TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Hemophobia: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

Bacaan 4 menit
Hemophobia: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

Parents kerap pusing, atau bahkan takut saat melihat darah? Bisa jadi ini menjadi salah satu gejala hemophobia.

Memiliki rasa takut tentu saja sangat wajar. Namun dalam kondisi tertentu, perasaan ini memang bisa berubah sehingga merasa takut secara berlebihan hingga menggangu kehiduopan. Dalam istilah media juga dikenal dengan istilah fobia. Salah satunya hemophobia. 

Apa yang dimaksud dengan hemophobia? Hemophobia merupakan kondisi di mana seseorang  yang mengalami rasa khawatir berlebihan dengan darah. Fobia darah ini bahkan membuat seseorang takut berlebihan saat melihat darah di tubuh sendirinya, termasuk darah yang dilihat dalam bentuk gambar atau video. Rasa takut ini membuat mereka menghindari hal apapun yang berdekatan dengan darah termasuk berkunjung ke dokter.

Gejala Hemophobia

hemophobia

Orang dengan hemophobia umumnya mengalami gejala tertentu saat melihat darah. Namun pada sebagian orang, hanya mendengar atau membayangkan darah di dalam pikiran saja sudah membuatnya merasa takut dan cemas (disebut kecemasan antisipatorik/anticipatory anxiety).

Gejala yang muncul akibat hemophobia antara lain:

  • Mual dan muntah.
  • Sulit bernapas.
  • Nyeri dada.
  • Pusing.
  • Jantung berdetak cepat.
  • Rasa tidak enak di perut.
  • Tubuh berkeringat, gemetar, dan lemas.

Secara emosional, fobia darah dapat menimbulkan rasa cemas dan panik berlebihan yang membuat penderitanya tidak dapat mengendalikan diri, kebingungan, hingga hilang kesadaran (pingsan).

Bila rasa takut yang dialami mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera ke dokter untuk mendapatkan bantuan untuk menangani fobia yang dialami.

Penyebab Hemophobia

hemophobia

Pada dasarnya, fobia bisa disebabkan karena berbagai macam faktor. Namun, seringkali muncul akibat trauma di masa kanak-kanak atau remaja, namun dapat juga berkembang saat mendengarkan pengalaman buruk orang lain dengan darah. Seseorang lebih berisiko mengalami fobia bila:

  • Ada riwayat keluarga dengan hemophobia.
  • Memiliki gangguan psikologis atau fobia jenis lain.
  • Trauma yang berkaitan dengan darah.

Diagnosis Hemophobia

Untuk mendiagnosis hemophobia, biasanya dokter akan menanyakan gejala yang muncul saat seseorang melihat darah dan berapa lama sudah mengalaminya.

hemophobia

Oleh karena hemophobia dikategorikan sebagai fobia spesifik dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), maka diagnosis harus memenuhi tujuh kriteria berikut:

  • Orang dengan hemophobia menyadari ketakutannya terhadap darah.
  • Ketakutan berlebih dan terus-menerus saat melihat dan membayangkan darah.
  • Muncul rasa cemas yang intens hingga serangan panik saat melihat darah.
  • Ketakutan terhadap darah bertahan setidaknya selama enam bulan.
  • Menghindari darah atau hal apapun yang berkaitan dengan darah.
  • Rasa takut mulai mengganggu kehidupan sehari-hari.
  • Rasa takut akan darah tidak dapat dijelaskan dengan gangguan psikologis lain. 

Tidak semua orang dengan fobia darah terdiagnosis. Banyak orang dengan fobia darah sudah menyadari bahwa mereka memiliki fobia dan memilih untuk menjalani hidup mereka tanpa terdiagnosis. Biasanya, mereka akan berusaha keras untuk menghindari darah atau situasi yang melibatkan darah. Secara medis, hal ini tidak disarankan karena justru dapat memperburuk fobia yang dimiliki.

Cara Mengobati Hemophobia

Kebanyakan kasus fobia dapat diobati dan disembuhkan dengan penanganan yang tepat, yang disesuaikan dengan pemicu dan penyebabnya. 

Secara umum, berikut adalah pilihan pengobatan untuk mengatasi hemophobia:

  • Teknik relaksasi

Hemophobia: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

 

Teknik relaksasi merupakan jenis psikoterapi yang menitikberatkan pada latihan pernapasan, meditasi, atau yoga untuk mengatasi stres, cemas, dan gejala lain yang muncul saat seseorang melihat darah.

  • Teknik visualisasi

Teknik visualisasi merupakan jenis psikoterapi untuk melatih seseorang memvisualisasikan bagaimana mereka bisa berhasil mengatasi situasi yang memicu kecemasan seperti saat melihat atau sekadar membayangkan darah.

