Penutupan beberapa ruas jalan dilakukan oleh Polrestabes Bandung sejak malam takbiran pada Sabtu (23/05). Tujuan jalan ditutup di Kota Bandung ini yaitu untuk membatasi aktivitas warga di luar rumah.
Beberapa jalan utama seperti Jalan BKR, Jalan Pelajar Pejuang 45, Jalan Laswi, Kopo, yang mengarah ke pusat kota akan ditutup sementara. Hal ini dilakukan untuk mencegah berkumpulnya masyarakat di beberapa titik yang umumnya padat pengunjung.
Jalan di Bandung Ditutup untuk Kurangi Aktivitas Warga
Penutupan jalan untuk cegah penyebaran virus. Sumber: Medcom
Kasat Lantas Polrestabes Bandung, Kompol Bayu Catur Prabowo mengatakan bahwa penutupan jalan ini adalah salah satu bentuk antisipasi konvoi yang rencananya akan diselenggarakan salah satu klub motor di Bandung. Selain itu, penutupan ini bertujuan untuk mencegah balapan liar.
“Ini sejak malam takbiran, sudah melakukan penutupan di jalur lingkar selatan. Dilakukan (penutupan) karena mendapat info terkait rencana kegiatan beberapa klub motor, kegiatan takbir keliling, dan balapan liar. Sehingga arus jalan memasuki kota Bandung kita tutup,” ujar Bayu, dikutip dari PRFM.
Pihak Polrestabes Bandung menilai bahwa dengan adanya penutupan jalan, aktivitas warga pada beberapa waktu terakhir ini sudah menurun. Apalagi saat ini sedang masih dalam suasana libur lebaran.
“Analisis lainnya bahwa beberapa titik sudah ada kepadatan masyarakat di jalan pusat perbelanjaan seperti di wilayah Pasar Baru, kemudian di Tegalega. Ini perlu diantisipasi karena kita miliki prinsip agar masyarakat memiliki keengganan untuk keluar rumah,” jelas Bayu.
Jalan ditutup ditujukan agar tidak ada warga dari luar daerah yang masuk ke dalam Kota Bandung. Sementara itu, warga Kota Bandung dipastikan masih bisa beraktivitas dengan normal di dalam kota.
Hingga kini, alternatif untuk masuk ke pusat Kota Bandung hanya melalui dua arah, yaitu dari selatan dan timur. Sedangkan dari arah utara masih bisa masuk, tapi tetap dipantau dampaknya. Sebagai contoh, Jalan Ahmad Yani dan Supratman masih belum ditutup karena kondisi masih terbilang kondusif.
“Kami tutup (jalan) dengan harapan bahwa kegiatan masyarakat yang tidak penting mulai dibatasi, juga keinginan masyarakat untuk keluar rumah semakin berkurang,” tambahnya.
Penutupan Jalan Dilakukan hingga PSBB Berakhir
Checkpoint di beberapa jalur masuk kota Bandung selama PSBB. Sumber: CNN Indonesia
Bayu mengungkapkan bahwa penutupan jalan ini akan dilaksanakan hingga masa PSBB berakhir, yaitu pada tanggal 29 Mei 2020.
“Penutupan beberapa ruas jalan ini sampai PSBB berakhir. Setelah itu kita evaluasi, apakah tanggal 30 (Mei) akan dibuka seluruh jalan atau tidak,” paparnya.
Dengan kondisi jalan pusat Kota Bandung yang kini lengang, Bayu berharap agar warga tidak terlena dan tetap waspada dalam menjaga kesehatan. Protokol kesehatan tetap harus diperhatikan untuk mencegah penularan virus.
“Masyarakat jangan terlena karena penyebaran virus ini masih menghantui kita. Masyarakat harus tetap berjaga-jaga jangan sampai ada di kerumunan dan tetap perhatikan protokol kesehatan, karena bagaimanapun yang bisa menjaga kesehatan adalah warga itu sendiri.” pesan Bayu kepada masyarakat.
Sampai sekarang, kasus positif COVID-19 di Kota Bandung masih termasuk tinggi. Menjelang berakhirnya pemberlakuan PSBB periode ketiga di Kota Bandung, kasus positif masih belum menunjukkan penurunan yang signifikan.
Jalan ditutup di kota Bandung. Sumber: Kompas
Berdasarkan data dari Pusat Informasi COVID-19 (Pusicov) Kota Bandung pada laman resminya, per 26 Mei 2020 jumlah kasus positif di Bandung sejumlah 300 orang.
Jumlah pasien yang masih menjalani perawatan saat ini adalah separuhnya (55,33%) yaitu 166 orang. Lalu, yang dinyatakan sembuh sebanyak 96 pasien atau sekitar 32% dan jumlah korban meninggal sebanyak 38 orang (12%).
Orang Dalam Pemantauan (ODP) sudah mencapai angka 3.741 dengan rincian 3.590 orang sudah selesai pengawasannya dan 151 orang masih dalam proses. Sementara Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada 902 orang dan 233 di antaranya masih dirawat di rumah sakit.
Sekertaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna meminta kepada petugas di tingkat kecamatan dan kelurahan agar lebih gencar lagi untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Imbauan untuk tidak mudik juga akan diberikan.
“Sekarang ada arus mudik ini kita harus perketat inventarisasi, kalau tidak ya kita jebol. Kita tidak ingin ada berita tidak bagus. Seperti ada yang terpapar karena dari mudik,” ungkap Ema.
Warga diminta sadar dan terbuka untuk melapor jika terlanjur pulang ke kampung halaman. Aparat kewilayahan di tingkat kecamatan juga sudah menyiapkan tempat khusus untuk isolasi.
Dengan adanya ruas jalan utama yang ditutup di kota kembang ini, diharapkan bisa meminimalisisasi interaksi warga dan mencegah penyebaran virus lebih luas di Kota Bandung. Parents yang berada di Bandung, apakah setuju dengan keputusan jalan Bandung ditutup untuk memutus rantai penyebaran COVID-19?
Sumber: PRFM, Pikiran Rakyat
Baca juga:
Mudik Lebaran 2020 tak dilarang, ini protokol yang wajib dipenuhi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.