Masih berlangsung hingga menjelang Ramadhan, Virus Corona tentu saja bisa berisiko menginfeksi siapa pun juga. Tak terkecuali perempuan yang tengah mengandung. Hal inilah yang dialami seorang ibu hamil positif COVID-19 di Semarang.
Di usia kehamilan yang menginjak trimester kedua, dirinya tak pernah menyangka hal ini bisa ia alami. Di samping berjuang menjaga kesehatan kehamilan 5 bulannya, ia pun berusaha melakukan semua peraturan untuk melawan dan memutus Virus Corona yang sudah masuk ke tubuhnya.
Kisah ibu hamil positif COVID-19
Adalah Nunki Herwanti, ibu hamil yang berusia 34 tahun yang sehari-harinya menjadi Ibu Rumah Tangga dan tinggal di Kota Semarang. Menjalani kehamilan anak ketiganya ini, ia dihadapkan pada pengalaman unik yang tak akan ia lupakan.
Pernah menjadi pasien positif Corona membuat dirinya semakin mawas diri di tengah pandemi. Karena kegigihannya, kini ia pun sudah sembuh dan bisa memeluk suami serta kedua anaknya.
Kisahnya ini ia tuturkan pada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melalui video call yang juga diunggah ke laman YouTube.
Artikel Terkait : Tidak menerapkan lockdown, ini 7 kebijakan pemerintah mencegah penyebaran Corona di Indonesia
Kesadaran mengisolasi diri
Nunki menceritakan mengenai kondisi awal dirinya bisa mengalami COVID-19. Ia menuturkan, awalnya dirinya merasakan gejala pada 16 Maret 2020.
Mulai dari gejala batuk dan pilek ringan saat itu, ia langsung berinisiatif untuk melakukan isolasi diri di kamar. Hingga akhirnya, ia pun merasakan gejala yang cukup berat seperti sesak dan langsung dilarikan ke UGD RS Kariadi.
“Setelah timbul sesak napas hari keempat dan demam hari kelima dan keenam, mulai curiga langsung ke UGD RS Kariadi, dari awal gejala sudah langsung isolasi diri karena tidak mau anggap itu flu biasa,” tuturnya.
Menurutnya, pihak rumah sakit menginstruksikan untuk isolasi mandiri karena gejalanya ringan. Pemantauan sendiri dilakukan via WhatsApp.
Selama masa karantina diri
Harus mengisolasi diri, ibu dua anak ini mengaku memiliki tantangannya tersendiri. Namun, dirinya sendiri tidak mau menjadikannya beban dan terus fokus pada penyembuhan dan karantina.
Selama melakukan masa istirahat, ia pun memilih menghabiskan waktu dengan menonton drama Korea agar tidak stres, tidak membaca maupun menonton berita mengenai COVID-19. “Karena saya merasa itu cuma bikin panik dan takut. Kalau sudah gitu, imun terus turun,” ujarnya.
Ia pun konsisten dalam melakukan karantina di rumah. Setiap harinya ia berdiam di kamar kecuali ketika saat berjemur di halaman belakang. Setiap kali ke luar kamar, ia pun selalu mengenakan masker.
Saat setelah menggunakan kamar mandi, ia mengelap berbagai benda dengan disinfektan. “Harus bisa jaga diri untuk orang lain, memastikan mereka aman,” tegasnya.
Selama masa karantina ini pun dirinya memeriksakan diri serta melakukan swab tes ke rumah sakit seorang diri menggunakan kendaraan pribadi.
Artikel Terkait : Jadwal mudik lebaran 2020 akan diganti, ini kebijakan pemerintah untuk masyarakat
Kemungkinan tertular
Saat ditanya mengenai kemungkinan dirinya bisa tertular, Nunki memastikan bahwa ia tidak banyak ke luar rumah. Namun, ia memang kerap mengantar jemput anak ke sekolah dan berbelanja kebutuhan sehari-hari.
Dirinya menduga bisa tertular dari uang karena tidak langsung mencuci tangan setelah berbelanja.
“Kita cuma bisa mengira, tertular kan lima hari sebelum gejala, saya cuma antar jemput orang terus belanja. Dugaannya dari uang belanjaan karena salah saya tidak langsung cuci tangan. Saya berharap kesalahan saya tidak dilakukan orang lain,” katanya.
Mendapat dukungan orang sekitar
Di kondisinya tersebut, Nunki mendapat dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Baik keluarga, maupun masyarakat di sekitar rumahnya memberikan banyak bantuan.
Awalnya ia tak menduga respon positif yang diterima ketika ia menceritakan kondisi kesehatannya pada ketua paguyuban. Selain menyemangati, beberapa tetangga setiap hari mengantarkan makanan untuk dirinya selama karantina.
“Saya berharap warga lain bisa mencontoh, bahwa di saat ini rasa kemanusiaan dibutuhkan,” ucapnya.
Sembuh bertepatan dengan hari Kartini
Perjuangannya selama karantina pun terbayar. Bertepatan dengan hari Kartini, pada 21 April, Nunki dinyatakan telah sembuh dari COVID-19.
Kondisinya saat ini pun disyukurinya dan menjadi pembelajaran untuk menghadapi dan menjaga keluarga dari wabah yang masih terjadi.
“Saya masih beruntung, masih bisa lihat keluarga di rumah walau tidak bisa nyentuh. Saya tidak mau mengeluh, saya bersyukur diberi kesempatan sembuh,” pungkasnya.
Baca Juga :
Ibu menyusui dinyatakan positif corona, ini hal yang perlu dilakukan