  • Terapi perilaku (cognitive behavioral therapy/CBT)

Ini merupakan jenis terapi konseling untuk membantu seseorang mengidentifikasi rasa takut dan perilaku yang dapat memperburuk fobia darah. Melalui CBT, seseorang juga akan diajari cara mengatasi fobia sehingga gejala yang muncul tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.

  • Teknik paparan (terapi desensitisasi)

Teknik paparan merupakan jenis terapi yang melibatkan objek penyebab rasa takut, yakni darah. Terapi baru dilakukan saat seseorang mulai menunjukkan perbaikan gejala saat melihat darah. Hal ini dikarenakan pada sesi terapi, seseorang akan diminta untuk melihat darah melalui gambar atau video, dan dinilai bagaimana respon rasa cemas atau takut yang timbul.

  • Obat-obatan

Hemophobia: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi

 

Obat-obatan jarang diberikan kecuali pada hemophobia dengan gejala berat. Obat diberikan untuk membantu mengatasi rasa cemas berlebihan yang muncul saat melihat darah sehingga dapat lebih tenang dan fokus menjalani pengobatan lainnya. Jenis obat yang umumnya diberikan adalah obat penenang dan antidepresan. Obat-obatan ini hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.

  • Mencari dukungan komunitas (support group)

Selain dengan pengobatan yang sudah disebutkan, bergabung ke dalam kelompok komunitas dengan kondisi serupa sangat diperlukan. Di dalam komunitas yang sama, seseorang dapat saling berbagi cerita, termasuk cara menghadapi dan mengatasi fobia.

Cerita mitra kami
Mengenal light table untuk anak dan 5 kegiatan yang bisa dimainkan di atasnya
Mengenal light table untuk anak dan 5 kegiatan yang bisa dimainkan di atasnya
Penuhi Semua Kebutuhan Perempuan di Tokopedia Cantik Fest! Lengkap dan Banyak Kejutan Promo!
Penuhi Semua Kebutuhan Perempuan di Tokopedia Cantik Fest! Lengkap dan Banyak Kejutan Promo!
Bantu si Kecil Wujudkan Mimpi, Ini 5 Cara Mudah Mengajarkan Anak Menabung di Tabungan BRI Junio
Bantu si Kecil Wujudkan Mimpi, Ini 5 Cara Mudah Mengajarkan Anak Menabung di Tabungan BRI Junio
Energi dan Kalori yang Dibutuhkan Anak Sesuai Usia, Jenis Kelamin, dan Tingkat Aktivitas
Energi dan Kalori yang Dibutuhkan Anak Sesuai Usia, Jenis Kelamin, dan Tingkat Aktivitas

Pada dasarnya, jangan pernah remehkan bila Anda memiliki fobia tertentu. Hemophobia maupun fobia spesifik lainnya dapat berdampak serius pada kualitas hidup Anda. Akui, sadari, dan atasi dengan mencari bantuan medis yang terpercaya. Kunjungi dokter atau psikolog untuk membantu Anda menemukan pemicu dan cara menangani fobia dengan tepat.

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Adisty Titania

  • Halaman Depan
  • /
  • TAPpedia
  • /
  • Hemophobia: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi
Bagikan:
  • 5 Fakta Hormon Kortisol, Hormon Stres yang Memengaruhi Kenaikan Berat Badan

    5 Fakta Hormon Kortisol, Hormon Stres yang Memengaruhi Kenaikan Berat Badan

  • Waspada 8 Ciri Asidosis, Tingginya Kadar Asam di Darah yang Picu Gangguan Organ

    Waspada 8 Ciri Asidosis, Tingginya Kadar Asam di Darah yang Picu Gangguan Organ

  • Obat Ambroxol: Manfaat, Dosis untuk Anak, dan Efek Samping

    Obat Ambroxol: Manfaat, Dosis untuk Anak, dan Efek Samping

  • 5 Fakta Hormon Kortisol, Hormon Stres yang Memengaruhi Kenaikan Berat Badan

    5 Fakta Hormon Kortisol, Hormon Stres yang Memengaruhi Kenaikan Berat Badan

  • Waspada 8 Ciri Asidosis, Tingginya Kadar Asam di Darah yang Picu Gangguan Organ

    Waspada 8 Ciri Asidosis, Tingginya Kadar Asam di Darah yang Picu Gangguan Organ

  • Obat Ambroxol: Manfaat, Dosis untuk Anak, dan Efek Samping

    Obat Ambroxol: Manfaat, Dosis untuk Anak, dan Efek Samping

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti