Kekurangan Magnesium Bisa Berbahaya, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

Jika hipomagnesemia dan penyebab yang mendasarinya dibiarkan atau tidak diobati, kadar magnesium yang sangat rendah bisa terjadi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Magnesium merupakan salah satu mineral penting yang paling melimpah di tubuh manusia. Ini terutama disimpan di dalam tulang. Sejumlah kecil magnesium bahkan beredar di dalam aliran darah. Itulah mengapa kadar magnesium rendah dalam tubuh atau hipomagnesemia perlu mendapat perhatian. 

Magnesium berperan dalam proses metabolisme dalam tubuh. Hal tersebut kemudian berdampak pada sejumlah proses tubuh yang sangat penting, termasuk metabolisme tulang, fungsi jantung, tekanan darah, serta metabolisme glukosa dan insulin. Kekurangan magnesium tentu dapat mengganggu metabolisme tersebut. 

Yuk, ketahui apa saja penyebab dan gejala Hipomagnesemia dalam penjelasan di bawah ini.

Penyebab Hipomagnesemia

Sumber: Pexels

Melansir dari Healthline, kadar magnesium yang rendah biasanya terjadi karena adanya penurunan penyerapan magnesium di usus atau peningkatan ekskresi magnesium dalam urine. Sebagai informasi, kadar magnesium yang rendah pada orang sehat jarang terjadi. Sebab, kadar magnesium sebagian besar dikendalikan oleh ginjal. 

Ginjal meningkatkan atau menurunkan ekskresi magnesium berdasarkan apa yang dibutuhkan tubuh. Asupan magnesium yang rendah secara berkepanjangan, kehilangan magnesium dari tubuh yang berlebihan, atau adanya penyakit kronis lainnya dapat menyebabkan hipomagnesemia.

Hipomagnesemia juga lebih sering terjadi pada orang yang dirawat di rumah sakit. Ini mungkin karena penyakit mereka, menjalani operasi tertentu, atau minum obat tertentu. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Faktor Risiko

Semenatara itu, kondisi yang meningkatkan risiko kekurangan magnesium termasuk: 

1. Usia Lanjut 

Sumber: Pexels

Penyerapan magnesium di usus cenderung menurun seiring dengan bertambahnya usia. Keluaran magnesium dalam urine cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Orang dengan usia yang lebih tua seringkali lebih sedikit mengonsumsi makanan kaya magnesium. Mereka juga lebih cenderung minum obat yang dapat memengaruhi magnesium, seperti diuretik. Faktor-faktor itulah yang dapat menyebabkan hipomagnesemia pada orang usia lanjut. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

2. Penyakit Gastrointestinal

Beberapa penyakit gastrointestinal seperti penyakit celiac, penyakit crohn, dan diare kronis dapat mengganggu penyerapan magnesium atau menyebabkan kehilangan magnesium. 

3. Diabetes Tipe 2 

Kadar glukosa darah yang lebih tinggi dapat menyebabkan ginjal mengeluarkan lebih banyak urine. Ini juga menyebabkan peningkatan kehilangan magnesium dalam tubuh. 

Baca juga: Tanda-tanda penyakit diabetes tipe 2 yang perlu Anda ketahui

4. Ketergantungan Alkohol 

Sumber: Pexels

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ketergantungan alkohol dapat menyebabkan: 

  • Berkurangnya asupan makanan yang mengandung magnesium 
  • Peningkatan frekuensi buang air kecil dan tinja berlemak 
  • Penyakit hati 
  • Muntah 
  • Gangguan ginjal 
  • Pankreatitis 

Semua kondisi tersebutlah yang berpotensi mengakibatkan hipomagnesemia. 

Baca juga: Bolehkah Minum Alkohol Setelah Vaksinasi? Ini Faktanya!

5. Penggunaan Diuretik 

Penggunaan diuretik terkadang dapat menyebabkan tubuh kehilangan elektrolit seperti kalium, kalsium, dan magnesium. 

Gejala Hipomagnesemia yang Harus Diwaspadai

Sumber: Unsplash

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Melansir dari Medicalnewstoday, orang dengan hipomagnesemia ringan mungkin tidak memiliki gejala. Namun beberapa gejala yang mungkin muncul adalah: 

  • Berkedut, terutama di otot-otot wajah 
  • Kelemahan atau kelelahan 
  • Mual dan muntah 
  • Perubahan kepribadian 
  • Sering bergetar atau tremor 
  • Refleks yang sangat menonjol 
  • Sembelit  

Sementara itu, kekurangan magnesium yang parah dapat menyebabkan:

  • Kontraksi otot 
  • Kejang 
  • Perubahan irama jantung 

Dalam penelitian tahun 2019, para peneliti mencatat bahwa kadar magnesium dalam darah yang rendah dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan fibrilasi atrium, gangguan yang menyebabkan bilik jantung bagian atas menjadi tidak terkoordinasi saat berdetak. 

Baca juga: Hati-hati! Kondisi Ini Bisa Sebabkan Stroke dan Gagal Jantung

Diagnosis Hipomagnesemia 

Sumber: Pexels

Dokter akan mendiagnosis hipomagnesemia berdasarkan pemeriksaan fisik, gejala, riwayat kesehatan, dan tes darah. Tingkat magnesium darah memang tidak dapat memberi tahu jumlah magnesium yang disimpan tubuh Anda di tulang dan jaringan otot. Namun masih dapat membantu untuk menunjukkan apakah Anda menderita hipomagnesemia. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dokter kemungkinan juga akan memeriksa kadar kalsium dan kalium dalam darah Anda. Kadar magnesium dalam darah yang normal adalah 1,8-2,2 mg/dL. Magnesium dalam darah di bawah 1,8 mg/dL dianggap rendah. Tingkat magnesium di bawah 1,25 mg/dL dianggap sebagai hipomagnesemia yang sangat parah. 

