Imunisasi Td adalah Cara Mencegah Difteri, Berikut Penjelasannya!

Para orangtua masih bingung umur berapa anak perlu mengikuti Outbreak Response Imunization. Cek dulu di artikel berikut sebelum anak imunisasi difteri.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kasus pasien meninggal akibat difteri masih terus ditemukan di Indonesia sampai saat ini. Pemerintah masih terus melakukan langkah pencegahan untuk mengatasi penyakit ini. Salah satunya dengan melakukan imunisasi Td. Imunisasi Td adalah  singkatan dari Tetanus Diphteria, yakni imunisasi lanjutan dari imunisasi DT (Diphteria Tetanus) agar anak menjadi kebal dari penyakit-penyakit tersebut.

WHO menyebutkan pada tahun 2019, Indonesia melaporkan 948 kasus difteri di seluruh wilayahnya. Beberapa provinsi dengan transmisi difteri yang tinggi antara lain Aceh, DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Sementara itu, mengutip Antara, Kemenkes menemukan kasus difteri cukup tinggi di Aceh. Kemenkes mencatat pada 2020 ditemukan 33 kasus difteri di Aceh, kemudian pada 2021 terjadi 13 kasus, dan pada 2022 terjadi delapan kasus dengan 2 di antaranya meninggal dunia. 

Tahun 2023, pemerintah terus berupaya mencapai target imunisasi nasional dengan tujuan untuk penanangan PD3I, yakni penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Difteri menjadi salah satu PD3I yang terus diupayakan pencegahannya oleh pemerintah. 

Batas Usia Imunisasi Difteri

Sasaran utama dari program ORI adalah anak-anak usia 1 – 19 tahun. Jadi, untuk para bayi yang usianya belum genap setahun, mereka TIDAK PERLU mengikuti prorgram ini.

ORI akan dilakukan sebanyak 3 putaran dengan interval 0 – 1 – 6 bulan. Putaran pertama dilakukan pada minggu kedua Desember 2017, putaran kedua adalah Januari 2018, dan putaran ketiga akan berlangsung bulan Juni 2018.

Jenis Imunisasi Difteri

Dalam mencegah difteri, anak biasanya akan diberikan 3 jenis vaksin berbeda secara bertahap. Tiga jenis vaksin tersebut adalah vaksin DPT-HB-HiB (untuk bayi di bawah 1 tahun dan anak usia 18 bulan), vaksin DT (untuk anak kelas 1SD), dan vaksin Td (ketika anaknya kelas dua atau lima SD).  

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun, dalam ORI, pembagiannya adalah sebagai berikut:

  • vaksin DPT-HB-HiB untuk anak usia 1 sampai dengan < 5 tahun
  • vaksin DT untuk usia 5 sampai dengan < 7 tahun
  • vaksin Td usia 7 sampai dengan< 19 tahun

Anak tetap perlu melengkapi vaksin lainnya selain imunisasi difteri sesuai jadwal. Cek jadwal lengkap imunisasi di sini.

Artikel terkait: Menolak vaksin, balita 14 bulan meninggal terkena penyakit Difteri

Hal Penting Lainnya Terkait Imunisasi Difteri

Ada beberapa hal yang perlu Parents perhatikan sebelum membawa anak mengikuti imunsiasi difteri serentak, yaitu:

  • Lampirkan riwayat kesehatan anak sebelumnya, misalnya riwayat alergi, riwayat imunisasi yang sudah pernah dilakukan, serta kondisi kesehatan anak saat akan vaksin
  • Anak yang memiliki alergi terhadap vaksin atau salah satu zat yang terkandung dalam vaksin WAJIB berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu
  • Anak tidak boleh berada dalam kondisi sakit saat imunisasi.

Tak hanya itu, Parents juga perlu mengetahui hal-hal berikut ini:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • imunisasi difteri secara serentak (ORI) tidak dipungut biaya
  • bila orang dewasa lebih dari usia 19 tahun ingin melakukan imunisasi difteri ulang, bisa dilayani di fasilitas kesehatan namun tidak gratis
  • vaksin Td aman untuk wanita hamil
  • jika anak baru mendapat imunisasi difteri, ORI difteri dapat diberikan lagi dengan jeda waktu satu bulan.

