Tragis! Akibat kelalaian oknum dokter, ibu ini harus kehilangan bayi kembarnya

Seorang ibu bernama Isabelle Benavidez membagikan kisah tragis karena kehilangan bayi kembar prematur yang lahir di usia 20 minggu. Hal ini dinilai akibat kelalaian oknum dokter yang memeriksa Isabelle. Simak kisah selengkapnya dalam artikel ini, Parents!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Seorang ibu kehilangan bayi, tentu menjadi sebuah mimpi buruk yang tak ingin dirasakan oleh siapa pun juga.

Nyatanya, peristiwa ini bisa dialami oleh perempuan mana juga yang telah menyandang status ibu. Setidaknya, hal ini dirasakan oleh seorang ibu bernama Isabelle Benavidez asal Texas, Amerika Serikat.

Ia membagikan kisah memilukan karena kehilangan bayi prematur yang lahir di usia 20 minggu kehamilannya. Isabelle bercerita, jika dia merasa ada masalah dengan kehamilannya. Namun, dokter bersangkutan yang memeriksa keadaan Isabelle berkata bahwa kondisinya baik-baik saja dan ia boleh pulang ke rumah.

Setelah sampai di kediamannya, Isabelle malah melahirkan secara mendadak dan dilarikan kembali ke rumah sakit.

Sumber foto: Facebook Isabelle

Artikel terkait: Bumil wajib tahu! Ini 10 penyebab bayi lahir prematur yang harus diwaspadai

Ibu kehilangan bayi kembar prematur: Berawal dari kram dan terbukanya mucus plug

Pada 15 September pagi, Isabelle berniat untuk pergi ke daerah Fort Worth untuk bertemu seorang spesialis dan memeriksakan kondisi kehamilan. Pada saat itu, janin kembar yang dikandungnya berusia 5 bulan atau sekitar 20 minggu.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun, niat tersebut harus diurungkan karena ia merasa kram secara tiba-tiba. Ia juga mengalami sumbat lendir atau mucus plug yang terbuka, sehingga harus segera dibawa ke rumah sakit terdekat.

Isabelle tidak dibawa ke UGD, melainkan menuju bangsal persalinan yang menurutnya terlihat tidak terawat. Perempuan yang bekerja di perhotelan itu juga bercerita bahwa, dokter bersangkutan di sana dinilai lalai dalam menangani kondisinya.

“Saat itu, dokter seperti tidak tahu dan kebingungan ketika menangani pasien. Ia terus-menerus bertanya kepada perawat apa yang seharusnya dilakukan. Bahkan, dia juga hampir menggunakan instrumen yang salah ketika akan melakukan pemeriksaan mulut rahim,” cerita Isabelle pada akun Facebook miliknya.

Sumber foto: Facebook Isabelle

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Air ketuban pecah

Ini merupakan kehamilan pertama Isabelle, sehingga ia tidak tahu apa-apa tentang permasalahan kesehatan dan prosedur medis yang tengah dijalankan olehnya.

Tidak adanya sosok pendamping yang memahami kondisi kehamilan seperti sosok ibu, juga membuat Isabelle menerima segala bentuk pemeriksaan yang diberikan dokter meski ia merasa ada yang salah dengan langkah tersebut.

Dokter dan perawat pun melanjutkan pemeriksaan serviks dan saat itulah Isabelle merasakan sakit yang luar biasa.

Ia melanjutkan, “Dokter memasukkan sebuah alat ke dalam rahim untuk memeriksa. Tapi saat alat dimasukkan, aku berteriak kesakitan. Tapi dokter seperti tidak mendengar dan meneruskan pemeriksaan. Saat itu, aku merasa ada cairan yang keluar.”

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Cairan yang dimaksud Isabelle adalah air ketuban. Meski cairan ketuban pecah, dokter memperbolehkan pulang dan berkata pada Isabelle bahwa kondisinya akan baik-baik saja, tidak ada masalah pada kehamilannya.

