Di dalam tubuh kita, ada organisme berbentuk jamur yang disebut candida. Jamur ini terdapat di dalam usus, mulut, dan kulit. Infeksi jamur pada anak terjadi ketika jamur ini terpapar antibiotik, mengalami iritasi atau gesekan.
Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan lingkungan mikroba dalam tubuh. Hingga membuat produksi candida menjadi berlebihan dan menimbulkan infeksi jamur pada anak.
Infeksi ini juga cenderung terjadi pada bagian tubuh yang basah atau lembab. Itulah mengapa bayi dan balita mengalami infeksi jamur di area ketiak, mulut, leher dan bagian genital (kemaluan). Tak jarang juga bisa terjadi di pantat dan paha.
Jenis-jenis infeksi jamur pada anak
1. Sariawan (Oropharyngeal Candidiasis)
Gejala sariawan pada anak meliputi:
- Belang putih dan kuning dan lidah bayi, gusi, bibir, langit-langit mulut dan pipi bagian dalam
- Area mulut dan tenggorokan terlihat memerah
- Suduh bibir terlihat pecah-pecah
- Sakit saat menelan, dan pada bayi sulit menyusu
2. Infeksi jamur di area genital (Genital Candidiasis)
Infeksi ini terjadi ketika produksi candida berlebihan terjadi di area kemaluan. Penyebabnya antara lain, sistem imun yang lemah, penggunaan popok, kebersihan kurang terjaga, dan penggunaan obat-obatan.
Gejalanya adalah sebagai berikut:
- Gatal dan iritasi di sekitar vagina
- Bengkak atau kemerahan di area kemaluan
- Sakit dan adanya sensasi terbakar, terutama saat si kecil pipis
- Sakit di bagian perut
3. Ruam popok
Ruam popok salah satu infeksi jamur pada anak.
Ruam popok biasanya disebabkan popok basah yang dibiarkan terlalu lama. Bila Bunda sudah berusaha mengobati ruam popok dengan krim untuk ruam dan obat rumahan, namun ruamnya tidak kunjung hilang, ini bisa jadi tanda infeksi jamur yang lebih parah dari pada iritasi penyebab ruam.
Gejalanya mencakup:
- Ruam tidak menghilang setelah diberi krim untuk ruam popok
- Area yang terinfeksi terlihat memerah, ada bintik merah di sekitarnya
- Iritasi pada kaki yang tersentuh popok dan lipatan kulit.
Artikel terkait: Penyebab dan cara tepat mengatasi ruam popok pada bayi
4. Invasive candidiasis
Ketika jamur masuk ke dalam tubuh melalui pembuluh darah, hal ini bisa memengaruhi jantung, otak, mata, hingga ke tulang. Kondisi ini bisa menimbulkan infeksi yang fatal. Meskipun kasus ini jarang, namun Parents tetap perlu waspada. Terutama jika si kecil sering keluar masuk rumah sakit.
Infeksi jamur yang cukup berbahaya dan bisa menyebabkan kematian ini harus diwaspadai. Berikut ini adalah gejalanya:
- Demam dan menggigil tanpa henti
- Demam disertai masalah kesehatan, seperti diabetes dan sistem imun yang lemah
- Badan lesu dan lemas
Penanganan infeksi jamur pada anak
Selain obat-obatan dari dokter, Parents juga bisa menangani infeksi jamur pada anak dengan racikan obat dari bahan alami yang bisa dibuat di rumah.
- Tea tree oil. Kandungan anti-bakteri dan anti-jamurnya bisa menyembuhkan infeksi jamur pada anak. Campurkan 3 tetes tea tree oil pada 100 ml air matang, lalu balurkan pada area yang terinfeksi. Hindari penggunaan bahan ini secara langsung, karena bisa membuat area yang diolesi terasa panas dan memperparah kondisi iritasi. Ingat juga, Bunda, hindari area genital saat melakukan perawatan ini.
- Yogurt. Gunakan yogurt tanpa perasa untuk menyembuhkan infeksi jamur pada anak. Yogurt tawar memiliki kandungan bakteri baik (lactobacillus acidophilus) yang bisa mencegah jamur menyebar ke bagian tubuh lain. Berikan anak makan yogurt secara rutin dan oleskan sedikit di bagian yang terkena infeksi.
- Baking soda. Buat campuran satu sendok makan baking soda dengan secangkir air. Oleskan campuran ini ke bagian yang terkena infeksi jamur. Jika dilakukan secara rutin, hasilnya akan terlihat setelah beberapa hari.
- Cuka apel. Campurkan secangkir cuka apel dengan secangkir air hangat. Oleskan di bagian yang terinfeksi. Bila iritasi terlihat lebih parah, hentikan pemakaian. .
Mencegah infeksi jamur pada anak
- Jaga kebersihan dot atau teether bayi. Dot atau teether yang sudah lama dipakai dan jarang dicuci bisa menjadi tempat jamur berkembang biak. Masukkan ke dalam air mendidih selama 5 menit sebelum digunakan, sebagai bagian dari sterilisasi. Selain itu, dot dari botol susu juga sebaiknya diganti jika sudah lama dipakai.
- Gantilah popok bayi dengan rutin. Jangan biarkan ada bagian tubuhnya yang dibiarkan basah atau lembab terlalu lama.
- Bila anak sudah agar besar, ajari dia untuk membersihkan diri setelah buang air besar maupun buang air kecil. Terutama jika dia sudah sekolah dan menggunakan toilet di tempat umum.
- Hindari pakaian terlalu ketat untuk anak. Berikan pakaian yang terbuat dari bahan menyerap keringat seperti katun. Terutama jika anak aktif dalam kegiatan olahraga atau sering berada di luar ruangan.
Semoga bermanfaat.
Baca juga:
Waspada! Jamur di teether bayi yang sering luput dari perhatian
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.