Keinginan Pemerintah untuk membuat tol bebas hambatan mulai dari Merak, Banten hingga Denpasar, Bali belum terlaksana hingga sekarang. Ini karena jembatan Selat Bali sejak diusulkan tahun 1960 hingga saat ini belum dapat dibangun, bahkan tidak mungkin akan dibangun.
Parents pasti bertanya-tanya dan penasaran kan mengapa jembatan Selat Bali tidak dapat dibangun? Padahal ini bisa memperlancar proyek jalur tol bebas hambatan milik Pemerintah karena masih terputus di Selat Bali.
Berikut tujuh fakta menarik alasan tidak akan dibangunnya jembatan yang menghubungkan antara Pulau Bali dan Pulau Jawa ini! Cek di sini ya Parents!
7 Fakta Alasan Jembatan Selat Bali Belum Bisa Dibangun Hingga Sekarang
1. Usulan Jembatan Selat Bali Sudah Ada Sejak Tahun 1960
Pelabuhan Ketapang Banyuwangi
Ternyata ide untuk membangun jalur jembatan Selat Bali ini sudah ada sejak tahun 1960. Gagasan ini berasal dari almarhum Profesor Dr(HC). Ir. Sedyatmo yang merupakan guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB).
Tadinya usulan ini diberi nama Tri Nusa Bima Sakti yang berarti membuat jalur penghubung untuk tiga pulau, yaitu Pulau Sumatera, Pulau Jawa, dan Pulau Bali. Karena banyak kontroversi, akhirnya proyek ini belum berjalan. Lalu pada tahun 2012, usulan pembangunan ini pernah muncul kembali oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Rencananya, panjang jembatan Selat Bali ini sekitar 39 kilometer. Pembangunannya akan dimulai dari Desa Ketapang, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur hingga ke Kelurahan Gilimanuk Kabupaten Jembrana Provinsi Bali.
2. Bertujuan Agar Perputaran Ekonomi dan Keselamatan Masyarakat Lebih Baik
Selain lewat laut dan udara, kalau ke Pulau Bali memang tidak ada lagi jalur alternatif menuju ke sana. Bila dibangun jembatan Selat Bali maka akan lebih mempermudah jalur antar provinsi dan antar pulau. Pelabuhan Banyuwangi sendiri setiap tahunnya mengalami kenaikan untuk kendaraan yang melalui jalur laut.
Dan ini mengakibatkan jumlah kapal akan semakin padat dan tidak seimbang dengan jumlah dermaga. Namun sayangnya ombak yang sangat tinggi di Selat Bali, kadang membuat perjalanan menggunakan kapal laut sering tertunda. Tentu ini akan menghambat sektor perekonomian dua pulau.
Artikel Terkait : 5 Rekomendasi Restoran Korea Halal di Bali
Kalau dibangun jembatan Selat Bali, maka akan membuat perjalanan lebih cepat dan tentu lebih aman dibandingkan lewat laut yang ombaknya berbahaya. Yang biasanya harus menunggu lama kapal feri berangkat, sekarang bisa lebih cepat. Dalam hal pendapatan, tentu adanya jembatan Selat Bali akan membantu perekonomian masyarakat Jawa dan Bali.
3. Pembangunan Jembatan Selat Bali Ditolak Masyarakat Hingga Pemerintah Bali
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang ingin mengusulkan kembali pembangunan jembatan Selat Bali ternyata bertolak belakang dengan Pemerintah Jembrana Bali. Hal ini karena pemerintah Jembrana menolak mentah-mentah rencana tersebut.
Selain itu, penolakan ini juga didukung oleh Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jembrana, PHDI Kabupaten Banyuwangi dan PHDI Bali yang menyatakan penolakan terhadap rencana pembangunan proyek Jembatan Selat Bali.
Menurut mereka, Pemerintah Banyuwangi harus mempertimbangkan aspek keagamaan dan budaya, bila ingin membangun jembatan yang menghubungkan Bali ke Pulau Jawa. Apalagi sebenarnya yang mendesak bukanlah pembangunan jembatan, tapi pembangunan infrastruktur jalan Denpasar-Gilimanuk yang utama.
4. Mitologi Hindu Sejarah Bali Menyebutkan Kalau Pulau Bali dan Pulau Jawa Harus Terputus
Sejak dahulu kala, masyarakat Bali memang dikenal sangat menghormati sejarah dan mitologi Hindu di Bali. Salah satunya dalam mitologi Hindu tersebut menyebutkan tentang Selat Bali. Disebutkan bahwa Sang Dang Hyang Sidhimantra memang sengaja memisahkan Pulau Bali dan Pulau Jawa dengan laut diantaranya sebagai pemisah. Secara sekala dan niskala, Pulau Bali dan Pulau Jawa sengaja diputus demi menjaga banyak kebaikan.
