Sambut Hari Tani Nasional, Ini Kisah 3 Petani Milenial Beromzet Fantastis!

Pertanian merupakan sektor yang sangat menjanjikan. Bertepatan dengan Hari Tani Nasional, simak kisah para petani muda berikut ini.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebagai negara agraris, sudah seharusnya pertanian menjadi salah satu sektor primadona yang di kembangkan di Indonesia. Dalam rangka peringatan Hari Tani Nasional, yuk, lihat lebih dekat kisah para petani milenial beromzet fantastis.

Parents, apa sih yang Anda bayangkan ketika mendengar kata bertani atau petani? Mungkin sebagian kita memvisualkannya dengan sawah nan luas dan bapak-bapak paruh baya dengan topi jerami? Gambaran yang sangat sinetron dan FTV sekali, ya.

Di dunia nyata, sektor pertanian jelas tidak sesempit itu. Bertani tentu bukan cuma menanam padi, karena setiap daerah punya karakteristik produk pertanian yang berbeda-beda. Mulai dari sayuran, buah-buahan, teh, kopi, dan masih banyak lagi.

Pertanian merupakan sektor yang sangat menjanjikan bila digarap dengan serius. Beberapa tokoh muda berikut ini terbilang sukses menjajalnya dan meraup untung berlipat.

Hari Tani Nasional, Ini 3 Generasi Muda Berpenghasilan Fantastis Lewat Bertani

Sandi Octa Susila, dari Kebun ke Media Sosial, Raup Omzet Rp 800 Juta

Sandi Octa Susila. Foto: Media Indonesia

Laki-laki berusia 27 tahun ini merupakan alumni Institut Pertanian Bogor (IPB). Kesuksesan Sandi dalam pertanian bermula saat ia kembali ke Kampung halamannya di Desa Tegallega, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur.

“Ketertarikan saya pada pertanian tumbuh karena saya menemukan permasalahan petani bukan hanya produksi tetapi juga pemasaran. Maka saya coba kembangkan pertanian ini dalam skala modern market, bukan lagi traditional market,” kata Sandi seperti dilansir dari Bisnis.com.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sandi  akhirnya terpikir untuk mengunggah kerja para petani beserta produk yang mereka hasilkan melalui media sosial. Ia pun masuk ke platform e-commerce dan business to business untuk memasarkan produk pertanian dari kampung halamannya.

Tak disangka, konsumen menyambut baik produk yang ditawarkan Sandi. Keuntungan dari penjualan online pun semakin menambah tingkat kepercayaan para petani di Cianjur.

Kini Sandi juga berencana memanfaatkan teknologi robotik untuk meningkatkan efisiensi. Sandi akan meluncurkan Smart Farming berbasis internet of think, yang akan mengatur secara otomatis alur masuk hingga keluar sayur mayur.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Berkebun Bukan Hanya Menyehatkan, Tapi Juga Menguntungkan

Petani Milenial Melon Asal Madura, Omzet Hingga Ratusan Juta

Laki-laki bernama Mahfudz ini terbilang masih muda, usianya baru 26 tahun. Petani milenial asal Kabupaten Sampang, Madura ini memang cakap membaca peluang pasar.

Melansir wartatani.com, budidaya melon yang dilakukan Mahfudz sejak tahun 2016 ini, memang sudah memiliki pasar yang cukup baik. Kota-kota besar seperti Surabaya, Malang dan Jakarta sudah dijajakinya.

Mahufdz. Foto: bppsdmp.pertanian.go.id

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Meskipun sudah mendapatkan hasil yang cukup besar dari berjualan produk buah segar, Mahfudz masih belum mau berpuas diri. Ia pun berinovasi mengolah melon menjadi produk pascapanen bernilai tinggi. Produk olahan dipasarkan dengan brand “Napote Fruit” berupa dodol, sirup, selai dan jus melon berkualitas ekspor.

Hari Tani Nasional: Petani Asal Garut, Raup Miliaran Rupiah dari Kentang

Melansir GenPI.co, petani sekaligus pengusaha muda asal Garut, Muhammad Khudori  sukses menjadi salah satu penangkar kentang Indonesia. 

Pada tahun 2010, Khudori mendirikan perusahaan yang bernama PT. Horti Agro Makro atau disingkat HAM. Perusahaan tersebut menghasilkan varietas benih sampai dengan produk olahan kentang.

Muhammad Khudori. Foto: Berita Raya Online

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Tak cukup sampai di situ, HAM juga menjadi pusat pelatihan bagi para petani. Menurut Khudori, tujuan utama perusahaan yang ia dirikan ialah untuk pengembangan industri benih, perkebunan kentang, kemitraan kebun kentang, sampai pengolahan hasil melalui pabrik kentang.

Artikel terkait: 9 Perlengkapan Hidroponik Terbaik, Cocok untuk Berkebun dengan Lahan Minim

Sekilas Tentang Sejarah Hari Tani Nasional

Hari Tani Nasional merupakan bentuk peringatan dalam mengenang sejarah perjuangan kaum petani. Hari Tani Nasional diperingati setiap tanggal 24 September sekaligus memperingati ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA 1960).

Sebelum bangsa kita punya produk hukum yang khusus mengatur pertanian, geliat pertanian di masa lampau banyak dipengaruhi oleh kolonial Belanda. Jauh sebelum kemerdekaan, masyarakat petani pernah merasakan kejamnya era tanam paksa. Masa ini merupakan masa yang suram, di mana petani dieksploitasi oleh pemerintahan Hindia Belanda.

Setelah era tanam paksa, lahir pula hukum agraria kolonial yang menciptakan kemelaratan, kemiskinan, keterbelakangan dan penindasan. Butuh perjalanan panjang bagi bangsa kita untuk terbebas dari cengkraman penjajah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kini, setelah kemerdekaan dan dengan perkembangan teknologi, pertanian sangat mungkin dikembangkan menjadi lebih baik lagi.

Baca juga:

Penulis

Titin Hatma