Dampak Pandemi, 7 Ibu Hamil di Klaten Harus Melahirkan Tanpa Bantuan Medis

Sulitnya perjuangan menuju persalinan di masa pandemi ini membuat sejumlah ibu hamil di Klaten melahirkan tanpa bantuan medis.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sungguh miris, setidaknya ada tujuh ibu hamil di Klaten melahirkan tanpa bantuan medis akibat pandemi COVID-19. Kasus kelahiran tersebut rata-rata terjadi di dalam rumah ataupun di perjalanan menuju fasilitas pelayanan kesehatan.

Melansir dari situs Solopos.com, kasus ibu hamil di Klaten melahirkan tanpa bantuan medis terjadi pada Maret 2020. Hal ini diungkapkan langsung oleh Tuti Nurharyanti selaku Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Klaten.

“Kasus lahir brojol itu terjadi pada dua atau tiga bulan pertama (pandemi COVID-19 sejak Maret lalu). Setelah itu tidak ada. Iya, lahir di rumah (ketika proses kelahiran tanpa ada bantuan petugas medis),” kata Tuti.

“Setelah lahiran, baru ke rumah sakit. Ada juga setelah lahiran baru memberi tahu bidan desa,” sambungnya.

Artikel Terkait: Istri melahirkan saat pandemi dan positif COVID-19, sang suami ceritakan kondisi sang bayi

Dari tujuh kasus ibu hamil yang melahirkan tanpa bantuan petugas medis, ternyata ada satu kasus yang menyebabkan sang bayi meninggal dunia. Itu terjadi lantaran proses kelahiran tidak normal dan sang ibu juga tidak mengetahui dengan pasti usia kehamilannya.

“Kondisi ibunya selamat,” imbuh Titi menjelaskan.

Kasus Ibu Hamil di Klaten Melahirkan Tanpa Bantuan Medis Meningkat saat Pandemi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jumlah kasus bayi lahir tanpa bantuan medis ini meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, hanya ada satu atau dua kasus, bahkan terkadang bisa saja tidak ada kasus dalam setahun.

Tuti mengungkapkan jika penyebab ibu-ibu hamil di Klaten, Jawa Tengah, melahirkan tanpa bantuan medis ini beragam. Di antaranya ada yang terlambat ke fasilitas pelayanan kesehatan menyusul adanya imbauan untuk tetap di rumah saja ketika awal pandemi. Lalu, ada juga ibu hamil yang tidak tahu HPL (Hari Perkiraan Lahir) si bayi.

“Beberapa kasus itu ada yang dari luar kota kemudian ke Klaten. Akibat takut nanti dicurigai (terpapar virus corona), akhirnya takut keluar rumah untuk ke pelayanan kesehatan. Belum sempat ke pelayanan kesehatan sudah lahiran,” ungkap Tuti.

Lebih lanjut, Tuti juga mengakui bahwa pada dua bulan awal pandemi, seluruh petugas kesehatan lebih fokus menangani pasien COVID-19. Namun, dua atau tiga bulan setelah itu, para petugas medis kembali ke pelayanan esensial yang lain.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Kami beberapa bulan ini meningkatkan kualitas lagi, kembali memberikan pelayanan,” ucapnya.

Tuti menambahkan, belakangan para ibu hamil di Klaten juga sudah mulai rutin kembali memeriksakan kondisi kehamilan mereka. Hal ini berbeda dengan saat awal pandemi, di mana para ibu hamil cenderung takut mendatangi pelayanan kesehatan.

“Imbauan kami untuk ibu hamil jangan takut memeriksakan kehamilan minimal empat kali. Yang lebih penting, ibu hamil harus tetap mendapatkan dukungan dari suami atau keluarga. Sebab, pengawasan yang utama berasal dari keluarga, baru kemudian petugas kesehatan,” ujar Tuti.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber gambar: Freepik

Artikel Terkait: Persalinan saat pandemi COVID-19, ini yang perlu Bunda persiapkan

Tips Menghadapi Persalinan di Masa Pandemi COVID-19

Melahirkan di saat pandemi seperti sekarang tentu cukup mengkhawatirkan, ya, Bun. Peraturan yang lebih ketat dengan menerapkan protokol kesehatan wajib Bunda perhatikan.

Melansir dari Alodokter, untuk para bumil yang akan menuju proses persalinan di masa pandemi ini, ada beberapa tips yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Proteksi Diri

Untuk mengurangi risiko terpapar virus corona, Bumil perlu melindungi (memproteksi) diri dengan melakukan beberapa tindakan pencegahan, seperti:

  • Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir sesering mungkin. Jika tidak, bisa menggunakan hand sanitizer dengan kadar alkohol minimal 60%
  • Tidak keluar rumah atau bepergian ke tempat yang ramai
  • Jika ada keperluan mendesak di luar rumah, lakukan physical distancing dengan jarak setidaknya 1 meter dari orang lain
  • Selalu menggunakan masker saat keluar rumah
  • Tidak melakukan kontak dengan orang sakit
  • Menerapkan etika batuk dan bersin
  • Tidak menyentuh mata, hidung, dan mulut jika belum mencuci tangan
  • Menjaga daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan yang bergizi, vitamin atas saran dokter, berolahraga dan istirahat yang cukup

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Pilihan Tempat Melahirkan

Untuk pilihan tempat melahirkan, sebaiknya Bumil berdiskusi terlebih dahulu dengan dokter. Melahirkan di rumah, klinik, atau rumah sakit semuanya memerlukan pertimbangan yang matang mengenai risiko dan manfaatnya.

Artikel Terkait: Curhat pejuang IVF di masa pandemi: “Saya takut mimpi menjadi ibu sirna”

3. Metode Melahirkan

Dalam hal metode melahirkan, Bumil dibebaskan memilih metode yang mana, apakah melahirkan secara normal atau caesar. Namun, semua itu tetap bergantung pada kondisi kehamilan Bunda, ya.

Berkonsultasilah dengan dokter kandungan pilihan Bunda. Dokter akan memberikan anjuran mengenai metode melahirkan apa yang terbaik bagi Bunda.

Sumber gambar: Shutterstock

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Nah, itulah kabar mengenai ibu hamil di Klaten yang harus melahirkan tanpa bantuan medis, serta tips menghadapi persalinan di masa pandemi saat ini. Tetap perhatikan keselamatan diri dan calon buah hati, ya, Bun.

Baca Juga:

Menjelang persalinan di tengah pandemi Corona, Chacha Frederica bagikan ceritanya