Jika ada lelaki yang berhubungan seks dengan anak perempuan kita, kita akan marah. Namun, hal itu tidak berlaku di Republik Malawi yang terletak di Afrika Selatan. Karena mereka justru membayar lelaki yang disebut sebagai Hyena untuk melakukan ritual pembersihan dari roh jahat setelah anak mendapatkan haid pertamanya dengan cara berhubungan seks.
Research Gate menyatakan bahwa jika ada orang yang menolak tradisi ini, ia akan didiskriminasi warga karena sengaja menjadi pembawa sial di kampung. Selain itu, ia akan disalahkan jika ada warga yang sakit karena menolak tradisi Hyena dianggap sama saja dengan ingin membuat celaka seluruh warga desa.
Tradisi pembersihan ini sudah mendapatkan banyak pertentangan dari para aktivis dan disebut tak sesuai dengan dunia modern. Namun, hingga kini, tradisi Hyena masih saja dilakukan sebagai bagian dari budaya.
Padahal, BBC memberitakan bahwa lelaki bernama Aniva yang sudah menjadi Hyena bagi lebih dari 100 perempuan justru menyebarkan HIV AIDS. Bukannya bersih, ia malah menyebarkan penyakit.
Tradisi tersebut mengharuskan anak perempuan berhubungan seks dengan Hyena pada tiga hari setelah masa haid berjalan. Jika anak perempuan tersebut menolak, maka orang-orang meyakini bahwa ia akan membuat anggota keluarganya mengalami musibah.
Berhubungan seks dengan Hyena tidak menggunakan kondom
Selain itu, saat berhubungan seksual, seorang Hyena juga tak menggunakan kondom. Karena inilah, risiko penyakit menular seksual semakin tinggi.
Kedudukan Hyena juga terhormat di mata masyarakat. Karena ia dianggap dapat mengetahui caranya menyenangkan perempuan. Hyena seperti Anniva mengakui bahwa banyak keluarga yang bangga jika anak perempuannya mendapatkan ritual tersebut dari seorang yang berpengalaman seperti dirinya.
Dalam sekali berhubungan seks, ia dibayar sekitar IDR 400.000-1.000.000. Semakin terpandang sebuah keluarga, maka ia akan merekrut seorang Hyena yang berpengalaman dengan biaya yang tak sedikit.
Tak hanya anak-anak, Empower International juga mencatat bahwa Hyena juga digunakan untuk “membersihkan” wanita yang menjadi janda setelah suaminya meninggal. Hal ini dilakukan untuk mencegah seluruh desa mendapatkan penyakit dan musibah dari meninggalnya suami janda tersebut.
Selain hal tersebut, di Malawi, atau tepatnya di Nsanje, seorang lelaki yang ingin menikahi wanita harus membayar sejumlah uang untuk membeli istri. Setelah pernikahan terjadi, istrinya harus bekerja seumur hidup untuk menghidupi keluarga dan jadi penggerak dalam keluarga.
Karena tradisi inilah, lelaki yang berasal dari keluarga kaya juga memiliki banyak istri karena ia tak harus menanggung hidup istrinya. Tradisi seperti ini masih berjalan sampai sekarang.
Pemerintah Republik Malawi sudah berusaha untuk mencegah tradisi Hyena ini. Namun, pencegahan itu berlangsung sangat lambat karena mendapat pertentangan dari para pemimpin lokal desa.
Lihat reportase ritual dari tradisi tersebut di sini:
Tradisi mirip seperti ini pernah juga terjadi di Indonesia. Namun, hal ini terjadi pada anak lelaki.
Lelaki yang sudah mencapai puber diminta berhubungan seksual dengan seorang Nyai Gowok agar nantinya ia jadi lebih berpengalaman ketika sudah berumah tangga. Hal ini termasuk berpengalaman dalam hal seksual.
Keluarga lelaki pun akan bangga jika anak lelakinya mendapatkan Gowok cantik yang berpengalaman sekalipun usianya berkali lipat dari usia anaknya. Hal ini juga dapat meningkatkan gengsi keluarga.
Okezone menjelaskan bahwa anak lelaki yang sudah ‘digarap’ oleh Gowok akan jadi lelaki yang jadi rebutan para wanita. Karena dianggap ‘jaminan mutu’ oleh para keluarga karena pengalamannya.
Untunglah tradisi ini juga sudah hilang. Terutama ketika agama sudah mulai menyebar di kalangan masyarakat.
Baca juga:
Kisah Kumari, Anak Perempuan yang Dianggap Dewi dan Tak Boleh Menapak Bumi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.