Mengenal Tentang Penyakit Difteri

Penyakit difteri adalah penyakit yang disebabkan karena infeksi pada hidung dan tenggorokan. Penyakit ini disebabkan karena bakteri bernama Corynebacterium diphtheria yang dapat menyebar dari orang ke orang.

Difteri termasuk ke dalam salah satu penyakit menular yang berbahaya dan berpotensi mengancam jiwa. Seseorang bisa tertular difteri bila tidak sengaja menghirup atau menelan percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin.

Penularan juga bisa terjadi melalui benda yang sudah terkontaminasi air liur penderita, seperti gelas atau sendok.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Adapun gejala difteri biasanya muncul 2 hingga 5 hari setelah seseorang positiff terinfeksi. Sayangnya, tidak semua orang yang terinfeksi mengalami gejala dan sadar akan gejala yang sedang dialami.

Segera waspadai kondisi difteri, bila Anda atau anak Anda mengalami:

  • Adanya selaput tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel
  • Sakit tenggorokan
  • Suara serak
  • Pilek
  • Batuk
  • Demam
  • Mengigil
  • Lemas
  • Munculnya benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening

Segeralah ke dokter bila Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas. Terutama bila keluarga, saudara, atau teman Anda ada yang mengalami difteri.

Bakteri yang menyebabkan difteri dapat menghasilkan racun yang bisa merusak jaringan di hidung dan tenggorokan. Hal ini dapat menyumbat saluran pernapasan.

Selanjutnya, racun tersebut juga bisa menyebar melalui aliran darah dan menyerang berbagai organ. Pada jantung, kerusakan jaringan akibat racun dapat menimbulkan radang otot jantung (miokarditis). Adapun pada ginjal, menyebabkan gagal ginjal. Dan pada saraf, menyebabkan kelumpuhan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Manfaat Imunisasi Td adalah untuk Cegah Difteri 

Sumber: freepik

Imunisasi TD merupakan vaksin kombinasi untuk mencegah penyakit Tetanus dan difteri. Keduanya merupakan penyakit yang berbahaya dan mematikan  jika tidak mendapat mendapat penanganan yang tepat. Vaksin Td  diperlukan untuk membentuk kekebalan dari tetanus dan difteri. 

Mengutip Medlineplus, tetanus masuk ke dalam tubuh melalui luka dan menyebabkan kekakuan otot yang menyakitkan. Tetanus (T) dapat menimbulkan masalah serius, seperti tidak dapat membuka mulut, kesulitan menelan dan bernapas, atau kematian. Sementara itu, difteri menular dari orang ke orang. Difteri (D) dapat menyebabkan kesulitan bernapas, gagal jantung, kelumpuhan, atau kematian.

Apa bedanya Imunisasi Td dan Dt

Imunisasi Td dan Dt memang digunakan untuk mencegah penyakit tetanus dan difteri tetapi keduanya berbeda. Imunisasi DT (Diphteria Tetanus) merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit infeksi seperti difteri, tetanus, dan batuk rejan (pertussis). Sementara imunisasi TD (Tetanus Diphteria) adalah imunisasi lanjutan dari imunisasi DT agar tubuh semakin kebal dengan ketiga penyakit tersebut.

Kedua vaksin ini sama-sama bisa memberikan kekebalan terhadap penyakit difteri, tetanus, dan batuk rejan (Pertusis).  Namun, keduanya memiliki komposisi dosis dan waktu pemberian yang berbeda. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jadwal Imunisasi Td adalah Sebagai Berikut

Sumber: freepik

Sebagai imunisasi lanjutan, vaksin Td hanya untuk anak usia 7 tahun ke atas, remaja, dan dewasa. Vaksin ini biasanya diberikan sebagai dosis penguat setiap 10 tahun, atau setelah 5 tahun pada kasus luka atau luka bakar yang parah atau kotor. Td dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya.

Di Indonesia, vaksin Td sudah masuk dalam program Imunisasi nasional. Bekerja sama dengan Puskesmas, pemerintah secara rutin memberikan vaksin untuk pencegahan tetanus dan difteri dengan jadwal imunisasi anak sebagai berikut sebagaimana dilansir dari laman Dinkes Indragiri Hulu.

  • Kelas 1 SD, diberikan imunisasi campak pada Agustus dan imunisasi diphteria tetanus (DT) setiap bulan November.
  • Kelas 2 dan 5 SD, diberikan imunisasi tetanus diphtheria (Td) di bulan November.

