Ibu Tiri Aniaya Anak di Sukabumi, Mengapa Orangtua Bisa Melakukan Kekerasan?

Kasus ibu tiri aniaya anak di Sukabumi viral di media sosial. Dalam potongan video dan foto yang beredar luas, tampak kaki korban sampai diperban.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur kembali menyedot perhatian. Kali, ini kabar seorang ibu tiri aniaya anak di Sukabumi menjadi tajuk di sejumlah media pemberitaan. Foto dan video yang beredar luas di dunia maya bahkan menunjukkan kondisi korban yang sangat memprihatinkan.

Lantas, seperti apa kelanjutan kasus tersebut? Bagaimana pula tanggapan orangtua kandung korban mendapati putrinya yang berusia enam tahun diduga menjadi korban kekerasan oleh ibu tirinya?

Kasus Ibu Tiri Aniaya Anak di Sukabumi

Melansir Detik News, media sosial dihebohkan dengan kabar seorang anak perempuan usia 6 tahun dianiaya oleh ibu tirinya. Dalam foto-foto yang tersebar, terlihat seorang anak duduk di ranjang rumah sakit. Bagian salah satu kaki anak itu terlihat menggunakan perban.

Selain foto bocah yang diduga jadi korban sejumlah unggahan juga menyertakan foto seorang perempuan yang disebut-sebut sebagai pelaku penganiayaan bocah tersebut.

Keluarga bocah perempuan yang diduga korban penganiayaan ibu tiri akhirnya melapor ke polisi. Keluarga korban tiba di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Sukabumi, Selasa (2/3/2021).

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Pengakuan anak saya dia luka-luka karena dicekik sampai suaranya serak enggak bisa ngomong. Saya pernah tanya ke ibu tirinya kenapa itu katanya dibanjur (disiram) air kopi tidak sengaja. Kalau memang hanya karena kopi tidak sampai begitu kan?" Kata Lina, ibu kandung korban.

Artikel terkait: Jangan sepelekan! Ini akibatnya jika anak terpapar tindak kekerasan di dalam keluarga

Korban Kabur Lewat Jendela

Peristiwa dugaan penganiayaan itu diketahui oleh warga, setelah korban yang berusia 6 tahun itu kedapatan keluar lewat jendela kontrakan sambil terseok-seok.

Ia lalu memberikan pengakuan telah dianiaya oleh ibu tirinya. Warga kemudian melaporkan hal itu ke ketua RT dan RW setempat. Kisah soal penganiayaan oleh ibu tiri itu pun menjadi viral di media sosial.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

"Oleh warga dikasih makan karena selama ini diparak (dibiarkan), tetangga juga cerita anak sering nangis tengah malam sampai pernah terdengar suara bebeledugan (benturan) tembok. Berarti anak sampai genjur (luka-luka) sering disiksa bukan hanya sekali," cerita Lina sang ibu.

"Makanya Dia (ibu tiri) ngaku ke aku enggak pernah diapa-apain, itu mah sakit merah-merah, kalau sakit kenapa enggak di bawa ke rumah sakit, malah dibiarkan. Kakinya juga sampai bengkak satu minggu, makanya hari ini saya lapor polisi supaya ada hukum setimpal," sambungnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sementara itu, Ipda Taufik Hadian Kanit PPA Polres Sukabumi membenarkan kedatangan keluarga korban ke Satreskrim. Namun menurutnya keluarga belum membuat laporan.

"Betul tapi baru mau membuat laporan, karena kami lebih dulu menunggu hasil visum korbannya," singkat Taufik.

Artikel terkait: Anak Mengalami Kekerasan oleh Pengasuh? Kenali Tanda-tandanya

Mengapa Orangtua Melakukan Kekerasan pada Anak?

Kekerasan yang dilakukan orangtua kepada anak bukan baru sekali ini terjadi. Yang kemudian menghadirkan tanya adalah mengapa mereka sampai hati melakukan hal itu?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada banyak faktor yang bisa menjadi pemicu. Berikut ini beberapa di antaranya:

  • Pelaku juga merupakan korban kekerasan. Dalam banyak kasus, para pelaku kekerasan ternyata juga menjalani masa kecil yang penuh tindakan abusif. Sadar tak sadar, pola kekerasan tersebut mereka turunkan kepada anak.
  • Faktor ekonomi. Keterbatasan finansial tak jarang menjadi pemicu seseorang berubah menjadi temperamental. Apalagi di tengah semakin meningkatnya biaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
  • Stres menjalani kehidupan rumah tangga. Hal ini biasanya dialami para ibu rumah tangga yang waktunya habis untuk mengurus anak dan segala tetek-bengek urusan di rumah. Sementara pasangannya, tak memberi bantuan maupun dukungan yang ia butuhkan. Ujung-ujungnya ia akan merasa stres, lelah batin, hingga akhirnya melampiaskan emosi negatif kepada anak.
  • Kesehatan jiwa terganggu. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa pelaku kekerasan tersebut memiliki emosi dan kejiwaan yang tidak stabil. Mengalami gangguan kejiwaan di saat harus menjalankan peran sebagai orangtua, jelas bebannya terasa makin berat.
  • Tidak puas dengan anak. Ada juga tipe orangtua yang merasa tak puas dengan sikap atau pencapaian anak selama ini. Mereka selalu membandingkan anaknya dengan anak orang lain, kemudian menuntut anak untuk melakukan hal yang sama.

****

Berharap kasus ibu tiri aniaya anak di Sukabumi tidak terulang kembali. Mari terus belajar menjadi orangtua yang lebih baik dan bijaksana.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga:

id.theasianparent.com/kekerasan-terhadap-anak

id.theasianparent.com/menghadapi-kekerasan-pada-anak

id.theasianparent.com/agar-anak-tak-suka-kekerasan

Penulis

Titin Hatma