Kasus bayi yang ditemukan meninggal dunia di Jember, Jawa Timur, akhirnya menemui titik terang. Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata bayi ini dibuang oleh ibunya sendiri. Kasus ibu buang bayi ke sumur ini pun menghebohkan warga.
5 Fakta Ibu Buang Bayi ke Sumur
1. Pelakunya Adalah Ibu Kandung
Sumber: ngopibareng
Adalah FN, seorang ibu muda berusia 25 tahun ditetapkan sebagai tersangka pembuangan bayi ke dalam sumur. Peristiwa yang sempat viral di media sosial tersebut terjadi pada Rabu (23/03), di Dusun Bregoh, Desa Sumberrejo, Kecamatan Ambulu Jember.
Diwarnai isu klenik di tengah masyarakat, warga awalnya percaya bahwa bayi berusia 1 bulan itu diambil oleh makhluk halus. Namun, fakta mulai terungkap bahwa pelakunya adalah ibu kandungnya sendiri.
Mirisnya, sang ibu justru pura-pura panik saat bayinya ‘hilang’. “Kepada keluarga dan para tetangga, sang ibu mengaku tidak tahu menahu saat bangun tidur, bayinya sudah tidak ada di kasur,” ungkap seorang warga, mengutip laman Merdeka.
Artikel terkait: 5 Fakta Ayah Perkosa Anak Kandung di Semarang hingga Meninggal Dunia
2. Motif Pelaku Buang Bayi, Tidak Kuat Dirundung
Mengutip Kompas, Kasat Reskrim Polres Jember AKP Komang Yogi Arya Wiguna memaparkan alasan pelaku tega membuang bayinya. FN tidak kuat di-bully karena sang anak tidak mendapatkan ASI melainkan susu formula.
“Tersangka FN mengaku sering di-bully, dianggap wanita kurang sempurna karena bayinya tidak diberi ASI,” jelas AKP Komang. Saat pertama kali didapati meninggal di sumur, jajaran Polsek Ambulu langsung melakukan penyelidikan ke TKP.
Kepada polisi, FN dan keluarga besarnya mengaku sudah ikhlas dengan kepergian buah hatinya tersebut. Sempat mendapat penolakan, polisi bersikeras menyelidiki kasus ini dan melakukan autopsi.
Polisi menganggap kematian bayi tersebut ada kejanggalan. Setelah diberikan pengertian, akhirnya jenazah bayi dibawa ke Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi Jember untuk diautopsi.
Artikel terkait: Fakta Ibu Melukai Anak Kandung di Brebes, Diduga karena Depresi
3. Bukan Kali Pertama
Sumber: Banyuwangi Network
Yang mengejutkan, ternyata bukan kali pertama FN mengaku ‘kehilangan’ bayi. Sekitar dua minggu lalu, FN pernah mengaku kehilangan bayinya. Setelah dicari bersama warga dan keluarga, bayi ditemukan di areal persawahan dekat rumahnya.
“Tetapi kita akan dalami dulu, apakah saat bayi hilang dan ditemukan di sawah itu, memang juga dilakukan tersangka atau tidak,” sambung AKP Komang.
AKP Komang tidak menyebutkan siapa orang yang tega melakukan perundungan. Namun, ia akan tetap menyelidiki kasus ini hingga tuntas.
4. Ibu yang Buang Bayi ke Sumur Ditetapkan Jadi Tersangka
Usai ditetapkan sebagai tersangka, FN mengakui dirinya membuang bayi yang baru saja diakikahkan itu dalam keadaan hidup.
“Jadi bayinya terlebih dulu ditidurkan, lalu setelah itu dilempar ke sumur,” papar AKP Komang. Aksi tersebut dilakukan ketika keluarga besarnya lengah. Ibu, nenek, dan keluarga pelaku tidak mengetahui ketika bayi itu dibuang.
Setelah melempar bayinya, FN kembali melanjutkan tidur siang. Kemudian sekitar pukul 12:00 WIB, ia bangun dan mengaku kepada keluarganya bahwa bayinya hilang. Setelah dicari selama hampir satu jam, bayi malang tersebut ditemukan mengapung di dalam sumur.
Akibat perbuatannya, pelaku dijerat dengan Pasal 80 ayat (3) Jo 76C Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 atas perubahan UU RI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang perlindungan anak, dan atau Pasal 44 ayat (3) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2004 Tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga dengan ancaman hukuman di atas 3 tahun.
5. Dampak Bullying Berbahaya
Mengutip Kompas, psikolog dari Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, Cornelius Siswa Widyatmoko menjelaskan bahwa tindakan bullying atau perundungan berpotensi memunculkan emosi atau rasa marah dari korban.
Reaksi terhadap perundungan itu juga tergantung dengan karakter seseorang.
“Bila bully ke orang yang kuat bisa membuat orang tersebut makin kuat. Tapi kalau yang di-bully orang yang lemah, maka efeknya bisa parah atau berjangka panjang,” jelasnya.
Mengacu pada kasus FN, perundungan yang diterimanya membuat ia marah dan menyalahkan diri sendiri. Kalimat yang diterimanya dari tetangga sangat signifikan dan memunculkan tindakan agresif.
Demikian deretan fakta tentang ibu buang bayi ke sumur, semoga bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua. Berhati-hatilah sebelum berbicara karena kita tidak pernah tahu apa dampaknya untuk lawan bicara.
Baca juga:
Alasan Pilu Ibu Bunuh Anaknya di Brebes, Ingin Selamatkan Anak agar Tidak Hidup Susah
Aksi ART Tampar dan Seret Bayi Majikan, Pelaku Masih dalam Pengejaran
Satu Keluarga Meninggal Kesetrum Mesin Pemanas Air, Ditemukan Saling Menempel
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.