Sabtu, 29 Mei 2021 menjadi hari bahagia Ifan Seventeen dan Citra Monica, sebab itulah hari pernikahan mereka. Setelah menikah, kini Ifan Seventeen dan istri tengah jalani program bayi tabung.
“Kami berdua Alhamdulillah sehat, cuma bayi tabung adalah salah satu saran terbaik yang diberikan setelah konsul dengan dokter canggih @carolinehutomo,” kata Ifan dalam unggahan Instagram-nya, seperti dikutip pada Senin (5/7).
Usaha vokalis band Seventeen itu untuk memiliki momongan saat ini sudah sampai dalam tahap pembentukan embrio.
“Dan hari ini di hari ke-3, ada 3 calon embrio yang insyaallah akan menjadi bayi kami. Lucu banget pas lihat mereka bergerak satu sama lain dalam proses ‘pencocokan’, mahluk kecil yang aktif dan bergerak terus,” jelas sang musisi.
Dia pun berharap, semua proses program bayi tabung ini bisa berjalan dengan lancar sampai di tahap transfer dan proses persalinan sang istri nantinya.
“Doain lancar ya teman-teman, doain embrionya sehat, ibunya sehat, lancar sampai hari persalinan #pejuangduagaris @morulaivf_jakarta,” pintanya.
Alasan Ifan Seventeen dan Istri Jalani Program Bayi Tabung
Ifan Seventeen tampak bahagia usai mengantar sang istri ke dokter untuk mengikuti proses program bayi tabung. Ifan pun mengungkapkan alasannya memilih program bayi tabung.
Selain memastikan kondisinya baik-baik saja, Ifan dan Citra Monica hanya mengungkapkan harapannya bisa dikaruniai anak laki-laki. Mereka pun merasa dengan program bayi tabung, keinginan punya anak laki-laki bisa segera terwujud.
“Faktor pertimbangannya ada beberapa, selain karena umur, kita juga pengin ini berjalan lebih cepat insyaallah. Satu lagi, ini bentuk ihtiar kita dalam meminta anak cowok sama Allah,” jelas Ifan.
Informasi Program Bayi Tabung Seperti yang Ifan Seventeen dan Istri Jalani
Melansir dari laman Alodokter, bayi tabung merupakan program yang dilakukan pasangan suami istri untuk membantu proses kehamilan. Bisanya menjadi salah satu solusi bagi pasutri yang mengalami gangguan kesuburan.
Selain untuk mendapatkan kehamilan, prosedur bayi tabung juga dapat dilakukan untuk mencegah kelainan genetik yang diderita oleh orang tua menurun kepada janin.
Prosedur ini juga dapat dilakukan kepada pasien yang akan menjalani pengobatan, seperti radioterapi dan kemoterapi. Melalui prosedur bayi tabung, pasien bisa menyimpan sel telur yang sehat sebelum menjalani pengobatan tersebut.
Proses Bayi Tabung
Proses bayi tabung bermula saat sel telur yang matang dibuahi oleh sperma di saluran indung telur. Setelah menggabungkan sel telur dan sperma di luar tubuh, sel telur yang sudah dibuahi (embrio) akan diletakkan kembali di rahim.
Jika sel telur yang sudah dibuahi ini menempel di dinding rahim, normalnya janin akan mulai tumbuh di rahim dan akan lahir 9 bulan kemudian.
Rangkaian Tes Sebelum Menjalani Program Bayi Tabung
1. Ovarian Reserve Testing
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan kualitas sel telur dengan mengukur kadar follicle-stimulating hormone (FSH), anti-mullerian hormone (AMH), dan hormon estrogen pada awal siklus menstruasi. Bila diperlukan, dokter juga akan menjalankan USG panggul.
2. Pemeriksaan Penyakit Infeksi Menular
Dokter akan melakukan pemeriksaaan kepada pasien dan pasangan jika terdapat penyakit infeksi menular, misalnya HIV.
- Pemeriksaan Dinding Rahim
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menyuntikkan cairan khusus ke rahim melalui leher rahim, dilanjutkan dengan USG untuk mendapatkan gambaran rongga rahim (sonohisterografi).
Selain itu, pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan selang lentur berkamera ke rahim melalui vagina (histeroskopi).
- Percobaan Pemindahan Embrio Tiruan
Prosedur ini bertujuan untuk melihat ketebalan rongga rahim dan mencari teknik yang paling sesuai saat pengerjaan bayi tabung.
Dilakukan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas sperma yang dimiliki pasien.
Prosedur Bayi Tabung
Masih mengutip dari Alodokter, ada 5 tahap prosedur bayi tabung yang harus dijalani.
1. Induksi Ovulasi
Adalah pemberian hormon sintetis dan obat-obatan. Induksi ovulasi umumnya memerlukan waktu 1–2 minggu sebelum sel telur dapat diambil. Selama proses ini, pasien juga akan menjalani USG transvaginal untuk memastikan sel telur tumbuh, serta tes darah guna memastikan hormon estrogen dan progesteron dalam kadar yang tepat.
Dokter dapat menunda proses bayi tabung jika pertumbuhan sel telur rendah, terlalu tinggi, atau bila terjadi ovulasi prematur. Kemudian dokter akan mengulangi kembali proses ini dengan mengganti dosis hormon yang diberikan.
