Perencanaan dan investasi sangat penting bagi generasi sandwich agar keadaan keuangan tetap sehat. Nah, berikut pembahasan tentang instrumen investasi untuk generasi sandwich yang perlu untuk Parents ketahui!
Apa Itu Generasi Sandwich?
Dilansir dari investopedia, generasi sandwich atau sandwich generation mengacu pada individu yang harus mendukung finansial orang tua yang dan anak-anaknya secara bersamaan.
Generasi sandwich dinamai demikian karena mereka seperti ‘terjepit’ di antara kewajiban untuk mendukung kebutuhan finansial orang tua dan kebutuhan finansial, fisik dan emosional anak-anak mereka. Situasi ini mirip dengan kondisi ‘terjepit’ di antara kedua roti sandwich.
Sebuah studi dari Pew Research Center memperkirakan bahwa sekitar satu dari tujuh orang Amerika yang berusia 40 hingga 60 tahun memberikan bantuan keuangan untuk anak dan orang tua secara bersamaan.
Artikel terkait: 7 Tips Mengatur Keuangan Keluarga di Tengah Resesi, Jangan Panik!
Beban finansial ini kerap ditambah juga dengan tanggung jawab untuk mengelola karier dan masalah pribadinya, serta kebutuhan untuk menyiapkan pensiun.
Tidak mengherankan, individu-individu dari generasi sandwich berada di bawah tekanan finansial dan emosional yang signifikan.
Menurut Jen McGarry, kepala Inisiatif Mitigasi Risiko di RBC Wealth Management Amerika Serikat, tanggung jawab untuk membantu keluarga sambil mengelola keuangan pribadi adalah hal yang sulit dilakukan.
“Tanggung jawab tambahan untuk membantu anggota keluarga sambil tetap mengelola tujuan keuangannya sendiri membuat seseorang memiliki beban yang banyak,” ungkapnya melansir dari rbcwealthmanagement.
Investasi untuk Generasi Sandwich
Setelah mengetahui beratnya tanggung jawab finansial generasi sandwich, satu hal yang bisa disadari adalah pentingnya untuk berinvestasi sejak usia muda.
Jika telah berinvestasi sejak usia muda, kita akan mampu menyiapkan dana pensiun kita sendiri. Alhasil, kita tidak akan menjadi ‘beban’ finansial bagi anak-anak kita kelak.
Pada akhirnya, kita akan memutus rantai generasi sandwich ini.
Dilansir dari cermati, satu jenis investasi yang direkomendasikan untuk generasi sandwich adalah Surat Berharga Negara (SBN).
SBN sendiri terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau yang disebut sukuk negara. SUN juga terdiri dari dua jenis yaitu Obligasi Negara (ON) dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN).
Artikel terkait: Mau investasi emas logam mulia? Ini hal yang perlu Parents perhatikan
1. Risiko investasi SBN terbilang sangat rendah
Karena dijamin pemerintah sampai masa jatuh tempo, kemungkinan gagal bayar saat berinvestasi SBN sangat rendah. Setiap tahunnya, pemerintah juga akan mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk SBN ini.
Jadi, risiko investasi SBN terbilang sangat rendah, Parents!
2. Modal investasi rendah
Modal investasi di SBN juga tergolong cukup rendah. Investasi SBN seperti di Savings Bond Ritel (SBR), Obligasi Negara Ritel (ORI), maupun Sukuk Tabungan (ST) hanya memerlukan modal minimal Rp1,000,000.
3. Return atau imbalan lebih tinggi
Imbal hasil SBN diketahui lebih tinggi dibanding bunga deposito maupun suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Return ini dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masa sekarang dan masa depan (dana pensiun).
4. Dapat dibeli dengan mudah
Saat ini, investasi SBN untuk ritel bisa dibeli secara online lewat e-SBN. Dapat juga melalui agen penjual, seperti bank, fintech lending, dan perusahaan sekuritas.
Parents juga bisa mencari informasi resmi mengenai pembelian SBN ini melalui situs Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Jadi, tidak perlu ragu dengan keasliannya.
5. Bisa investasi setiap tahun
Saban tahun, pemerintah rutin menerbitkan dan menjual SBN untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan di APBN. Dengan demikian, Parents dapat mengalokasikan uang untuk investasi pada instrumen SBN setiap tahun pula.
6. Terbuka bagi siapapun
Surat Berharga Negara tidak hanya dijual untuk kalangan tertentu saja, misalnya pejabat atau para selebriti. SBN bisa dibeli oleh siapapun, mulai dari ibu rumah tangga, mahasiswa, karyawan, dll.
Meskipun demikian, penting juga untuk mengumpulkan cukup dana darurat sebelum mulai berinvestasi, ya, Parents. Anda sebaiknya menyiapkan dana darurat yang bisa dicairkan kapan saja setara dengan 6-12 bulan pengeluaran bulanan Anda.
Selain itu, Anda sebaiknya mengetahui terlebih dahulu profil risiko investasi-mu sebelum mulai berinvestasi. Profil risiko investasi bisa menjadi indikator untuk mengetahui tingkat toleransi individu terhadap risiko-risiko saat berinvestasi.
Itulah informasi mengenai investasi untuk generasi sandwich, semoga bermanfaat, ya!
Baca juga:
Ingin Mulai Investasi Reksadana? Ini Hal yang Perlu Dipahami Lebih Dulu
Cek! Ini 6 Cara Siapkan Dana Pendidikan Anak di 2021 Menurut Ahli