Semua ibu pasti berharap bisa dan mampu menyusui anak tercintanya dengan baik. Selain memberikan asupan makanan kepada bayi, kegiatan ibu menyusui anak juga dapat membentuk bonding yang kuat di antara mereka.
Nah, bertepatan dengan pekan ASI, pada Jumat (07/08), theAsianparent bersama Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) membahas seputar ASI dan menyusui lewat sesi IG Live. Tujuannya, tentu saja mengedukasi Parents serta merayakan pekan ASI dunia.
Perayaan pekan ASI dunia ini diselenggarakan setiap tahun pada tanggal 1-7 Agustus. Sesuai ketetapan dari badan WHO, tema pekan ASI tahun ini adalah support breastfeeding for a healthier planet.
Diskusi yang berjalan tentu sangat seru karena berkaitan erat dengan kiat menyusui bayi pasca melahirkan. Rachmadani, sebagai ketua AIMI Jawa Tengah, mengungkapkan manfaat serta beberapa tips sukses meng-ASI-hi buah hati.
Penasaran seperti apa pembahasannya? Simak berikut ini, ya, Bun.
Artikel Terkait: 8 Kunci penting agar sukses menyusui, Busui wajib tahu!
Manfaat ASI yang Bisa Parents Dapat
Tahukah Parents bahwa manfaat ASI tidak hanya dirasakan oleh anak, tapi juga oleh ibu dan keluarganya? Mari simak pembahasannya satu per satu.
1. Manfaat Ibu Menyusui untuk Anak
Bagi anak-anak, manfaat ASI adalah untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Standar emas makanan bayi menurut WHO dimulai dari inisiasi menyusui dini (IMD), ASI eksklusif selama 6 bulan, makanan pendamping ASI (MPASI), lalu dilanjutkan menyusui sampai bayi berumur dua tahun.
Selain itu, ada penelitian yang sudah membuktikan adanya pengaruh dari lama periode menyusui dengan kesehatan mental anak. Anak yang mendapatkan ASI lebih dari dua tahun memiliki mental yang lebih baik.
2. Manfaat Menyusui untuk Ibu
Kegiatan menyusui langsung ke dada ibu bisa menekan risiko terkena kanker payudara. Menyusui juga bisa menjadi semacam KB alami, yang bisa menghambat kehamilan selanjutnya.
Dengan dukungan dari keluarga, proses menyusui sangat bagus untuk membangun ikatan ibu dan anak.
3. Manfaat ASI untuk Keluarga
Manfaat ASI bagi keluarga yang begitu jelas adalah menekan pengeluaran. Dibandingkan susu formula, biaya untuk ASI jelas jauh lebih rendah, serta mengandung gizi yang lengkap dan seimbang.
Hal yang perlu ditekankan adalah konsumsi makanan Bunda yang harus bergizi agar bisa menghasilkan ASI yang berkualitas.
Artikel Terkait: 3 Jenis ASI yang Bunda produksi selama menyusui, apa saja ya?
Persiapan untuk Proses Menyusui
Secara alamiah, tubuh seorang ibu akan mempersiapkan diri untuk proses menyusui sejak masih masa kehamilan. Hal penting yang perlu dipersiapkan adalah niat dari ibu yang kuat untuk bisa menyusui buah hati.
Setelah itu, ibu bisa menggali ilmu seputar menyusui melalui komunitas seperti AIMI atau seminar online yang diadakan di berbagai platform media sosial. Proses menyusui memang terjadi secara alami, tetapi harus tetap dipelajari.
Selain kedua hal di atas, supporting system juga sangat penting untuk bisa menyukseskan proses menyusui. Berikut ini beberapa support system yang perlu disiapkan untuk proses menyusui.
1. Dukungan dari Suami
Sebagai anggota keluarga yang paling dekat dengan istri, sosok suami tentu memiliki peran yang besar untuk menyukseskan proses menyusui.
Bunda bisa mengajak pasangan untuk ikut terlibat dalam pembelajaran seputar ASI. Misalnya sama-sama mengikuti seminar online atau berkonsultasi bersama dengan dokter kandungan yang pro-ASI.