Adapun pemberian hormon sintesis dan obat-obatan tersebut terdiri dari:
- Follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), atau kombinasi keduanya untuk merangsang ovarium (indung telur).
- Human chorionic gonadotropin (hCG), umumnya diberikan 8–14 hari setelah suntikan perangsang ovarium, untuk membantu proses pematangan sel telur jika sel telur sudah siap untuk diambil.
- Obat penekan ovulasi prematur, untuk mencegah sel telur lepas terlalu cepat dari indung telur.
- Suplemen hormon progesterone yang diberikan pada hari pengambilan sel telur, untuk mempersiapkan dinding rahim menjadi tempat penempelan embrio.
2. Pengambilan Telur
Dilakukan selama 34-36 jam setelah suntikan hormon terakhir dan sebelum ovulasi. Sebelum menjalani proses pengambilan telur, pasien akan diberikan suntik obat penenang dan antinyeri untuk mengurangi rasa sakit yang muncul selama proses pengambilan telur berlangsung.
Tahapan dalam proses pengambilan telur:
- Sel telur akan diambil dari rahim menggunakan jarum kecil, dengan panduan USG transvaginal.
- Jika tidak memungkinkan, dokter akan membuat sayatan sebesar lubang kunci di dinding perut dan memasukkan jarum kecil dengan bantuan USG abdomen.
- Beberapa sel telur akan disedot melalui jarum tersebut selama kurang lebih 20 menit. Telur yang sudah matang akan disimpan di inkubasi yang berisi cairan khusus, untuk dibuahi sperma. Namun perlu diingat, proses pembuahan tidak selalu berhasil.
3. Pengambilan Sperma
Untuk mengambil sampel sperma, dokter akan meminta pasien pria melakukan masturbasi. Cara lain yang dapat dilakukan adalah mengambil sampel sperma langsung dari testis dengan menggunakan jarum.
4. Pembuahan
Adapun proses pembuahan ini dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu:
- Inseminasi: Proses ini dilakukan dengan mencampur sperma dan sel telur yang sehat dalam waktu semalaman hingga menjadi embrio.
- Intracytoplasmic sperm injection (ICSI): Dilakukan dengan menyuntikkan satu sperma sehat ke masing-masing sel ICSI. Umumnya dilakukan ketika kualitas sperma buruk atau proses pembuahan dengan cara inseminasi gagal dilakukan.
Sekadar diketahui, tidak semua embrio dapat bertahan setelah proses pembuahan terjadi.
5. Transfer Embrio
Tahap terakhir ini dilakukan 3–5 hari setelah proses pengambilan telur, di mana embrio sudah mulai berkembang. Namun, sebelum embrio dipindahkan ke dalam rahim, dokter akan menjalankan tes untuk memeriksa apakah terdapat kelainan kromosom atau penyakit menular tertentu.
Tahapan dalam proses transfer embrio adalah sebagai berikut:
- Pasien akan diberikan bius ringan untuk meredakan nyeri, meskipun beberapa pasien mungkin akan merasakan kram perut ringan.
- Dokter memasukkan selang fleksibel (kateter) ke dalam rahim melalui vagina.
- Satu atau beberapa embrio akan disuntikkan ke dalam rahim melalui kateter.
Proses ini dinyatakan berhasil jika embrio tertanam di dinding rahim dalam waktu 6–10 hari setelah embrio ditransfer.
Setelah Bayi Tabung, Apa yang Dirasakan dan Perlu Dilakukan?
Melansir dari Alodokter, setelah melakukan bayi tabung, pasien bisa beraktivitas kembali dengan syarat harus menghindari aktivitas yang berat karena dapat memicu rasa tidak nyaman pada rahim.
Pasien juga memungkinkan mengalami sembelit, kram perut, dan perut kembung, karena cairan bening atau darah bisa jadi akan keluar dari vagina. Selain itu, payudara pasien mungkin akan terasa lebih lunak akibat tingginya kadar hormon estrogen.
Segera ke dokter bila mengalami demam, nyeri panggul, perdarahan berat dari vagina, atau terdapat darah dalam urine. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi, sindrom hiperstimulasi ovarium, atau ovarium terpuntir (torsi ovarium).
Sekitar 12-14 hari setelah transfer embrio, pasien disarankan datang ke rumah sakit atau klinik untuk memeriksakan kehamilan. Bila terjadi kehamilan, dokter akan menyarankan penggunaan hormon sintetis dilanjutkan sampai 8–12 minggu. Dokter juga akan menyarankan pasien agar menjalani kontrol kehamilan rutin.
Sedangkan jika hasil bayi tabung negatif, dokter akan meminta pasien untuk menghentikan penggunaan hormon progesteron. Pasien juga biasanya akan mengalami haid dalam 1 minggu. Jika tidak, segera periksakan diri ke dokter.
Itulah kisah Ifan Seventeen dan sang istri yang tengah menjalani program bayi tabung. Semoga saja program bayi tabung mereka sukses dan berhasil dikaruniai anak laki-laki, ya, Parents!
Baca juga:
Kapan Sebaiknya Proses Bayi Tabung atau IVF Dilakukan? Ini Penjelasan Dokter
Jalani IVF, Paris Hilton Ingin Punya Anak Kembar Lelaki dan Perempuan
6 Pasangan Artis yang Menjalani Program Bayi Tabung Demi Mendapatkan Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.