Efek Samping Imunisasi Td

Menurut Centers of Disease Control and Prevention, beberapa efek samping mungkin terjadi setelah menjalani vaksinasi Td, antara lain: 

  • Nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan diberikan
  • Demam ringan
  • Sakit kepala
  • Merasa lelah
  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Sakit perut 

Seperti halnya obat apa pun, sangat kecil kemungkinan vaksin bisa menyebabkan reaksi alergi yang parah, cedera serius lainnya, atau kematian. Namun, bila mengalami reaksi alergi parah seperti kesulitan bernapas dan detak jantung cepat, segera hubungi dokter.

Harga Imunisasi Td

Harga imunisasi Td bervariasi tergantung klinik atau fasilitas kesehatan yang menyediakannya. Imunisasi Tetanus difteri (Td) umumnya Rp. 100.000 sampai lebih dari Rp 500.000 tergantung kota maupun provinsi. Harga tersebut mungkin belum termasuk biaya administrasi, konsultasi dokter, maupun obat. Disarankan untuk menyiapkan dana lebih dari yang diperkirakan untuk mengantisipasi biaya yang lebih tinggi. 

Pengalaman Vaksin Td

Sumber: freepik

Anak yang baru menjalani imunisasi  biasanya mengalami sejumlah efek samping seperti demam serta bengkak dan kemerahan di area yang disuntik termasuk vaksin Td. Banyak ibu yang mengkhawatirkan munculnya efek samping tersebut. Pengalaman para ibu berikut ini mungkin bisa membantu mengurangi kegelisahan Parents. 

Opri Liani, anggota theAsianparent Community bercerita bahwa dirinya sempat panik karena anaknya mengalami demam  setelah vaksin. Padahal dirinya sudah memberikan paracetamol tetapi demam anaknya tidak kunjung turun. 

Sementara itu, Hamni  juga mengalami hal serupa setelah anaknya melakukan vaksin. Namun, dirinya tidak panik karena demam anaknya tidak terlalu tinggi. Setelah minum obat yang didapat saat vaksin, kondisi bayinya membaik dalam dua hari. Hamni juga memberikan alkohol di bekas suntikan vaksin. 

Hal yang sama juga diungkap Siti Aisyah. Bayinya mengalami demam setelah vaksin tetapi sembuh setelah satu hari. Bedasarkan pengalamannya, dia hanya memberikan obat yang didapat saat vaksin dan tetap memberikan ASI kepada Si kecil.

Pertanyaan Populer Terkait Imunisasi Td

Vaksin Td untuk usia berapa?

Imunisasi Td adalah lanjutan dari imunisasi Dt. Jadi, vaksin Td diperuntukkan untuk anak di atas usia 7 tahun remaja, dan dewasa. Kemudian akan diberikan booster setiap 10 tahun atau 5 tahun untuk kondisi tertentu, misalnya mengalami luka bakar yang parah dan kotor. 

Imunisasi Td kelas berapa?

Imunisasi tetanus diphteria (Td) diberikan setiap bulan November untuk anak kelas 2 dan 5 sd. Sementara anak kelas 1 SD diberikan imunisasi diphteria tetanus (DT) setiap bulan November. 

Imunisasi Td Apakah demam?

Vaksin Td memang memiliki sejumlah efek samping, antara lain demam ringan, nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat suntikan diberikan, merasa kelelahan, serta pusing. Saat anak demam setelah vaksin tidak perlu dikhawatirkan. Parents dapat memberikan paracetamol untuk meredakan demam dan mengurangi rasa nyeri. 

Bolehkah imunisasi Td saat pilek?

Mengutip CDC, orang dengan penyakit ringan, seperti flu, dapat melakukan vaksinasi Td. Namun, orang yang sakit sedang atau parah biasanya harus menunggu sampai sembuh sebelum mendapatkan vaksin Td.

Difetri umumnya dapat dicegah dengan pemberian imuniasai secara teratur. Oleh karena itu, jangan lewatkan jadwal imunisasi yang telah dirancang dan dianjurkan oleh pemerintah. Semoga bermanfaat!

***

Artikel telah diupdate: Faizah Pratama

 

Baca juga:

Anak tidak vaksin DPT, satu wilayah bisa terkena wabah Difteri

Benarkah vaksin tidak halal? Ini jawaban MUI untuk kaum anti vaksin

Vaksin MR tidak ada logo halal, bagaimana solusinya?