Ibu hamil yang terinfeksi virus Corona ternyata dapat transfer antibodi COVID-19 kepada janin yang dikandungnya. Hal ini diungkapkan melalui sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Journal of the American Medical Association’s JAMA Pediatrics pada 29 Januari 2021.
Image: Freepik
Ini adalah studi yang sama yang juga mengungkapkan bahwa infeksi SARS-CoV-2 yang menyerang ibu hamil tidak menginfeksi janinnya.
Ibu Hamil Transfer Antibodi COVID-19
Melansir dari CTV News, semakin lama jangka waktu antara seorang ibu tertular virus dengan waktu kelahiran bayinya, maka jumlah antibodi yang ditransfer juga akan semakin besar.
“Semakin lama waktu antara infeksi dan persalinan ibu, semakin besar transfer antibodi,” ujar Dr. Karen Puopolo dan Dr. Scott Hensley dari Fakultas Kedokteran Universitas Pennsylvania.
Antibodi COVID-19 tersebut ditransfer oleh ibu hamil kepada janinnya melalui plasenta atau tali pusar. Transfer antibodi ini bahkan bisa terjadi meskipun ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 tidak menunjukkan gejala apa pun.
Image: Freepik
Penelitian ini dilakukan terhadap 1.471 ibu dan bayi dari 1.714 ibu hamil yang melahirkan di Rumah Sakit Pennsylvania antara April-Agustus 2020. Dari hasil pengujian darah ibu dan plasenta bayi, ditemukan bahwa antibodi yang diturunkan oleh ibu dapat melindungi bayinya terhadap infeksi COVID-19.
“Temuan kami menunjukkan potensi antibodi khusus SARS-CoV-2 yang diturunkan dari ibu untuk memberikan perlindungan neonatal dari penyakit COVID-19,” tulis tim di dalam jurnal penelitian tersebut.
Penelitian ini juga digadang-gadang agar dapat menjadi panduan uji coba vaksin COVID-19 untuk para ibu hamil.
Ibu Tidak Menginfeksi Bayinya
Penelitian menunjukkan bahwa antibodi IgG untuk SARS-CoV-2 ditransfer melalui plasenta pada 72 ibu hamil dari total 83 ibu hamil yang terinfeksi virus. Dari 83 ibu hamil, ditemukan juga 50 responden atau 60 persen yang dites positif COVID-19, tetapi tidak menunjukkan gejala apa pun.
“Kami menemukan transfer antibodi IgG yang efisien dari ibu yang seropositif SARS-CoV-2 dan korelasi positif antara konsentrasi antibodi ibu dan plasenta atau tali pusat,” ujar penulis penelitian.
Image: Freepik
Di sisi lain, antibodi IgM yang dalam kasus ini hanya dapat diproduksi oleh janin, tidak ditemukan di dalam sampel darah tali pusat. Antibodi IgM adalah antibodi pertama yang dibuat tubuh untuk melawan infeksi virus Corona baru.
Hal tersebut menunjukkan bahwa ibu hamil tidak menginfeksi janinnya selama kehamilan, meskipun ibu hamil berada dalam kondisi sakit parah. Dari sampel 83 ibu dan anak, terdapat 11 bayi yang ketika lahir tidak memiliki antibodi untuk SARS-CoV-2.
Antibodi IgG juga ditemukan di dalam tubuh 6 bayi dari ibu yang memiliki tingkat antibodi IgG sangat rendah. Antibodi tersebut melindungi bayi dari infeksi. Namun, 5 bayi dari ibu yang hanya mengembangkan antibodi IgM, tidak memiliki antibodi IgG.
Bayi Rentan Terinfeksi Virus
Melansir dari CNN, ibu hamil disarankan untuk mendapatkan vaksin influenza. Vaksin ini berguna untuk melindungi sang ibu dan janin yang ada di dalam kandungannya.
Dr. Flor Muñoz-Rivas, seorang ahli penyakit menular anak di Baylor College of Medicine di Houston, mengatakan bahwa bayi yang baru lahir rentan terhadap infeksi virus. Oleh karena itu, perlindungan apa pun akan diterima.
Akan tetapi, terdapat antibodi lain yang bisa menurun dengan cepat dari ibu ke janinnya. Antibodi terhadap virus seperti influenza atau tetanus dapat menurun dengan cepat ketika ditransfer dari ibu ke janin selama masa kehamilan. Sehingga, sangat penting bagi para peneliti untuk bisa memelajari waktu serta cara vaksinasi bayi.
Image: Freepik
Centers for Disease Control and Prevention (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) di Amerika Serikat merekomendasikan agar bayi sebaiknya diimunisasi terhadap flu ketika berusia 6 bulan. Bahkan ini juga bisa dilakukan saat ibunya divaksinasi selama masa kehamilan.
Meskipun begitu, dibutuhkan studi lebih lanjut tentang kecukupan antibodi untuk melindungi bayi yang baru lahir dari infeksi COVID-19. Sebab, sampel pada penelitian terkait transfer antibodi dari ibu hamil ke bayinya yang disebutkan di atas masih terbatas jumlahnya.
Vaksinasi COVID-19 untuk Ibu Hamil
Saat ini, hanya ibu hamil yang berisiko tinggi terpapar SARS-CoV-2 dipertimbangkan terlebih dahulu untuk divaksinasi selama kehamilan. Ini sesuai dengan rekomendasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) serta WHO. Kendati demikian, ibu hamil tetap harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Image: Freepik
Meskipun vaksin ibu dapat menawarkan perlindungan terhadap COVID-19 bagi bayi yang baru lahir, tetapi tujuannya sejauh ini hanya untuk melindungi sang ibu saja.
“Untuk COVID-19, sejauh yang kita ketahui saat ini, tujuannya adalah untuk melindungi ibu,” imbuh Dr. Muñoz-Rivas.
Demikianlah fakta terbaru yang diungkapkan oleh penelitian terkait antibodi COVID-19 pada janin yang dapat ditransfer melalui ibu hamil di masa kehamilannya. Tetap berkonsultasi dengan dokter apabila Bunda merasakan keluhan pada kehamilan, ya. Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca Juga:
Begini Cara Cek Daftar Penerima Vaksin COVID-19 Gratis
Catat! 7 Daftar Orang yang Tidak Dianjurkan Vaksin COVID-19
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.