“Dok, saya sudah menjadi single parent selama dua tahun. Sampai saat ini saya memang belum menikah kembali. Namun, bagaimana jika hasrat seksual single parent muncul dan timbul keinginan untuk berhubungan intim? Apa yang perlu saya lakukan?”
Pertanyaan di atas muncul pada saat sesi Youtube Live yang dilangsungkan Komunitas Single Mom Indonesia dengan dr. Santi Yuliani, MSc.,Sp.KJ yang dilangsungkan beberapa waktu lalu.
Di awal sesi tersebut, dr Santi Yuliani, MSc.,Sp.KJ, menggarisbawahi bahwa menjadi single parent bukanlah hal yang memalukan. Semua lapisan masyarakat pun perlu menyadari untuk menghentikan segala stigma negatif yang kerap menempel pada single parent.
Beragam diskusi pun mengalir, tak hanya terkait bagaimana seorang single parent perlu berdaya dan mencintai dirinya sendiri, pun pentingnya memenuhi kebutuhan lainnya seperti hasrat seksual.
Artikel Terkait: Keren! Ini 10 Kelebihan dari Sosok Single Parent Menurut Psikolog
Dalam hal ini dr Santi Yuliani, MSc.,Sp.KJ, menegaskan adalah wajar jika keinginan ini timbul. Ia pun memaparkan bahwa pada prinsipnya, semua orang memiliki libido yang bisa naik turun. Baik pada perempuan ataupun laki-laki, libido tersebut akan terbentuk terus menerus.
Sebabnya, tentu saja berhubungan dengan proses hormon di dalam tubuh manusia yang kemudian memunculkan gairah seksual.
“Umumnya, sexual drive ini akan muncul dua kali dalam seminggu. Pertanyaannya, bagaimana kalau single parent namum hasrat seksual tersebut kemudian timbul?
Jika terjadi, artinya kebutuhan untuk orgasme memang perlu untuk dipenuhi. Faktanya, mencapai orgasme itu diperlukan oleh tubuh kita karena di dalam pencapaiannya akan dirilis yang namanya hormon odorphine, dan hormon oksitosin. Kedua hormon ini memang dibutuhkan oleh tubuh kita karena memunculkan perasaan bahagia,” paparnya panjang lebar.
Artikel Terkait: 5 Kebiasaan saat Bercinta yang Berbahaya untuk Miss V, Jangan Lakukan Bun!
Hasrat Seksual Single Parent Muncul, Harus Bagaimana?
dr Santi Yuliani, MSc.,Sp.KJ, melanjutkan bahwa dirinya kerap mendapat pertanyaan dari pasien yang memiliki status single parent.
“Saya selalu mengingatkan, menyarankan dan mengatakan kalau orgasme itu sebenarnya bisa didapatkan dengan dua cara. Satu, lewat orgasme vaginal dan orgasme klitoris. Jadi, pada saat single parent tidak memiliki pasangan sebenarnya tetap bisa menyalurkan hasrat seksualnya dengan cara mendapatkan orgasme secara klitoris.
Saya di sini menjelaskan dari sisi medis, bukan dari kacamata yang lain, ya. Saya selalu mengingatkan pada teman-teman ataupun pasien saya bahwa untuk mencapai orgasme memang tidak selalu dan harus dengan punya pasangan. Ini juga bukan masalah porno atau vulgar, tapi justru dari perlu dilihat dari sisi kesehatan. Hal seperti ini sudah selayaknya dipahami dan tidak perlu dianggap tabu. Bahkan pendidikan seks perlu ditanamkan pada anak-anak, tentu disesuaikan dengan tumbuh kembang dan perkembangan kognitif anak.”
Ia melanjutkan, “Kita, masyarakat harus dilatih untuk membicarakan soal kehidupan seksual ini secara lugas. Bukan lagi membuatnya seakan-akan hal yang tabu, padahal semua manusia itu sebenarnya butuh.”
dr Santi Yuliani, MSc.,Sp.KJ, juga tidak memungkiri bahwa hasrat seksual single parent akan selalu ada. Keinginan untuk melakukan hubungan intim memang akan muncul dan dirasakan oleh single parent, baik perempuan atau pun laki-laki.
Bahkan ia bercerita saat praktik, ada pasien saya yang single parent dan mengungkapkan perasaannya.
“Jadi ada pasien saya yang bilang, ‘Dok, kalau uang itu kan bisa dicari, sementara bagimana dengan kebutuhan seksual saya, sementara saya tidak punya pasangan’. Saya pun menegaskan kalau memang pasangannya belum ada, ya, jangan dipaksakan, jangan sampai pada akhirnya jadi sembarangan untuk memenuhi kebutuhan hasrat seksual ini. But, it’s normal,” paparnya.
Alat Bantu Seks untuk Penuhi Hasrat Seksual?
Tak hanya itu, dr. Santi juga mengatakan, untuk memenuhi hasrat seksual single parent, ada pilihan lain yang bisa dimanfaatkan. Menggunakan alat bantu seks.
Namun, memang tidak sedikit kekhawatiran yang muncul akibat menggunakan alat bantu seks. Menjadi candu atau lebih puas ketika melakukan dengan pasangannya.
Dalam hal ini, dr. Santi menjelaskan kaitannya, “Kalau menggunakan alat bantu semua kendali itu ada di kita. Terkadang, yang membuat atau memunculkan rasa tidak puas dikarenakan kita tidak bisa mengendalikan pasangan. Bukan salah alat bantunya, sehingga bikin kita kemudian jadi merasa tidak puas. Ini hal yang cukup biasa saya bicarakan dengan pasien saya.”
Artikel Terkait: 7 Cara cepat mencapai puncak kenikmatan bersama pasangan
Oleh karena itu, hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan saat kita menggunakan alat bantu adalah bagaimana cara mengontrolnya.
“Perlu diingat dan dipertimbangkan pada saat melakukan hubungan intim dengan pasangan, maka kita tidak bisa mengontrol pasangan kira. Baik dari movement, durasi. sementara kalau menggunakan alat bantu, semua kontrol ada di tangan kita sendiri. Sementara kalau dengan pasangan kita kan tidak bisa menentukan,” jelas dr.Santi.
Hal inilah yang kadang-kadang memunculkan pendapat bahwa melakukan aktivitas seks dengan alat bantu pada akhirnya bikin ketagihan, bisa memimbulkan ketidakpuasan dengan pasangan sendiri. Ini sebenarnya tidak tepat. Pasalnya, jika memang pasangan tetap bisa memberikan kepuasan, ya, tentu akan tetap bisa mendapatkan orgasme.
Bagaimana dengan efek buruk lain yang bisa muncul?
“Efek buruk seperti apa? Organ terluka? Membuat Lecet? Atau bikin nyeri. Ini sebenarnya tergantung dengan proses stimulasi. Stimulasi itu kan ada aturannya juga sehingga tidak sampai menimbullkan masalah. Oleh karena itu perlu kondisi yang sudah terlubrikasi dengan baik, jangan saat kering kemudian dipaksakan,” pungkas dr. Santi.
Terakhir dr. Santi mengatakan, tak perlu khawatir jika hasrat seksual single parent muncul. Sebab, hal ini memang wajar untuk dirasakan.
Itulah ulasan mengenai hasrat seksual single parent menurut pandangan dokter yang ternyata memang normal dan wajar. Jadi bagi Anda yang berstatus orangtua tunggal, jangan pernah merasa malu jika mengalaminya.
Baca juga:
10 Panduan Kamasutra untuk Bunda agar Sesi Bercinta makin Bergairah!
Penelitian: Terungkap! Seks menguatkan daya ingat seorang perempuan