Siap Dibangun, Indonesia-Malaysia Akan Terhubung Jembatan 120 Km

Indonesia dan Malaysia akan terhubung dengan jembatan melalui Dumai di Sumatera sampai ke Telok Gong di Masjid Tanah yang panjangnya diperkirakan mencapai 120 Km.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dua negara serumpun, Indonesia dan Malaysia akan segera terhubung lewat jalur baru, nih, Parents. Belum diketahui jenis penghubung yang dimaksud, namun diduga Malaysia akan membangun terowongan atau jembatan untuk menghubungkan negaranya dengan Indonesia.

Proyek untuk menghubungkan antara Indonesia dan Malaysia melalui Selat Malaka ini sebetulnya bukan sebuah ide yang baru saja muncul. Namun, proyek tersebut sebelumnya sudah pernah dikemukakan setidaknya lebih dari 10 tahun lalu saat masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

Berikut ulasan selengkapnya yang sudah kami rangkum dari beberapa sumber berikut ini.

Rencana Pembangunan Jembatan yang Menghubungkan Indonesia dan Malaysia

Rute Pembangunan Jembatan Indonesia - Malaysia Sepanjang 120 Km

Diberitakan The Rakyat Post, 8 September 2022, Indonesia dan Malaysia akan terhubung dengan jembatan melalui Dumai di Sumatera sampai ke Telok Gong di Masjid Tanah, Melaka, Malaysia. Diperkirakan jembatan itu akan sepanjang 120 km.

Rute baru menghubungkan Malaysia dan Indonesia akan dikembangkan dengan kerja sama sektor swasta. Ketika selesai, jembatan itu diklaim akan berdampak besar pada perkembangan ekonomi kedua negara.

Artikel terkait: 7 Fakta Mengapa Jembatan Selat Bali Tidak Dibangun

Pembangunan Terowongan atau Jembatan Akan Memakan Waktu 20 tahun

Ketua Komite Investasi, Industri, Pengembangan Wirausaha, dan Koperasi Melaka Ab Rauf Yusoh mengatakan pembangunan terowongan atau jembatan akan memakan waktu 20 tahun untuk diselesaikan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ia menambahkan, setelah jembatan selesai akan berdampak besar pada perkembangan ekonomi kedua negara.

“Usulan proyek tersebut sudah diajukan oleh pihak swasta dan kedua negara pada prinsipnya telah sepakat melakukan studi rinci mengenai hal tersebut,” terangnya dikutip dari Channel News Asia.

“Dari pihak pemerintah negara bagian, kami membawa semua instansi pemerintah untuk mengunjungi daerah rute baru yang diusulkan akan dibangun kemarin,” lanjutnya kepada wartawan setelah wawancara di salah satu stasiun radio Melaka.

Mengusung Konsep ‘One Belt, One Road’

Ab Rauf juga menerangkan, proyek yang melibatkan pembangunan berbagai infrastruktur, termasuk area penyebaran lalu lintas dan Immigration, Custom, Quarantine and Security (ICQS) Complex itu akan dibangun dengan konsep ‘One Belt One Road’.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ini akan menjadi ikon baru bagi Malaysia dan Indonesia. 

Selain itu, kawasan industri baru akan dikembangkan secara bertahap di Masjid Tanah seluas sekitar 2.023 hektare, kata Ab Raud. Pengembangan kawasan tersebut akan dilakukan oleh Melaka Corporation dan diharapkan juga berkontribusi pada pembukaan kota baru di Masjid Tanah.

Artikel terkait: 5 Makanan Malaysia yang Mirip Makanan Indonesia, Serupa Tapi Tak Sama

Sempat Ditolak SBY

Sekadar diketahui, pemerintah Malaysia sebetulnya sempat mengusulkan pembangunan terowongan yang menghubungkan Malaka dengan Sumatera, juga pernah mengusulkan pembangunan jembatan dari Malaka ke Dumai, Riau.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun usulan itu ditolak oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat masih menjabat presiden. Ketika berbicara di depan masyarakat Indonesia di Berlin, 5 Maret 2013, ia mengatakan empat tahun lalu, Malaysia mengusulkan pembangunan jembatan yang menghubungkan Dumai ke Semenanjung Malaysia.

SBY saat itu berencana membangun jembatan Selat Sunda yang menghubungkan Jawa dan Sumatera. Jembatan Selat Malaka ini dirancang dengan panjang 49 km dari Telok Gong, dekat Masjid Tanah, negara bagian Malaka di Semenanjung Malaysia, ke Pulau Rupat dan dilanjutkan ke Dumai, Riau.

Artikel terkait: 11 Lagu Malaysia Terpopuler di Indonesia, Banyak yang Bikin Nostalgia!

Menuai Protes Warga Malaysia

Foto: twitter.com/NewsBFM

Sementara itu dilansir Mothership, 9 September 2022, anggota Parlemen Kota Melaka Khoo Poay Tiong mengecam gagasan itu. Dia mempertanyakan tentang kelayakannya. Khoo berharap pemerintah negara bagian bisa memberikan rincian lengkap. Warganet Malaysia juga merespons rencana pembangunan tersebut. Ada yang setuju ada pula yang tidak.

"Why do we need this tunnel? For what purpose? Just so some people can make money? Our roads are full of potholes, highways maintenance poor and it floods all the time. The Rakyat don’t need this tunnel, better use the RMbillions on the Rakyat of Malaysia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

(Mengapa kita membutuhkan terowongan ini? Untuk tujuan apa? Hanya agar beberapa orang dapat menghasilkan uang? Jalan kami penuh dengan lubang, pemeliharaan jalan raya yang buruk dan banjir sepanjang waktu. Rakyat tidak membutuhkan terowongan ini, lebih baik gunakan RMbillions pada Rakyat Malaysia.)" 

"Why need tunnel and bridge when the melaka airport can accommodate such need! Can please do something to the airport, it just being there without any function, maybe just about 20% of your budget use at melaka airport can accommodate the needs already from melaka to indon!

(Mengapa perlu terowongan dan jembatan ketika bandara melaka dapat mengakomodasi kebutuhan seperti itu! Tolong lakukan sesuatu ke bandara, itu hanya berada di sana tanpa fungsi apa pun, mungkin hanya sekitar 20% dari penggunaan anggaran Anda di bandara melaka dapat mengakomodasi kebutuhan yang sudah dari melaka ke indon!)"

***

Demikian informasi mengenai rencana pembangunan terowongan atau jembatan yang akan menghubungkan Malaysia dan Indonesia. Semoga informasi di atas bermanfaat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

https://id.theasianparent.com/jembatan-kaca-di-vietnam

https://id.theasianparent.com/jembatan-terpanjang-di-dunia

https://id.theasianparent.com/jembatan-kaca-di-dunia