Jenazah positif corona di Kampung Malang Nengah, Bogor tetap dimandikan tanpa menggunakan prosedur khusus oleh warga sekitar. Pasalnya, warga sendiri mengaku tidak tahu bahwa almarhum ternyata pasien positif Covid-19.
Diduga meninggal karena penyakit jantung, jenazah positif corona tetap dimandikan
Lantaran tidak ada informasi khusus mengenai riwayat kesehatan almarhum secara keseluruhan, hal ini membuat warga menduga bahwa mendiang yang berusia 48 tahun tersebut meninggal karena penyakit jantung. Lelaki yang merupakan pengemudi ojek online tersebut juga diketahui sering pergi berobat terkait penyakit jantung semasa hidupnya.
Karena ketidaktahuan tersebut, warga setempat juga tetap menggelar tahlilan selama tujuh hari selepas proses pemakanan selesai. Kegiatan tahlilan tersebut pun diikuti oleh 25 orang, termasuk para perangkat desa setempat.
Sekretaris Kecamatan Ciseeng Heri Isnandar menjelaskan, proses pemakaman dilakukan seperti biasa karena tidak ada yang tahu sama sekali bahwa jenazah positif corona. Ia juga memaparkan, pihak Dinas Kesehatan tidak secara cepat mengumumkan hasil tes swab.
Artikel terkait: Balita PDP COVID-19 di Medan meninggal dunia setelah dirawat 2 hari
Hasil tes diinformasikan sepekan setelahnya
Hasil tes swab sendiri baru diberikan pada Sabtu (11/4), sepekan setelah rangkaian tahlilan selesai. Ketika tahu bahwa mendiang terjangkit Covid-19, Heri juga mengungkap bahwa warga yang ikut dalam proses pemakaman dan tahlilan merasa cemas.
“Warga memang benar-benar tidak tahu jika almarhum positif corona, karena Dinkes tidak secara cepat menginformasikan hasilnya. Usai tahlilan itu, ada kabar bahwa hasil swab positif. Akhirnya, pada galau (cemas) ,tuh, warga,” ungkap Heri seperti yang dikutip dari laman Kompas.com.
Karena kejadian tersebut, warga setempat juga menilai bahwa peugas Dinas Kesehatan (Dinkers) cenderung lambat dalam memberikan informasi. Jika ada info terkait riwayat penyakit pasien sejak awal, warga pun akan melakukan prosesi pemakaman sesuai prosedur terkait Covid-19.
“Kami, pihak kecamatan dan desa, melakukan tugas sesuai kewenangan. Jadi mungkin untuk Dinkes agar lebih bisa menginformasikan secepatnya apabila ada pasien positif (Covid-19) meninggal. Sehingga kami jadi lebih cepat mengantisipasi, jangan sampai kecolongan begini,” ungkapnya lagi.
Artikel terkait: Bayi satu tahun tertular Covid-19 setelah ayahnya berbelanja ke supermarket
Warga lakukan isolasi mandiri
Sebagai upaya pencegahan penyebaran virus, warga pun dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri. Termasuk bagi mereka yang terlibat langsung dalam memandikan dan menguburkan jenazah, serta mereka yang juga ikut hadir dalam kegiatan tahlilan.
Pihak Dinkes sendiri juga akan melakukan tes swab kepada anggota keluarga almarhum. Apabila ada di antara anggota keluarga yang dinyatakan positif, maka warga lain yang ikut langsung dalam prosesi pemakaman dan tahlilan pun secara otomatis akan berstatus orang dalam pemantauan (ODP).
Heri pun kembali menjelaskan, “Ada tiga yang diperiksa. Salah satunya pembantu beda kampung. Jadi, mudah-mudahan hasil semuanya negatif sehingga warga yang hadir di tahlilan itu tidak naik statusnya.”
“Untuk antisipasi, kami imbau juga semua warga di lingkungan itu untuk didata dan melakukan isolasi mandiri. Yang pernah kontak langsung (dengan almarhum) atau ikut tahlilan, mungkin ada sekitar 20 sampai 25 orang.”
Almarhum sendiri diduga terjangkit Covid-19 karena ia sering bepergian karena bekerja sebagai pengemudi ojek online.
“Mobilitasnya tinggi. Entah ke Depok, Tangerang, Jakarta. Bisa jadi penularannya dari penumpang,” tutup Heri.
Cara menangani jenazah positif Covid-19
Menangani jenazah pasien Covid-19 tentu saja berbeda, karena pedoman khusus yang harus dijalankan. Biasanya, penanganan ini dilakukan oleh petugas medis yang ditunjuk resmi oleh pemerintah.
Berikut merupakan langkah penanganan jenazah pasien Covid-19 menurut prosedur keamanan kesehatan:
- Petugas medis yang menangani harus menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap, terutama jika pasien meninggal dalam masa penularan.
- Jenazah harus terbungkus seluruhnya dalam kantong plastik khusus yang tidak mudah tembus sebelum dipindahkan ke kamar jenazah. Pastikan tidak ada kebocoran pada kantong jenazah.
- Keluarga yang ingin menemui jenazah diwajibkan menggunakan APD. Tenaga medis juga diwajibkan untuk memberitahu prosedur khusus bagi jenazah yang meninggal karena penyakit menular seperti Covid-19.
- Jenazah yang sudah dibungkus kantong khusus tidak boleh dibuka lagi. Jenazah juga harus diantar oleh mobil jenazah khusus penyakit menular.
- Sebaiknya, jenazah tidak boleh lebih dari empat jam disemayamkan di pemulasaraan.
Artikel terkait: Viral keluarga bongkar plastik jenazah pasien corona, ini aturan pemakaman yang benar
Penularan virus korona penyebab Covid-19 terbilang sangat cepat. Oleh karena itu, segala upaya pencegahan harus dilakukan secara maksimal. Agar bisa memutus siklus paparan virus, ada baiknya jika masyarakat melakukan swakarantina dan physical distancing secara disiplin.
Apabila tidak mendesak, usahakan agar Anda dan keluarga tetap di rumah saja. Selain itu, jauhi juga kerumuman dan pertemuan dengan orang dalam jumlah banyak untuk sementara waktu, ya, Parents.
Semoga bermanfaat!
***
Referensi: Kompas, iNews
Baca juga:
Ngeri! Video ini menggambarkan bagaimana batuk sebarkan virus corona lewat udara