Cara Mengatasi Hipomagnesemia

1. Hipomagnesemia Ringan

Sumber: Pexels

Dilansir dari Healthline, hipomagnesemia dapat diatasi dengan pemberian suplemen magnesium oral dan peningkatan asupan makanan yang mengandung magnesium. 

Makanan-makanan tersebut di antaranya adalah bayam, kacang almond, kacang mede, sereal gandum utuh, susu kedelai, roti gandum, alpukat, pisang, ikan salmon, dan kentang panggang yang dimakan bersama kulitnya. 

Perawatan tersebut hanya bisa diberikan untuk seseorang yang mengalami hipomagnesemia ringan. Sementara untuk orang yang mengalami hipomagnesemia yang lebih parah membutuhkan perawatan yang berbeda.

Mengonsumsi makanan-makanan tersebut di atas juga dapat menjaga kadar magnesium dalam darah tetap normal dan mencegah terjadinya hipomagnesemia. Pastikan Anda memasukannya ke dalam pola makan sehari-hari.

2. Hipomagnesemia Berat

Sumber: Pexels

Melansir dari Medicalnewstoday, jika seseorang memiliki hipomagnesemia berat, dokter akan mengobatinya dengan memberikan magnesium dosis tinggi selama periode waktu tertentu. Misalnya jika seseorang mengalami kondisi ini di rumah sakit, dokter dapat memberikan 1-2 gram magnesium dalam 15 menit. Dokter hanya dapat melakukan ini untuk orang yang memiliki fungsi ginjal yang baik dan dalam kondisi yang stabil. 

Bila kadar magnesium seseorang terus menerus rendah, penyebab yang mendasarinya juga memerlukan perawatan. Misalnya, jika ginjal kehilangan terlalu banyak magnesium, dokter mungkin merekomendasikan amiloride, diuretik yang meningkatkan keluarnya urine sambil membatasi keluarnya kalium dan magnesium. 

Jika kekurangan magnesiumnya parah, dokter dapat merekomendasikan penyuntikan magnesium ke dalam otot atau vena. Pemantauan yang berkelanjutan dapat menentukan apakah pengobatan berhasil dan perawatan apa yang bisa dilakukan selanjutnya.

Melakukan pengobatan hipomagnesemia sangat penting. Sebab, kadar magnesium yang sangat rendah ini dapat menyebabkan kondisi jantung yang fatal. Namun, penting juga untuk tidak mendiagnosis dan mengobati kekurangan magnesium secara mandiri. 

Seseorang tidak boleh mengonsumsi suplemen magnesium, terutama dalam dosis tinggi, tanpa petunjuk dokter. Terlalu banyak nutrisi, termasuk magnesium bisa berbahaya dan menyebabkan ketidakseimbangan kadar nutrisi lainnya.

Berhubungan dengan Hipokalsemia dan Hipokalemia 

Sumber: Freepik

Seseorang dengan kadar magnesium yang sangat rendah mungkin juga mengalami kekurangan kalsium atau kekurangan kalium. Kekurangan kalsium disebut dengan hipokalsemia, sedangkan kekurangan kalium disebut hipokalemia. 

Magnesium membantu mengangkut ion kalsium dan kalium untuk masuk dan ke luar sel. Ini juga dapat berkontribusi pada penyerapan mineral penting tersebut. Inilah sebabnya mengapa kekurangan magnesium dapat menyebabkan kadar kalsium dan kalium yang rendah. 

Hanya mengobati kekurangan magnesium dapat memperburuk kondisi kekurangan kalsium karena magnesium mengikat kalsium. Dokter yang mencurigai terjadinya hipomagnesemia, biasanya juga akan menguji defisiensi lainnya. Hal tersebut memungkinkan mereka untuk mengobati hipomagnesemia, hipokalsemia, dan hipokalemia secara bersamaan.

Komplikasi Hipomagnesemia

Sumber: Pexels

Jika hipomagnesemia dan penyebab yang mendasarinya dibiarkan atau tidak diobati, kadar magnesium yang sangat rendah bisa terjadi. Hipomagnesemia berat dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti:

  • Kejang
  • Aritmia jantung
  • Vasospasme arteri koroner
  • Kematian mendadak

Inilah mengapa penting untuk mewaspadai setiap gejalanya. Semakin cepat hipomagnesemia didiagnosis dan mendapat pengobatan, maka akan semakin cepat pula hipomagnesemia dapat disembuhkan.

Nah, itulah informasi terkait hipomagnesemia yang perlu Parents ketahui. Kadar magnesium dalam tubuh seringkali diabaikan dan tidak dianggap penting. Padahal, magnesium memiliki peran yang besar dalam tubuh. Waspadai gejalanya dan segera mencari pertolongan dokter bila mencurigai telah mengalami kekurangan magnesium tersebut.

 

Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.

Referensi:

www.healthline.com/health/hypomagnesemia#symptoms

www.medicalnewstoday.com/articles/322191#outlook

Baca juga:

Agar tulang keluarga sehat, sajikan 7 makanan sumber magnesium ini!

15 Jenis Makanan yang Mengandung Magnesium untuk Ibu Hamil 4 Bulan

Tak hanya merawat fungsi otak, ini 10 manfaat penting mineral untuk tubuh