Dukungan suami akan memiliki andil yang begitu besar bagi kesiapan mental seorang ibu untuk menyusui anak terkasihnya.
2. Dukungan dari Keluarga
Keluarga inti di rumah juga memengaruhi kesiapan mental ibu untuk menyusui anaknya. Dukungan, rasa percaya, dan afirmasi positif dari keluarga bernilai sangat besar di mata seorang ibu, dibandingkan dari pihak manapun.
3. Dukungan dari Lingkungan
Lingkungan di sini bisa bermakna luas. Untuk ibu yang sudah mau melahirkan, sebaiknya melakukan survei terlebih dahulu untuk mencari rumah sakit yang mendukung program inisiasi menyusui dini (IMD).
Selain itu, penting sekali untuk menjaga kebersamaan antara ibu dan buah hati di masa pasca melahirkan agar mereka lebih cepat saling terikat secara emosi. Sehingga, bayi bisa segera menyusui dengan baik. Jadi, sebaiknya Parents tidak memilih rumah sakit yang memisahkan ruang kamar antara ibu dengan anaknya.
Untuk ibu bekerja, segara bicarakan masalah menyusui ini kepada atasan. Jelaskan tentang niat Bunda untuk bisa memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada anak, sehingga membutuhkan jeda waktu selama bekerja untuk melakokan pompa ASI.
Lingkungan kerja yang baik berkewajiban untuk melindungi hak karyawannya untuk bisa memberi nutrisi terbaik bagi buah hatinya.
Hambatan Memberikan ASI bagi Buah Hati
Selama diskusi berlangsung, ada beberapa pertanyaan dari para Parents terkait hambatan utama menyusui yang sering dialami oleh seorang ibu. Berikut ini penjelasannya.
1. Asi Tidak Keluar
Terkadang ada kejadian di mana ASI ibu tidak juga keluar pasca melahirkan. Hal ini tidak boleh diantisipasi dengan pemberian susu formula menggunakan botol susu bayi (dot). Hal yang paling tepat adalah melakukan konsultasi dengan pihak medis dan konsultan ASI tersertifikasi.
Biasanya, banyak layanan untuk melakukan pijat payudara sebagai solusi dari ASI yang tidak lancar. Hal ini boleh saja dilakukan untuk melancarkan peredaran darah di payudara.
Akan tetapi, hal yang paling penting sebenarnya adalah melakukan menyusui langsung, karena melalui isapan dari mulut buah hati, ASI Bunda bisa keluar dengan optimal
2. Bayi Terus Menangis karena ASI yang Kurang
Hal ini menjadi momok banyak orangtua pasca melahirkan. Kondisi bayi yang terlihat terus-menerus menangis sering disalahartikan sebagai lapar karena produksi ASI yang kurang.
Tentunya hal ini kurang tepat. Tangisan bayi adalah bentuk komunikasi yang artinya bisa beragam, seperti kedinginan, ketidaknyamanan, ngantuk, dan lain-lain.
Cara yang paling akurat untuk memeriksa kondisi kecukupan gizi bayi adalah dengan memerhatikan kartu tumbuh kembangnya, intensitas buang air kecil, dan besar.
Jika ia mengalami kenaikan berat badan yang sesuai standar, maka Parents tak perlu khawatir.
3. Produksi Asi Menurun Setelah Menstruasi
Secara alamiah, hormon produksi ASI memang menekan hormon kesuburan. Namun, kuantitas produksi ASI sebenarnya tidak dipengaruhi oleh ada atau tidaknya menstruasi, tapi oleh rangsangan untuk mengeluarkan ASI.
Jika bayi diberikan keleluasaan untuk menyusui sebanyak dan sepuasnya sendiri, produksi ASI akan terus melimpah demi memenuhi kebutuhan gizinya.
Bisa dibilang, proses seorang ibu menyusui anak adalah suatu anugerah yang besar. Dengan gizi yang baik dan melimpah, ASI bisa membuat makhluk lemah bertumbuh besar menjadi manusia dewasa baru. Bagaimana, Parents, semakin bersemangat untuk bisa meng-ASI-hi buah hati?