Artikel Terkait : 250 Inspirasi Nama Bayi Laki-Laki Hindu Beserta Artinya
Laut di Selat Bali yang menjadi pemisah dan pembatas, merupakan filter untuk mencegah hal-hal buruk dari luar Bali. Sehingga Bali tidak akan terpengaruh hal negatif dan tetap bisa menjadi Bali yang tetap kuat kebudayaannya.
5. Tidak Boleh Ada Bangunan yang Lebih Tinggi Dari Padmasana
Dalam agama Hindu terdapat kepercayaan kalau bangunan atau posisi manusia tidak boleh lebih tinggi dari Padmasana. Padmasana adalah tempat sembahyang atau menaruh sesajian pada umat Hindu. Ini karena Padmasana adalah sebuah tempat suci yang harus dijaga kesuciannya, salah satunya dengan menjaga posisi manusia atau bangunan disekitarnya harus lebih rendah.
Artikel Terkait : 7 Kerajaan Hindu yang Pernah Berjaya di Indonesia dan Sejarahnya
Namun mengingat ombak Selat Bali yang cukup tinggi, pasti jembatan yang akan dibangun akan lebih tinggi dari lautan dan dataran Pulau Bali. Dan karena jembatannya tinggi, maka pasti lebih tinggi dari Padmasana. Sehingga ini bertolak belakang sama kepercayaan umat Hindu yang mengharuskan Padmasana tempat suci paling tinggi.
6. Akan Terjadi Kepadatan Penduduk di Pulau Bali
Pemerintah Bali berpendapat kalau proyek jembatan ini dibangun, maka akan ada potensi lonjakan pendatang yang akan masuk ke Pulau Bali. Ini karena kemudahan perjalanan yang lebih cepat, sehingga akan semakin banyak orang yang datang ke Pulau Bali.
Bukan hanya akan terjadi padat penduduk, kalau dibangun jembatan Selat Bali juga bisa meningkatkan kejahatan di Bali karena orang keluar masuk menjadi lebih mudah.
Hal ini sangat diantisipasi oleh masyarakat Bali agar Pulau Bali tetap kondusif. Dan sangat sesuai dengan mitologi Hindu Bali yang menyebutkan Bali harus dijaga dari pengaruh hal buruk dari luar Bali. Dengan tidak dibangunnya jembatan, maka masyarakat Bali akan mudah mengawasi satu sama lain tanpa takut tindak kejahatan merajalela.
7. Belum Tahu Jembatan Selat Bali Kapan Akan Dibangun
Pemerintah sekarang sedang mempersiapkan pembangunan jalan tol Probolinggo sampai Banyuwangi yang berakhir di pelabuhan Ketapang. Dan juga membangun jalan tol dari Gilimanuk hingga Mengwi yang akan berakhir di kota Denpasar.
Jika kedua jalan tol ini sudah jadi, maka dari Merak Banten sampai Denpasar Bali akan tersambung bebas hambatan. Namun tetap terputus di Selat Bali, karena belum ada jembatan Selat Bali yang menghubungkan di jalur darat.
Artikel Terkait : Catat, berikut 6 rute mudik jalur darat dan rincian harga tol terbaru
Hingga sekarang sudah 62 tahun berlalu, belum ada kepastian kapan pembangunan jembatan Selat Bali ini akan dibuat. Dan juga belum ada pengajuan kembali untuk dibangun dari pemerintah terkait.
Bahkan kontroversi jembatan ini belum berhenti hingga saat ini. Konon, tidak akan ada pembangunan jembatan antara Bali dan Jawa seperti yang sudah tertulis di mitologi dan kepercayaan masyarakat Hindu di Bali. Percaya atau tidak? Mari kita buktikan sendiri nanti ya Parents!
Berikut tadi 7 alasan mengapa jembatan Selat Bali belum bisa dibangun walau sudah 62 tahun berlalu sejak usulan dibuat oleh Profesor Sedyatmo. Semoga menjadi pengetahuan buat Parents ya! Jadi tidak penasaran lagi kan, kenapa jembatan yang menghubungkan antara Pulau Bali dan Pulau Jawa belum ada tanda-tanda untuk dibangun.
Baca Juga :
Kenali Fungsi dan Filosofinya, Ini 9 Jenis Rumah Adat Bali
Liburan ke Bali, Ajak Anak Wisata Museum! Ini Rekomendasinya
7 Rekomendasi Tempat Liburan Keluarga di Bali di 2024, Cek Parents!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.