Aktris sekaligus presenter Sarah Sechan memutuskan untuk berhenti dari media sosial. Ia mengaku bahwa media sosial sangat melelahkan.
Apa yang ia lakukan bukanlah detoks media sosial, yang kemungkinannya akan kembali lagi suatu hari nanti dalam jangka waktu tertentu. Namun yang ia lakukan adalah berhenti total dari media sosial terutama Twitter dan Instagram.
Lewat akun Instagram @sarahsechan, ia menulis pesan panjang dalam bahasa Inggris sebelum akhirnya mengunci akunnya.
Kini, hanya 158 ribu pengikutnya saja yang dapat melihat instagram Sarah Sechan yang akan sepi tanpa aktivitas pemiliknya.
Berikut terjemahan lengkap ucapan salam terakhir Sarah Sechan:
Hei kalian orang-orang seksi, ini akan jadi postingan terakhirku di instagram dan twitter.
Saya telah memutuskan bahwa pada usia ini (selalu berumur 24 tahun, tentu saja) saya harus benar-benar mulai hidup dan menikmati setiap saat dalam kehidupanku, tidak sibuk mencoba untuk membuat orang-orang mengerti tentang pilihan hidup maupun persetujuan dari orang-orang yang tak dikenal.
Saya ingin membisikkan rasa terima kasih (dan sekaligus kekecewaanku!) hanya kepada Sang Pencipta saja, karena kita semua tahu Tuhan mendengarkan hati kita, tidak membaca tulisan kita di sosial media..
Saya ingin memberitahu kepada seseorang tentang perasaan maupun apa yang aku pikirkan dengan cara berbicara dari hati ke hati. Bukan lewat sebuah kutipan yang kutemukan di pencarian google.
Saya ingin kembali ke hari-hari di mana saya perlu makan karena itu merupakan kebutuhan dasar, bukan karena tulisan foodporn dianggap keren. Saya ingin memakai pakaian tertentu karena itu membuatku merasa nyaman, bukan karena saya harus posting ootd (atau karena aku mendapatkannya secara gratis).
Saya sadar bahwa saya telah menghabiskan terlalu banyak waktu memosting hal yang tidak perlu. Bukannya terlibat dengan orang di sekitar tempat tinggalku saat ini.
Saya perlu berinteraksi & memperhatikan orang-orang terdekatku, karena saya tidak punya jaminan bahwa ada berapa banyak waktu lagi yang tersisa untuk menghabiskan waktu dengan mereka.
Saya ingin menghargai kenangan berkesan di dalam diriku sendiri. Kalian tahu kan pepatah ‘besok hanyalah sebuah janji’.
Saya ingin orang lain berbicara tentang prestasiku tanpa perlu meneriakkan hal itu di sosial media. Saya ingin orang tahu tentang diriku karena mereka telah bertemu langsung denganku dan menghabiskan waktu bersama, bukan karena mereka membaca kalimat dari keteranganku di bawah foto yang aku posting setelah memilih satu dari ratusan potret narsis.
Dan sebaliknya, saya tidak ingin berpikir bahwa saya tahu tentang diri seseorang hanya karena aku telah mengikutinya di media sosial.
Jadi inilah postingan terakhirku.
Saya menulis ini dengan bumerang, mencoba setidaknya 20x, diedit dengan musik, menghabiskan sekitar 45 menit keseluruhan untuk memposting ini pada halaman instagram-ku.
Ketika seharusnya saya membersihkan makeup setengah jam yang lalu dan menyiapkan makan malam.
Oh, kehidupan media sosial sungguh melelahkan. Mengambil waktu soreku yang berharga sebagai ibu-ibu.
Terima kasih telah menjadi follower-ku yang menyenangkan, segalanya sangat luar biasa.
Adanya media sosial memang sering memudahkan kita untuk berinteraksi dengan yang lainnya. Tapi ada juga efek samping yang ditimbulkan akibat dari itu semua, yaitu kurangnya kedekatan dengan sesamanya secara langsung.
Menurut Anda, bagaimana langkah yang ditempuh oleh Sarah Sechan ini? Maukah Anda mengikuti jejaknya juga? Diskusikan di komentar ya…
Baca juga:
Ibu Kecanduan Smartphone, Anak Curhat di Media Sosial
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.