Dampak pandemi COVID-19 bisa berimbas pada siapa saja, terutama pada masyarakat menengah ke bawah yang berpenghasilan rendah. Salah satu contoh kasus, seorang ibu rumah tangga asal Kota Serang meninggal dunia setelah dikabarkan tidak makan dua hari akibat terdampak pandemi Virus Corona.
Artikel terkait: Viral! Aksi driver ojol lindungi pesanan dari semprotan disinfektan bikin haru
Dampak pandemi, ibu rumah tangga yang meninggal sempat bercerita kelaparan
Adalah Yuli Nuramelia, seorang ibu rumah tangga berusia 43 tahun yang meninggal dunia saat hendak dilarikan untuk berobat ke Puskesmas. Sebelumnya, istri dari seorang pemulung bernama Khalil ini sempat bercerita bahwa ia dan keluarganya kelaparan.
Bahkan, almarumah juga sempat menuturkan jika dirinya, sang suami, dan keempat anaknya terpaksa harus meminum air galon saja demi menahan rasa lapar mereka.
“Enggak makan dua hari, cuma diem aja,” ungkap Yuli seperti yang dikutip dari liputan Kompas TV, pada Minggu (19/4).
Sambil menggendong putri bungsunya, Yuli pun kembali bercerita, “Anak empat, ini yang paling kecil juga sampai sakit. Abah (suami) juga nyuruh untuk bersabar aja, ya, katanya.”
Kondisi perekonomian keluarganya terbilang tidak stabil. Pasalnya, penghasilan suami hanya Rp 25 ribu. Jumlah tersebut pun dibayarkan harian. Jadi, menurutnya kalau sang suami tidak bekerja satu hari saja, maka keluarganya pun tidak akan mendapat pemasukan.
Terlebih, di tengah pandemi ini, sang suami juga diketahui tidak bisa bekerja seperti sedia kala, sehingga kewajiban untuk memenuhi kebutuhan keluarga pun semakin sulit.
“Jadi per hari dibayarnya. Kalau misalkan masuk kerja, dapat Rp 25 ribu. Kalau sakit, ya nggak dikasih,” tutur Yuli seperti yang dikutip dari laman Kompas.
Karena keadaan yang terlampau sulit inilah, Yuli juga sempat meminta bantuan berupa makanan. Namun sayang, usahanya tersebut gagal.
Langsung Menerima bantuan dari pemerintah
Meski sempat gagal usai meminta pertolongan, tetapi bantuan sosial pun langsung berdatangan setelah kisah Yuli ini menjadi sorotan di berbagai media.
Hal ini juga dijelaskan oleh Kepala Dinas Sosial Kota Serang Poppy Nopriadi. Ia memaparkan, bahwa ketika menerima laporan terkait keadaan Yuli, pihak Dinsos pun segera bertindak untuk memberikan bantuan.
“Setelah ada berita keluarga tersebut nggak makan, kami langsung memberikan bantuan,” tutur Poppy seperti yang dikutip dari laman Detik News.
Selain itu, Poppy juga menuturkan bahwa bantuan juga datang dari pihak provinsi. Saat memberikan bantuan tersebut, kondisi Yuli dinilai masih sehat. Namun, perempuan tersebut dikabarkan meninggal dunia pada sore harinya saat dilarikan ke Puskesmas.
Diduga meninggal karena banyak pikiran
Pada awalnya, almaruma Yuli sempat diduga meninggal karena kelaparan. Namun, Camat Serang Tb Yasin menepis kabar tersebut. Pasalnya, pemerinta dikabarkan sudah memberikan bantuan secara langsung begitu kabar mengenai keluarga Yuli yang kelaparan beredar.
“Kalau seandainya Bu Yuli tidak makan selama dua atau tiga hari, itu kelihatannya lemas. Sedangkan pada waktu hari Sabtu pun, pihak pemerintah sudah datang. Sudah menengok, membeli bantuan ala kadarnya dan itu (bahan makanan) sudah bisa dimasak,” ungkap Yasin seperti yang dilansir dari Kompas TV.
Arttikel terkait: Anak 4 tahun pengidap kanker berhasil sembuh dari corona, ini kisahnya!
Menurut keterangan keluarga, Yuli diduga meninggal karena mengalami tekanan psikologis karena banyak pikiran. Sang suami juga mengatakan bahwa Yuli tidak memiliki riwayat penyakit apa pun.
Awalnya, ia tiba-tiba saja tidak sadarkan diri sehingga dilarikan ke Puskesmas. Namun dalam perjalanan, Yuli dikabarkan meninggal dunia.
Sementara itu, pihak dokter juga belum bisa menyimpulkan penyebab pasti mengapa ibu empat anak tersebut meninggal dunia.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Serang Hari Pamungkas juga ikut mengklarifikasi hal ini. Seperti yang dilansir dari laman Kompas, Hari mengungkap bahwa pihak Pemkot Serang sudah berupaya maksimal untuk menangani kasus serupa. Namun, mereka juga memiliki keterbatasan sehingga masih membutuhkan bantuan dari semua pihak terutama warga.
“Kami nggak bisa kerja sendiri, butuh semua elemen untuk bekerja sama. Saling support. Jangan lagi ada saling menyalahkan. Sama-sama kita lagi ikhtiar menyelesaikan masalah pandemi ini,” pungkasnya.
Artikel terkait: “Bayiku punya penyakit jantung, kini ia positif corona,” curhatan seorang ibu
Seperti yang kita tahu, pandemi Virus Corona ini berdampak pada siapa pun, termasuk mereka para pekerja informal. Untuk memenuhi kebutuhan, mereka bergantung pada kegiatan sehari-hari yang kini tidak bisa dilakukan seperti sedia kala karena pandemi.
Bagi yang ingin turut serta membantu mereka yang terdampak COVID-19, Parents bisa berdonasi melalui gerakan #BersamaLawanCorona yang bisa dikunjungi di laman Kita Bisa. Selain itu, memberikan bantuan juga bisa dilakukan lewat terdekat dahulu.
Harapannya, bantuan yang diberikan dapat meringankan beban mereka yang sedang merasakan kesulitan akibat pandemi COVID-19.
***
Referensi: Kompas.com, Detik News
Baca juga:
Virus corona bisa ditularkan melalui pakaian? Ini kata peneliti