Sekelompok wali murid yang terdiri dari puluhan ibu-ibu berunjuk rasa di depan sebuah Sekolah Dasar (SD) yang berada di Kabupaten Pamekasan. Ibu-ibu unjuk rasa depan SD ini meminta agar sekolah kembali dibuka.
Kejadian itu pun akhirnya viral, karena ada yang merekam aksi mereka dan membagikannya lewat sosial media. Terlihat dalam video, para ibu juga membawa anak mereka yang mengenakan seragam lengkap dan menggendong tas.
Ibu-ibu Unjuk Rasa Depan SD lantaran Libur Terlalu Lama
Ibu-ibu yang berunjuk rasa itu menuntut pihak sekolah untuk segera membuka kembali sekolah, agar anak-anak belajar seperti biasa. Alasannya, mereka tak ingin sekolah diliburkan terus menerus. Sebab, akibat sekolah diliburkan, anak-anak jadi sibuk bermain.
Bahkan, salah satu ibu ada yang mengancam akan mengeluarkan anaknya jika sekolah tak segera memulai aktivitas belajar mengajar. Ia mengaku akan memindahkan anaknya ke sekolah yang siap menggelar aktivitas belajar mengajar secara langsung.
Sejumlah ibu-ibu yang menggelar demonstrasi pun ditemui salah satu guru dari sekolah tersebut.
“Jika sekolah ini diliburkan, kami akan memindahkan anak kami ke sekolah lain,” kata seorang ibu.
“Kami Takut Anak Kami Bodoh,” Kata Ibu-ibu yang Berunjuk Rasa
Sementara itu, menurut mereka pendidikan jarak jauh yang diprogramkan pemerintah juga tak pernah dilakukan.
“Kalau tetap diliburkan, anak-anak kami terampas pendidikannya. Kami takut anak kami bodoh,” ujar seorang ibu yang berunjuk rasa, seperti dilansir dari Kompas.
Salah satu warga Desa Tebul Barat bernama Mustofa membenarkan demonstrasi yang dilakukan puluhan ibu-ibu itu. Mustofa mengatakan, aksi dilakukan pada hari pertama masuk sekolah, Senin (13/7).
“Wali murid sudah tak tahan karena sekolah diliburkan selama empat bulan terakhir. Selama itu, anak-anak hanya sibuk bermain. Akibatnya, para wali murid kesal karena libur sekolah terlalu lama. Mereka mendesak agar sekolah diaktifkan kembali,” ungkap Mustofa.
Tetap Belum Bisa Dibuka Meski Ibu-ibu Unjuk Rasa di Depan SD
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan, Fatimatuz Zahrah mengaku telah mendengar informasi tentang unjuk rasa yang terjadi. Namun, pihaknya belum mendapatkan laporan dari kepala sekolah SD terkait.
Menurutnya, sekolah belum bisa dibuka seperti semula untuk mencegah siswa terpapar dari COVID-19. Serta, belum ada intruksi lebih lanjut dari Menteri Pendidikan untuk membuka kembali sekolah dan melaksanakan pendidikan tatap muka.
“Tetap tidak bisa dibuka lagi karena kalau dibuka bisa melanggar SKB Menteri,” jelas Fatimatus Zahrah ketika dikonfirmasi.
Sekolah di Zona Hijau Sudah Buka
Di sisi lain, Mendikbud Nadiem Makarim telah menerapkan panduan protokol kesehatan new normal di beberapa sekolah. Yakni sekolah-sekolah yang berada di zona hijau, mereka sudah dapat beraktivitas seperti biasa.
“Pertama, kabupaten dan kota itu harus zona hijau, kedua, Pemda harus memberikan izin. Jadi pemdanya pun harus setuju. Dan yang ketiga, satuan pendidikan telah memenuhi,” terang Nadiem Makarim dalam telekonferensi yang disiarkan di akun YouTube Kemendikbud.
Syarat lainnya, sekolah terkait telah memenuhi semua kriteria untuk persiapan pembelajaran tatap muka.
Masa transisi penerapan new normal di sekolah juga akan dilakukan selama dua bulan pertama. Dalam masa transisi dua bulan pertama ini, hanya jenjang pendidikan menengah ke atas, seperti SMP, MTs, SMA, SMK, MA, dan MAK yang diizinkan untuk mulai kegiatan belajar seperti biasa. Selanjutnya, akan diikuti oleh SD, Mi, SLB, dan PAUD.
Sekolah Percontohan Kebiasaan Baru di Bekasi Sudah Dibuka
Salah satu contoh sekolah zona hijau yang sudah dibuka untuk kegiatan belajar tatap muka adalah beberapa sekolah percontohan di Bekasi.
Pemkot Bekasi mengizinkan aktivitas tatap muka di sekolah kembali berlangsung dengan alasan angka penularan COVID-19 di Kota Bekasi sudah di bawah satu. Bahkan, Kota Bekasi juga diklaim sebagai zona hijau.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi Inayatullah menyampaikan, awal kegiatan belajar mengajar tatap muka diterapkan bagi sekolah yang menjadi percontohan kesiapan sekolah dalam protokol pencegahan COVID-19.
Ada 4 sekolah dengan protokol pencegahan COVI-19 yang menjadi percontohan sekolah lainnya, yaitu Sekolah Victory Plus, Al-Azhar, SD Jakasampurna 6, dan SDN 02 Pekayon. Ia mengatakan, proses kegiatan belajar mengajar di 4 sekolah itu akan terus dipantau.
Percobaan sekolah seperti biasa ini akan dilakukan selama dua minggu, lalu dievaluasi oleh dinas pendidikan setempat.
Sedangkan bagi sekolah di luar kategori percontohan yang hendak buka kembali wajib memberikan proposal yang berisi persiapan protokol pencegahan COVID-19. Proposal tersebut diserahkan ke Dinas Pendidikan setempat.
Usai menyerahkan proposal, nantinya tim dari Disdik yang langsung mengecek kesiapan sekolah tersebut terkait pemenuhan protokol pencegahan COVID-19.
Seperti itulah kabar ibu-ibu unjuk rasa depan SD. Semoga kondisi pandemi ini bisa segera berakhir, ya.
Baca Juga :
Bantu Anak Tentukan Tujuan Belajar Agar Ia Lebih Berhasil di Sekolah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.