Ibu ini ambil darah anaknya seminggu sekali, apa alasannya?

Seorang ibu secara rutin mengambil darah anaknya setiap seminggu sekali, agar anaknya terus terlihat sakit dan mendapatkan sumbangan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jangan pernah langsung mempercayai semua konten yang beredar di media sosial. Bisa jadi konten tersebut tidak seperti kenyataan sebenarnya. Seperti kisah seorang ibu jahat di Denmark berikut ini.

Demi sebuah konten media sosial, ibu jahat tersebut tega mengambil darah anak laki-lakinya sendiri seminggu sekali. Ia membuat dirinya tampak sebagai ibu tunggal yang berjuang demi putranya yang sakit. 

Seorang ibu jahat mengambil darah anaknya setiap minggu selama lima tahun

Dilansir dari Kompas.com, ibu tersebut diketahui seorang perawat yang pernah mendapat pelatihan medis. Ia telah bertindak kejam dengan mengambil darah anak laki-lakinya sendiri sebanyak setengah liter seminggu sekali selama lima tahun. Ia melakukannya sejak sang anak berusia 11 bulan.

Wanita berusia 36 tahun itu tidak mengajukan banding atas putusan yang telah dijatuhkan hakim dalam pengadilan distrik di Kota Herning, Kamis (7/2). Di hadapan persidangan, ia mengaku tidak sadar melakukan tindakan keji tersebut.

"Itu bukan keputusan yang saya ambil secara sadar. Saya tidak tahu kapan saya mulai melakukan perbuatan yang tidak berhak saya lakukan. Itu terjadi secara bertahap."

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pelaku yang tidak disebutkan namanya itu  juga mengaku membuang darah anaknya ke toilet, dan jarum yang digunakan untuk mengambil darah dibuang ke tempat sampah.

Dampak untuk sang anak

Sang anak yang menjadi korban kekejaman ibu jahat itu, telah berusia 7 tahun. Dan kondisinya memang sering sakit. Sejak lahir ia memiliki masalah usus, tapi bertahun-tahun berlalu, dokter yang menanganinya merasa heran karena jumlah darah di tubuh anak itu sangat sedikit.

Untuk memulihkan kondisi anak malang tersebut, dokter memberikan tranfusi darah sebanyak 110 kantong selama bertahun-tahun.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ibu jahat tersebut akhirnya menjalani pemeriksaan oleh pihak berwajib setelah dicurigai oleh dokter. Ia kemudian ditangkap pada September 2017 lalu dengan barang bukti sebuah kantong darah.

Artikel terkait: Wajib simpan! Kontak darurat pertolongan KDRT dan kekerasan seksual di seluruh Indonesia

Psikater mengatakan ibu jahat tersebut menderita gangguan kejiwaan 

Menurut keterangan psikater yang menjadi saksi ahli di pengadilan, ibu tersebut menderita gangguan kejiwaan yang disebut Munchausen Syndrome by Proxy atau MSBP.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dilansir dari WebMD, Munchausen Syndrome by Proxy atau MSBP adalah gangguan psikologis yang ditandai oleh perilaku mencari perhatian dengan mengarang suatu penyakit terhadap seseorang yang di bawah perawatannya. MSBP adalah gangguan perilaku yang relatif jarang terjadi. Namun seringkali terjadi pada seorang ibu.

Gangguan psikologis ini membuat penderitanya mencari perhatian melalui anak atau orangtua lanjut usia mereka melalui perawatan medis yang sebenarnya tidak perlu.

Pada umumnya mereka tidak termotivasi oleh keinginan untuk segala jenis keuntungan materi, Mereka hanya ingin mencari perhatian dengan membuat atau melebih-lebihkan gejala, mengubah hasil tes, hingga memasulkan catatan medis.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Akibatnya, banyak tenaga medis tidak dapat mengidentifikasi penyebab spesifik dari penyakit yang diderita korbannya. Tenaga medis juga mungkin tidak mencurigai penderita MSBP melakukan sesuatu yang berbahaya karena mereka terlihat sangat sedih, cinta, dan peduli dengan korbannya.

Beberapa teori menunjukkan bahwa riwayat pelecehan, pengalaman ditelantarkan sebagai seorang anak, atau kehilangan orang tua dapat menjadi faktor dalam perkembangan MSBP. Beberapa bukti menunjukkan bahwa stres utama, seperti masalah perkawinan juga dapat memicu gangguan psikologis ini.

*** 
Semoga ibu tersebut mendapatkan hukuman yang setimpal. 

 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Referensi: Kompas.com, WebMD

Baca juga:

id.theasianparent.com/anak-disiksa-ibunya/