Sumber foto: Facebook Isabelle

Artikel terkait: Keguguran dan kehilangan 3 bayi prematur, akhirnya ibu ini bisa memiliki anak yang sehat

Berujung melahirkan di rumah

Rasa sakit kembali muncul ketika Isabelle tiba di rumah. Dia kemudian bergegas ke toilet ketika ia merasakan dorongan dan ada sesuatu yang ingin keluar melalui vagina. Sesampainya di toilet, cairan kembali pecah dan salah satu anak kembarnya yang dinamakan Ella tiba-tiba lahir. Namun, ia tidak yakin apakah Ella lahir dalam keadaan hidup atau tidak pada saat itu.

Merasa panik, ia akhirnya berteriak memanggil suaminya yang bernama Daniel untuk menghubungi instansi gawat darurat 911. Ketika sampai di rumah sakit, perawat bilang bahwa Ella lahir dalam keadaan hidup. Namun, lama-kelamaan kondisi Ella memburuk sehingga ia tidak bertahan hidup.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Setelah itu, anak kembar lainnya yang bernama Sophia pun lahir. Berbeda dengan Ella, Sophia lahir dalam keadaan sudah tidak bernyawa.

Kesadaran Isabelle pun menghilang. Isabelle kemudian siuman di samping anak kembarnya yang sudah tidak bernyawa, serta anggota keluarga yang mengelilingi untuk mendukung rasa kehilangannya.

Ciri-ciri akan melahirkan prematur

Dari peristiwa di atas, bisa terlihat bahawa sebagai ibu baru Isabelle tidak menyangka ia akan melahirkan secara prematur. Oleh karena itu, tidak ada salahnya para orangtua bisa mengetahui dan memahami tanda-tanda kelahiran prematur selama masa kehamilan.

Selain sebagai upaya mengatasi, paham tanda-tanda lahir prematur juga akan membuat Bunda bisa lebih awas terhadap kondisi kehamilan. Dengan demikian, Anda jadi bisa segera meminta bantuan tim medis untuk mendapat penanganan yang cepat dan juga tepat.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berikut merupakan ciri-ciri dari tubuh yang tengah mempersiapkan diri untuk melahirkan secara prematur:

  • Mengalami kontraksi selama lima kali atau lebih dalam satu jam.
  • Adanya rasa nyeri seperti tarikan di perut yang muncul bersamaan dengan kontraksi.
  • Mengalami kram dan keputihan.
  • Produksi cairan vagina meningkat.
  • Keluar darah dari vagian.
  • Munculnya cairan encer yang mengindikasi bahwa air ketuban telah pecah.
  • Adanya dorongan di panggul, seperti ada sesuatu yang akan keluar dari vagina.
  • Sakit punggung bawah yang sebelumnya jarang dirasakan.

Sumber foto: Facebook Isabelle

Artikel terkait: Pilih bidan atau dokter untuk cek kehamilan dan melahirkan? Ini pertimbangannya!

Dari pengalaman ini pun, Isabelle juga berharap para ibu bisa lebih berhati-hati dalam memilih orang atau tenaga medis yang menangani kondisi kehamilan. Jika naluri keibuan Bunda merasa ada yang salah, maka tidak ada salahnya untuk memeriksakan diri kembali ke dokter berbeda.

Isabelle juga mengimbau bahwa perkataan dokter juga tidak bisa ditelan mentah-mentah, terutama ketika Bunda merasa statement tersebut berbeda dengan apa yang sebenarnya dialami oleh tubuh. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya kesalahan praktik dari dokter yang menangani kondisi Bunda.

Isabelle melanjutkan, “Saya tidak mau menyalahkan siapa-siapa, karena saya juga merasa perginya bayi saya bukan sepenuhnya kesalahan dokter. Saya hanya kecewa dan marah karena dokter yang menangani saya di awal hanya bisa mengabaikan keadaan dan berkata bahwa tidak ada yang salah dengan kondisi saya.

“Dokter tampak kebingungan dan tidak bisa menulis rekam medis yang benar juga akurat. Untuk itu, saya akan menyewa pengacara untuk mencari keadilan. Saya harap, kejadian ini tidak dialami oleh ibu lain,” tutup Isabelle.

***

Referensi: Facebook, Alodokter

Baca juga:

Surat untuk para orangtua yang telah kehilangan anak untuk selamanya