Apakah si kecil termasuk sering menggunakan headset, Parents? Jika, ya, waspada dengan dampak buruk yang mengintai kesehatan indera pendengarannya. Setidaknya, kisah berikut bisa menggambarkan bagaimana infeksi telinga mengharuskan seorang anak berurusan dengan rumah sakit.
Sejak adanya kebijakan di rumah saja selama masa pandemi COVID-19, peningkatan penggunaan perangkat digital pun kian meroket tajam. Bukan hanya di kalangan orang dewasa , tetapi juga anak-anak.
Tak hanya untuk mengakses konten hiburan atau games, si kecil pun semakin sering berinteraksi dengan layar smartphone untuk kepentingan proses pembelajaran yang harus berlangsung dari rumah. Tidak jarang, penggunaan smartphone ini dibarengi dengan penambahan alat bantu audio seperti headset.
Headset merupakan alat tambahan yang sering kita jumpai dan gunakan untuk membantu mendengar suara lebih lebih jelas. Faktanya, penggunaan headset bisa menjadi berbahaya jika digunakan terlalu sering seperti halnya kasus yang menimpa seorang anak.
Ia mengalami infeksi akibat jamur di saluran telinga dan diduga akibat terlalu sering menggunakan headset.
Penggunaan Headset Sebabkan Infeksi Telinga
Dikutip dari situs berita Tiongkok, ETtoday, seorang anak laki-laki di Beijing mengeluh bahwa ia tak mampu mendengar jelas dan di saat bersamaan merasakan gatal di saluran pendengarannya. Ibu anak ini pun segera membawa anaknya ke Shunyi Women and Children’s Hospital untuk berkonsultasi dengan dokter.
Dari pemeriksaan, dokter menemukan ada bulu halus seperti jamur pada telinga anak tersebut. Kemungkinan besar jamur tersebut muncul disebabkan penggunaan headset yang berlebihan. Hal ini terbukti dari kurangnya jalan udara di bagian telinga luar. Ditambah lagi dengan kelembapan di area telinga. Suhu tinggi di sekitar rongga telinga akhirnya menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan jamur.
Kebiasaan anak mengorek telinga berulang kali pun semakin memperburuk keadaan telinganya. Menurut dokter yang menangani, kebiasaan tersebut menyebabkan kerusakan membran mukosa telinga yang pada akhirnya memicu infeksi jamur atau otomycosis. Untungnya, anak lelaki tersebut segera dibawa ke rumah sakit sehingga masalah infeksi jamurnya bisa teratasi. Pendengarannya pun sudah kembali normal.
Dokter mengatakan bahwa dengan penanganan yang tepat, infeksi jamur umumnya memerlukan waktu tiga minggu untuk bisa sembuh. Beliau juga mengingatkan, penyakit jamur di telinga cenderung sering kambuh. Maka, untuk menghindari agar tidak kejadian serupa tidak terjadi, Parents perlu mamastikan kebersihan telinga si kecil.
Tips Mencegah Infeksi Telinga pada si Kecil
Kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa menjaga agar telinga anak tetap bersih dan kering adalah hal yang baik sehingga sering melakukan pembersihan telinga.
Padahal, kotoran telinga yang terkesan sebagai sesuatu yang kotor dan wajib disingkirkan ternyata mempunyai manfaat tersendiri, sejauh kotoran tersebut tidak mengeluarkan bau tak sedap.
Kotoran yang kerap disebut tahi telinga ini disekresikan oleh organ pendengaran untuk menjaga kebersihannya secara alami. Keberadaan kotoran telinga atau dalam istilah medis dikenal sebagai serumen merupakan indikasi normal yang menunjukkan bahwa telinga mampu menyaring debu, kotoran, dan sel kulit mati yang berada atau masuk dalam telinga.
Nah, jika Parents ingin membersihkan telinga dengan cara yang lebih baik dan aman, berikut beberapa pedoman yang diberikan Cambridgeshire Community Service NHS Trust.
Hal yang Parents perlu lakukan:
- Untuk membersihkan bagian luar telinga yang tampak kotor, gunakan kain bersih yang lembut dan basahi dengan sedikit air.
- Hindari penggunaan sabun dalam proses pembersihan ini, sebab komponen yang terdapat pada sabun berpotensi mengikis tahi telinga dan memungkinkan telinga terpapar zat berbahaya.
- Gunakan cotton ball basah untuk membersihkan bagian dalam telinga. Selalu ingat untuk menghindari penggunaan sabun. Lalu keringkan telinga setelah itu.
Hal yang Parents tidak boleh lakukan:
- Mengorek telinga dengan jari sebab jari-jari tangan sangat mungkin mengandung kuman berbahaya.
- Mengorek telinga dengan cotton bud. Meskipun kenyataannya penggunaan cotton bud atau tusukan pembersih telinga sudah sangat lumrah, ternyata penggunaan benda ini sangat tidak diianjurkan. Bukannya membersihkan telinga tetapi justru mendorong kotoran telinga semakin ke dalam.
- Menggunakan sabun untuk membersihkan telinga, sebab zat kimia pada sabun memicu pengikisan serumen.
- Menggunakan benda runcing lainnya seperti pangkal peniti atau korek api. Selain berbahaya, menggunakan benda runcing juga memungkinkan kotoran telinga semakin terdorong sehingga saluran udara di bagian dalam pendengaran terganggu serta memicu infeksi.
Itulah beberapa poin penting yang perlu Parents terapkan untuk menjaga organ pendengaran si kecil agar tetap sehat dan bebas dari penyakit infeksi telinga.
Baca juga:
Hindari Membersihkan Telinga Bayi Dengan Cotton Bud, Ini Alasannya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.