Proses persalinan adalah hal yang sangat penting, terutama keluarga inti. Apalagi jika itu adalah cucu pertama. Seorang ibu mertua marah pada menantu dan anak laki-lakinya, karena tidak diizinkan masuk ke ruang bersalin untuk menyaksikan cucunya lahir ke dunia.
Ibu mertua yang tidak disebutkan namanya ini, berbagi curahan hati di laman The Slate karena merasa telah disakiti oleh menantu dan anak laki-lakinya.
Dia mengatakan, “Putraku, Steven dan menantuku, Julia menantikan kelahiran anak pertama mereka bulan depan. Yang juga merupakan cucu pertamaku.”
Dengan penuh kesedihan dia melanjutkan, “Kupikir, aku punya hubungan yang baik dengan Julia. Namun ternyata aku salah. Julia memutuskan bahwa hanya ibunya dan Steven yang diizinkan di ruang persalinan saat dia melahirkan.”
Artikel terkait: Mimpi buruk ibu baru, mertua menyusup ke ruang operasi tanpa ijin dan menggendong bayi lebih dulu
Ibu mertua marah karena dilarang masuk ruang persalinan
“Aku merasa terkejut dan sakit hati atas keputusannya yang tidak adil. Aku berusaha memohon pada Julia juga Steven, namun Julia mengatakan dia tidak akan merasa nyaman jika aku ada di sana.”
Ibu mertua ini mengingatkan menantunya, bahwa dirinya adalah seorang perawat dengan pengalaman selama 40 tahun. Jadi tidak ada apapun yang bisa membuatnya terkejut di ruang bersalin. Dia hanya ingin hadir menyaksikan kehadiran cucu pertamanya ke dunia.
Dia juga berusaha membujuk Steven, namun putranya tersebut takut membuat Julia marah sehingga tidak bisa mengabulkan permintaan sang ibu. Diapun beralih ke besannya, meminta pertolongan mereka untuk membujuk Julia.
“Aku menelpon orangtua Julia, meminta mereka untuk membujuk putrinya. Tapi mereka malah menutup teleponnya dengan kasar.”
Diapun merasa sangat sedih karena dilarang masuk ke ruang bersalin saat menantunya melahirkan.
“Steven mengatakan padaku, aku bisa menunggu di luar dan boleh masuk setelah Julia dan bayinya dibersihkan.”
Ibu mertua ini merasa iri dengan besannya, ibu dari Julia yang diperbolehkan masuk ruang bersalin, dan bisa menyaksikan kelahiran cucu mereka. Dia merasa hal tersebut tidak adil.
“Selama ini, aku selalu dekat dengan putraku, namun kini aku tidak lagi dianggap berharga dan dihormati.”
Ibu mertua marah karena merasa dirinya dianggap sebagai nenek kelas dua dibandingkan besannya, padahal selama ini dia telah berusaha mendukung dan membantu Julia menjalani masa kehamilannya.
Di akhir tulisan, dia bertanya, bagaimana caranya agar Steven dan Julia bisa melihat bahwa dirinya merasa sakit hati atas keputusan mereka yang dianggapnya tidak adil dan kejam tersebut.
Apakah ibu mertua marah karena dilarang masuk ruang bersalin bisa dibenarkan?
Pendamping persalinan adalah orang yang bisa memberikan dukungan secara psikologis, dan membantu ibu melahirkan menjalani proses persalinanya dengan lancar. Ibu mertua yang berpengalaman sebagai perawat mungkin bisa membantu banyak, namun jika ibu yang melahirkan tidak menginginkan kehadirannya, apakah bisa disalahkan?
Menurut WHO, adanya pendampingan saat seorang ibu melahirkan, berperan penting dalam suksesnya proses persalinan. Pendamping persalinan ini bisa siapapun yang dipilih oleh ibu yang akan melahirkan. Bisa suami, teman dekat, atau ibu bahkan mertua.
Dalam kasus Julia dan ibu mertuanya, Julia menginginkan suami dan ibu kandung yang menemaninya di ruang bersalin. Dia merasa tidak nyaman jika ibu mertuanya hadir, tidak nyaman di sini bisa secara psikologis karena dia jauh lebih nyaman ditemani suami dan ibunya.
Bagaimana pendapat Anda, Parents?
Referensi: Mirror, WHO
Baca juga:
10 Hal yang Sebaiknya Tak Dilakukan Ibu Mertua pada Menantu Perempuannya