nabati lain yang bisa dan sering dipakai untuk memasak.
Apa saja jenis-jenis minyak yang biasa digunakan untuk memasak dan perbedaan serta fungsinya masing-masing? Buat mengetahuinya, mari kita baca lewat penjelasan berikut ini!
Jenis-Jenis Minyak untuk Memasak
1. Minyak Kelapa atau Coconut Oil Jenis Minyak Masak
Minyak kelapa yang terbuat dari kelapa segar murni dan diambil minyaknya memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan kulit dan rambut.
Suhu minyak kelapa akan lebih stabil pada panas tinggi, sehingga minyak ini sangat cocok digunakan untuk memasak makanan dengan suhu sangat tinggi. Minyak kelapa tidak akan berasap, ketika dipanaskan dengan suhu tinggi.
Bila Parents ingin memanggang makanan, minyak kelapa juga sangat cocok digunakan karena teksturnya lebih creamy dengan banyak kandungan lemak.
Sekadar diketahui, minyak kelapa ini tidak bisa digunakan untuk membuat mayonaise karena bisa menyebabkan adonan mayonaise mudah pecah. Namun, minyak kelapa yang wangi bisa digunakan untuk bahan membuat kue.
Artikel terkait: Harga Minyak Goreng Naik Oktober 2021, Ini Penyebab dan Kisaran Harganya
2. Minyak Kelapa Sawit, Jenis Minyak untuk Masak
Berbeda dengan minyak kelapa, minyak kelapa sawit yang berasal dari pohon kelapa sawit merupakan jenis minyak untuk memasak yang paling sering digunakan.
Bahan makanan yang digoreng dengan minyak kelapa sawit biasanya akan berubah warna menjadi keemasan. Selain itu, minyak ini juga digunakan sebagai bahan tambahan untuk membuat camilan seperti sereal, es krim, dan cokelat.
Artikel terkait: 5 Minyak sehat untuk menggoreng, Bunda sudah gunakan?
3. Minyak Sayur atau Vegetable Oil
Merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada semua jenis minyak yang berasal dari sumber nabati. Minyak sayur yang beredar di pasaran umumnya campuran minyak kanola, jagung, kedelai, safflower, kelapa sawit, dan bunga matahari.
Minyak sayur yang didapat dari bahan nabati, kemudian diproses dan dimurnikan. Namun, sebagian besar minyak sayur yang diproduksi berasal dari minyak kelapa sawit.
Artikel terkait: 5 Canola Oil yang Aman untuk MPASI Bayi, Bikin Asupan Lebih Lezat dan Sehat
4. Minyak Zaitun atau Olive Oil
Diperoleh dari ekstraksi buah zaitun, minyak zaitun atau olive oil yang umum dipakai untuk masakan terdiri dari dua jenis, yaitu olive oil biasa dan extra virgin olive oil. Ekstra minyak zaitun ini merujuk pada kondisi minyak zaitun yang tidak dimurnikan dan membuat minyak jenis ini berkualitas tinggi.
Minyak ini akan mengeluarkan asap dan terbakar jika digunakan untuk memasak dengan suhu tinggi. Sehingga, minyak zaitun lebih cocok dipakai untuk menumis sayur dan tambahan dressing untuk salad. Selain itu, bisa juga digunakan sebagai selai pada roti.
Olive oil juga dapat digunakan sebagai minyak serbaguna dan sehat untuk disantap langsung, dengan aroma yang bisa memengaruhi hasil masakan. Hanya saja, minyak zaitun memiliki titik asap yang relatif lebih rendah dibandingkankan dengan minyak lainnya.
5. Minyak Wijen pun Termasuk Jenis Minyak untuk Masak
Minyak wijen merupakan minyak nabati yang berasal dari ekstrak biji wijen. Terdapat 2 jenis minyak wijen yaitu minyak yang terbuat dari wijen mentah dan wijen yang disangrai.
Pada umumnya digunakan untuk membuat hidangan lezat yang memiliki aroma khas. Dikarenakan rasa minyak ini terlalu kuat, maka biasanya hanya digunakan untuk menumis agar rasanya lebih gurih dan harum.
6. Minyak Biji Anggur
Grapeseed oil didapat dari proses ekstraksi biji anggur. Minyak biji anggur biasanya digunakan sebagai salad dressing, bukan untuk menggoreng, karena minyak satu ini dapat membentuk radikal bebas.
Minyak biji anggur juga berkhasiat untuk mengatasi permasalahan kulit seperti mengatasi jerawat, menghaluskan, dan mencerahkan kulit.
7. Minyak Bunga Matahari atau Sunflower Oil
Minyak yang satu ini berasal dari bunga matahari yang diproses. Minyaknya memiliki titik asap tinggi dan tidak memiliki rasa yang kuat. Artinya minyak ini bisa digunakan untuk menggoreng makanan. Minyak bunga matahari juga bisa digunakan sebagai alternatif minyak sayur.
8. Minyak Alpukat atau Avocado Oil
Minyak alpukat merupakan minyak yang didapatkan dari buah alpukat tetapi tidak mengalami pemurnian. Titik asap minyak alpukat termasuk tinggi, sehingga dapat digunakan untuk memasak dengan api yang lebih tinggi seperti panggangan. Namun direkomendasikan untuk minyak tumisan.
9. Minyak Kacang atau Peanut Oil
Berasal dari kacang-kacangan membuat minyak kacang memiliki aroma kacang yang kuat. Oleh karena itu, minyak ini cocok sebagai minyak tumis.
10. Minyak Kanola atau Canola Oil
Minyak kanola berasal dari biji canola. Minyak ini memiliki titik asap yang tinggi, yang berarti dapat digunakan untuk memasak dengan api besar.
11. Minyak Biji Rami atau Flaxseed Oil
Kaya omega tiga dan memiliki titik asap yang sangat rendah membuat minyak biji rami tidak bisa digunakan untuk memasak dengan api langsung.
Oleh karena itu, jika Parents ingin menggunakan minyak biji rami ke dalam masakan, bisa menggunakannya untuk tambahan saus dingin. Parents juga harus memastikan menyimpan minyak ini di tempat bersuhu rendah seperti di kulkas agar tak mudah rusak.
12. Minyak Kenari
Minyak ini memiliki titik asap rendah, jadi tidak baik untuk memasak langsung dengan api. Namun, Parents bisa menggunakannya sebagai campuran makanan.
Selain untuk memasak. minyak kenari bisa digunakan sebagai olesan di atas pancake, buah potong dan es krim. Minyak kenari juga bisa ditambahkan ke dalam susu busa untuk minuman kopi.
Itulah 12 jenis minyak yang biasa digunakan untuk memasak dan fungsinya yang berbeda-beda. Semoga bermanfaat!