Di dalam kereta dan bus Transjakarta sudah ada tulisan kursi prioritas untuk ibu hamil, ibu dengan anak dan lansia. Namun masih saja ada penumpang yang mengabaikan anjuran ini. Bagaimana bila ibu hamil di kereta tidak mendapat duduk dan akhirnya harus berdiri selama perjalanan? Curhat ibu hamil ini menampar kesadaran para penumpang yang selalu acuh atas aturan pemerintah.
Inilah curhat ibu hamil yang kesal karena tidak diberikan tempat duduk di kereta
Aku melihatmu. Aku tahu kau melihatku. Saat aku masuk ke dalam kereta dengan perutku yang membuncit. Aku terdorong oleh sesaknya penumpang dan jatuh di hadapanmu.
Pertama, kau melihat perut hamilku, lalu kita bertatapan selama beberapa detik. Saat itulah aku tahu, kau tidak akan membiarkan ibu hamil duduk di kereta.
Kau melihat ke bawah, menutup matamu dan juga hatimu. Headset yang kau kenakan menghalangi suara berisik di sekelilingmu. Juga menghalangi jiwa egoismu untuk merasakan empati. Kakimu yang langsing dan tidak bengkak bergerak seirama dengan musik yang kau dengarka.
Curhat ibu hamil yang tidak mendapat tempat duduk di kereta.
Tolong, biarkan ibu hamil di kereta mendapat tempat duduk…
Kakiku bengkak, sedangkan kakimu tidak. Punggungku terasa nyeri karena tekanan perut buncitku. Sedangkan perutmu rata sejajar dengan kursi yang kau sandari.
Ada kaki yang menendang-nendang dalam perutku, setiap tendangan membuat kandung kemihku terasa mau meledak.
Sedangkan kamu, bisa jadi makan siang yang kau santap tadi sedang dicerna dengan nyaman oleh perutmu.
Aku tidak iri dengan tingkat kenyamaan tinggi yang membuatmu ‘lengket’ pada kursi itu, dan mengabaikan ketidaknyamanan yang sedang kurasakan. Tetapi, aku benci karena kamu tidak sedikitpun mempertimbangkan untuk membiarkan ibu hamil duduk di kereta.
Curhat ibu hamil yang merasa kesal karena melihat seseorang yang tak punya empati.
Kau harus mengerti, ini bukan tentang persaingan. Ini juga bukan tentang sopan santun. Tapi tentang empati dan kepentingan umum. Secara naluriah, menolong orang lain, adalah hal yang ingin kutegaskan padamu.
Empati.
Artikel terkait: Dek Safira, ini loh risiko yang dialami ibu hamil jika berdiri terlalu lama
Ketika aku bertemu dengan orang-orang sepertimu, aku merasa cemas dengan bayi yang kukandung. Apakah aku tega membawa anakku ke dalam dunia berisi orang-orang egois dan tak punya empati seperti ini?
Bagaimana jika anakku diajari hal yang tidak benar oleh orang sepertimu? Bagaimana jika anakku harus bekerja denganmu? Apa nilai sosial yang akan dia pelajari dari pertemuannya denganmu?
Hari ini, kau menolak memberikan tempat duduk pada ibu hamil. Besok, mungkin ibu yang menggendong bayi dan balita, dan akhirnya orang lansia pun tidak akan kau berikan duduk meski dia sudah sangat lemah dan tak mampu berdiri.
Aku akan membesarkan anakku menjadi orang yang penuh empati
Tetapi, hari ini aku berdiri, lelah luar biasa, namun tetap bangga dengan kehamilanku. Besok-besok, aku akan menjadi ibu yang menggendong bayi.
Curhat ibu hamil yang bangga masih bisa berdiri di kereta walau lelah luar biasa.
Dan ketika aku melihatmu secara sadar mengacuhkanku yang sedang hamil besar, aku bertekad untuk membesarkan anakku agar memiliki nilai sosial yang tinggi, juga penuh empati.
Jadi, ketika anakku seusiamu nanti, dia tidak akan ragu memberikan tempat duduknya bagi orang yang membutuhkan.
Bila kau membaca ini hari ini, tolonglah berikan kursimu pada ibu hamil. Di dalam perutnya ada masa depan dan lambang harapan untuk generasi yang lebih baik.
Bagaimana dengan Anda Bunda? Apakah curhat ibu hamil di kereta ini serupa dengan apa yang Bunda alami saat hamil dulu? Bagikan pengalamannya di kolom komentar ya, Bunda.
Baca juga;
10 Hal menyebalkan saat hamil, apa Bunda juga mengalaminya?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.