Di Jepang, ada sebuah masalah sosial yang sangat besar. Di mana anak-anak dan remaja takut pergi ke sekolah, dan memilih mengurung diri di rumah. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut Hikikomori Syndrome atau perilaku ekstrim menarik diri dari kehidupan sosial. Dan bisa mengakibatkan kondisi yang parah dalam kehidupan seseorang.
Kondisi Hikikomori Syndrome tidak hanya ditemukan pada diri anak-anak. Orang dewasa juga mengalaminya, terutama saat dia kehilangan orang terdekat, dia akan susah kembali ke kehidupan masyarakat setelah orang yang paling dekat dengannya meninggal dunia.
Seorang pria hidup bersama mayat ibunya selama berhari-hari
Baru-baru ini, polisi menangkap seorang pria setelah diketahui bahwa dia tidak melaporkan perihal kematian ibunya, melainkan malah hidup dengan mayat sang ibu di dalam rumah selama berminggu-minggu.
Pria berusia 49 tahun ini, menderita Hikikomori Syndrome, selama ini dia hidup bersama ibunya yang berusia 76 tahun. Menurut laporan media setempat, kasus ini terungkap ketika adik pria tersbeut mengunjunginya pada tanggal 4 November, dan menemukan jasad sang ibu yang sudah tak bernyawa.
Setelah dilakukan penyelidikan, polisi menyimpulkan bahwa sang ibu meninggal karena penyebab alami yakni sakit. Dan kondisi psikologis putranya tidak memungkinkan untuk melakukan pembunuhan. Di jasad sang ibu juga tidak ditemukan bekas luka apapun.
Awalnya, pria itu menemukan ibunya tidak sadarkan diri di lantai dapur. Karena tidak tahu apa yang harus dilakukan, dia membawa sang ibu ke kamar dan menempatkannya di ranjang.
Dalam pernyataan kepada polisi, pria itu mengatakan, “Aku tidak bisa melakukan apapun (setelah ibuku meninggal), jadi aku memutuskan untuk menunggu sampai adikku datang berkunjung.”
Mengenal Hikikomori Syndrome
Hikikomori Syndrome adalah masalah sosial yang parah di Jepang. Penderita akan membatasi dirinya hanya bergerak di dalam rumah. Dalam kasus yang benar-benar serius, penderita bahkan tidak akan keluar dari kamarnya sama sekali.
Orang yang mengalami kondisi ini usianya bervariasi, dari anak-anak hingga orang dewasa. Bahkan, perilaku menolak pergi ke sekolah pun bisa berkembang menjadi sindrom hikikomori. Orang dewasa yang menderita sindrom ini, bisa tinggal di kamarnya tanpa keluar sama sekali selama bertahun-tahun.Orangtua yang memiliki anak penderita sindrom hikikomori harus terus menerus mengurus anaknya, tak peduli umur anaknya sudah dewasa atau tua. Tekanan sosial bisa membuat seseorang akhirnya menarik diri dan berkembang menjadi penyakit ini.
Semoga ini bisa menjadi bahan pelajaran bagi kita, untuk selalu mengajak anak bermain bersama teman-temannya, dan tak membiarkan dia terus menerus bermain gadget sehingga kehidupan sosialnya berkurang.
Baca juga:
Tak Ingin Pisah, Pasangan ini Habiskan Waktu 16 Hari Bersama Jenazah Bayinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.